Tuesday, July 27, 2010

Penduduk Kabupaten Batang Hari

Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan, tetapi bila jumlah penduduk yang besar ini tidak ditingkatkan kualitasnya justru bisa berbalik menjadi beban pembangunan, karena itu fenomena kependudukan ini harus dicermati sehingga bisa dimanfaatkan secara optimal.

Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Maro Sebo Ulu, masing-masing sebesar 3,02 persen dan 2,82 persen. Tingginya pertumbuhan dikedua daerah tersebut selain disebabkan oleh pertumbuhan alamiah juga disebabkan karena berkembangnya transmigrasi. Kecamatan Muara Bulian mengalami penurunan dikarenakan adanya pemekaran wilayah kecamatan menjadi Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Maro Sebo Ilir.



Statistik Penduduk Kabupaten Batang Hari
s/d Tahun 2004 Kecamatan Jumlah Penduduk
Maro Sebo Ulu 25.305
Mersam 24.987
Batin XXIV 21.329
Muara Tembesi 22.435
Pemayung 26.191
Maro Sebo Ilir 12.082
Bajubang 29.805
Muara Bulian 48.427
Total 210.561




Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata, secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau kecamatan tingkatnya relatif berimbang, tetapi bila dilihat tingkat kepadatannya terlihat perbedaan yang sangat mencolok.

Pada tahun 2004, Kecamatan Muara Bulian merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tertinggi di Kabupaten Batang Hari yaitu 100 jiwa per Km2. Kondisi tersebut dikarenakan Muara Bulian merupakan ibukota kabupaten dan sekaligus pusat pemerintahan. Kecamatan Muara Tembesi mencatat tingkat kepadatan yang tertinggi kedua setelah Muara Bulian, yaitu mencapai 66 jiwa per Km2. Sementara Kecamatan Maro Sebo Ulu merupakan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu dengan tingkat kepadatan 22 jiwa per Km2.

Dilihat dari persebarannya, Kecamatan Muara Bulian pada tahun 2004 merupakan wilayah dengan persentase penyebaran terbesar yakni 22,99 persen disusul Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Pemayung, masing-masing 14,15 persen dan 12,43 persen.

2 Hari, Puluhan Truk Tertahan





Akibat Jalan Lingkar Selatan Rusak Berat








Puluhan unit mobil truk pengangkut batubara yang berniat menuju Pelabuhan Talangduku, sudah dua hari ini tertahan sepanjang 1 kilometer di Simpang Pal 10 tepat di depan kantor Polsek Kota Baru, kemarin (21/7).



Truk-truk itu parkir di bahu jalan mulai Simpang Pal 10 hingga beberapa ratus meter ke arah Jalan Lingkar Selatan. Parahnya lagi, pada Selasa (20/7) lalu, tiga unit mobil pengangkut batubara itu terjungkal di kawasan tersebut. Akibat tertahannya truk-truk bertonase tinggi itu, lalu lintas sekitar lokasi macet total.

Tertahannya mobil tersebut mencuri perhatian Kapoltabes, Plt Sekda dan Kadishub Kota Jambi serta anggota DPRD Provinsi Jambi. Rombongan pemerintah daerah Kota Jambi itu langsung meninjau lokasi, kemarin (21/7). Tapi sayang, pihak Dishub Provinsi Jambi yang bertanggungjawab atas kondisi Jalan Lingkar Selatan dan Dinas PU Provinsi yang mengatur lalu lintas mobil bertonase tinggi, kemarin tak ikut serta turun ke lokasi.

Buyung, salah seorang sopir truk yang mengangkut batubara dari Muara Bungo mengatakan, dirinya tidak berani melewati Jalan Lingkar Selatan karena jalannya hancur. “Tidak bisa lewat, kalau dipaksakan, mobil bisa jatuh,” katanya. “Apalagi ada tiga mobil truk terbalik di sana, tambah kami tak bisa lewat,” timpal Buyung, ditemui sedang istirahat di tepi jalan, kawasan Pal 10 Kotabaru Jambi, kemarin (21/7).

Adakah jalan alternatif bagi mereka? Buyung mengaku ada. Yakni lewat jalan di dalam kota. Tapi tak ada yang membolehkan tindakan itu. “Takut nanti jalan kota jadi hancur,” jelasnya.

Dia mengaku terpaksa menunggu sampai kondisi jalan benar-benar bisa dilewati truk. Sudah dua hari dia bersama sopir truk lainnya menunggu jalan benar-benar dapat dilewati. Kalau dibolehkan Dishub Kota Jambi, para sopir siap saja melalui jalan dalam kota walau untuk sementara waktu.

Budi, sopir truk pengangkut batubara milik PT Gumarang Jaya mengaku, dirinya tidak berani menempuh Jalan Lingkar Selatan karena lubang-lubang jalan tidak bisa lagi ditembus. Menurutnya, jika mobil terbalik, maka biaya evakuasi adalah tanggungjawab sopir. Apalagi jika batubara tumpah dan tonasenya berkurang, maka sopir lah yang harus mengganti. “Biaya evakuasi Rp 6 juta, perusahaan tidak mau tahu. Kita tidak mau ambil risiko itu,” jelasnya.

Pernahkah mencoba melalui jalan dalam kota? Budi mengaku pernah. Satu kali, katanya, dia terpaksa ke Pelabuhan Talangduku lewat jalan kota. Sewaktu itu, dia dikawal oleh oknum polisi. “Kasih duit Rp 2-30 ribu. Kalau sekarang ndak boleh lagi, Poltabes lah turun,” ujarnya, pelan.

Menurut Budi, sekitar 50 mobil truk milik perusahaannya dalam sepekan mengangkut batubara dari Muara Bungo menuju Pelabuhan Talangduku. Tak hanya perusahaannya saja, ada tiga perusahaan lain yang mengangkut batubara dari Muara Bungo. Seperti PT Karindo, PT Tegas Guna Mandiri dan PT BBI.

Dia berharap pihak terkait bisa segera memperbaiki jalan yang rusak tersebut, “sekarang kami hanya bisa menunggu informasi apakah sudah bisa lewat atau tidak,” katanya.

Asril, anggota DPRD Provinsi Jambi Dapil Kota Jambi saat di lokasi mengatakan, Dinas PU Provinsi Jambi harus mengambil tindakan terhadap kerusakan Jalan Lingkar Selatan agar mobil truk tidak menumpuk. “Harus ditimbun hari ini juga, mobil yang terbalik dievakuasi. Tadi saya sudah telepon komisi III minta Dinas PU atasi jalan,” katanya.

Di mengakui Dinas PU Provinsi selama ini tidak serius memperbaiki jalan provinsi. Padahal perbaikan jalan sudah dianggarkan dalam APBD Provinsi Jambi tahun 2010. “Polda, Poltabes turun, kita (Dishub Provinsi) dak turun, ndak enak jadinya,” timpalnya.

Sementara itu, Kadishub Kota Jambi Alamina Pinem yang juga di lokasi menegaskan, mobil bertonase tinggi pengangkut batubara dan CPO dilarang masuk Kota. “Itu sudah kesepakatan wali kota, Sat Lantas Poltabes dan Dishub Kota,” tegasnya.

Untuk mengamankan agar truk tidak melalui jalan dalam kota, Dishub bekerjasama dengan Poltabes menjaga tiga titik jalan di tepi kota, seperti Pal 10 dan Simpang Rimbo.

Menurutnya, Dishub Kota tidak berhak mengatur lalu lintas truk bertonase tinggi di Jalan Lingkar Selatan. Hal itu adalah kewenangan Dishub Provinsi Jambi. Truk yang kapasitasnya berlebih adalah tanggungjawab Dishub Provinsi. “Tidak tanggungjawab Dishub Kota, yang punya kewenangan jembatan timbang, Dishub Provinsi. Tapi mereka tutup mata,” cetusnya.

Sekda Kota Jambi sudah menghubungi Dinas PU Provinsi agar jalan yang rusak segera ditimbun karena menyebabkan kemacetan. “Tapi sampai sekarang belum ada respon,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Dishub Provinsi Jambi Erwan Malik, belum bisa dikonfirmasi. Dihubungi berkali-kali via ponsel, dia (Erwan Malik, red) tak menyahut.(*)

Satu Tuhan Satu Pemimpin Satu Pemerintahan dan Satu Perkampungan Global

Satu Tuhan Satu Pemimpin Satu Pemerintahan dan Satu Perkampungan Global
Bagika
08 Juli 2010
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [4:59]

Sebelum masyarakat bumi abad ini mencita-citakan era globalisasi sebagai landasan hidup bermasyarakat, ternyata Al Qur’an menjelaskan bahwa Allah lebih dulu telah menyarankan konsep tersebut, bahkan sudah pula direalisasikan jauh sebelum masyarakat bumi hari ini.
Mengutus utusanNya adalah cara Allah untuk merealisasikan konsep tersebut, diawali di masa para malaikat Allah meminta Ajazil agar memimpin seluruh malaikat untuk beribadah kepadaNya. Sekian lama kegiatan itu berlangsung kemudian Allah menciptakan seorang manusia yang dinamai Adam, untuk kembali memimpin seluruh masyarakat malaikat, termasuk Ajazil pemimpin para malaikat yang sebelumnya.
Disinilah pertama sekali Allah menciptakan nalar politik, melalui ketakutan Ajazil jatuh dari tampuk kepemimpinan. Disini juga pertama sekali kegiatan unjukrasa dilakukan, berdasarkan ketakutannya Ajazil mempropokasi masyarakat malaikat untuk melakukan aksi protes kepada Allah, dengan staeckman, meragukan penciptaan manusia (Adam) karena dianggap akan menimbulkan masalah besar dalam bentuk pertumpahan darah.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." [2:30]

Dengan kebijaksanaan Allah menerima aksi mereka dan menanggapi staecman itu dengan syarat, meminta para malikat agar menjelaskan tentang nama-nama. Karena para malaikat tidak dapat melakukannya Allah pun meminta manusia (Adam) untuk menjelaskannya. Dengan ijin Allah dihadapan masyarakat malaikat Adam menjelasan dengan terang nama-nama itu, kemudian Allah meminta masyarakat malaikat agar mengikuti dan mematuhi Adam sebagai pemimpin baru.
Ajazil yang membuktikan kekalahnnya menjadi bersikap aneh, ia menyombongkan diri takabur dengan tidak mematuhi perintah Allah, beliau tak mau mengikuti manusia (Adam), sebab itu ia berganti nama menjadi Iblis dan terusir menjadi golongan lain.

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” [2:31]

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [2:32]

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” [2:33]

Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. [2:34]

Kisah diatas menunjukan bahwa selain sebagai pemilik konsep Allah juga memiliki skenario yang akan dan telah berlansung hingga artikel ini muncul. Penciptaan Adam sebagai pemimpin adalah awal dimana Allah menjadikan Iblis sebagai lawan main bagi Adam untuk merealisasikan konsep tersebut dimuka bumi.
Pengusiran Adam dari surga kebumi merupakan pemutlakan penuh kepada Adam atas tugas mewujudkan konsep globalisasi ketuhanan sebagai landasan menata masyarakat bumi. Sebagai tandingan yang baik Iblis dengan berbagai strategi dan propagandanya senantiasa meyertai, berupaya menggagalkan Adam dalam mewujudkan masyarakat agar terkordinasi kedalam konsep globalisasi ketuhanan.

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." [2:36]

Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". [2:38]

Misi Iblis untuk menggagalkan konsep globalisasi ketuhanan itu tidak berakhir ketika posisi Adam digantikan oleh Nuh atau penerusnya. Dalam kompetisinya konsep ini selalu mencapai kemenangan, begitu pun fungsi Iblis tidak pernah mengalami masa statis. Berpindahnya wewenang pelaksanaan konsep ketuhanan ini selalu disesuaikan dengan kondisi dan situasi masa, dimana jarak waktu antara Adam dengan Nuh berselang transisi yang cukup panjang. Muatan dalam transisi panjang itu adalah beragam motif persoalan sosial yang berpotensi menggeser pandangan religiuistik dari bentuk originalnya, propanganda seperti ini biasanya dilakukan oleh kader-kader Iblis.
Akhirnya dapat dipahami bahwa tidak hanya Adam, tapi Iblis juga diberi kesempatan untuk melahirkan regenerasi untuk melaksanakan idiologinya. Sebab itu Nuh akan berhadapan dengan lawan mainnya, begitu pun Idris, Soleh, Zulkarnain, Yusuf, Ibrahim, Musa, serta banyak lagi utusan Allah yang tak dapat disebutkan hingga sampai kepada Isa dan Muhammad.
Program globalisasi yang digulirkan untuk masyarakat bumi abad ini belum dapat diketahui apakah kelanjutan dari utusan Allah ataukah lawan mainnya, karena tidak jelas siapa vigur utama yang memotorinya. Segala bangsa dan Negara termasuk Indonesia terkesan sangat proaktif atas keberhasilan program ini, akan tetapi informasi seputar tujuan serta sumber keberangkatannya tidak disertakan, sehingga program globalisasi tersebut seolah hanya sekedar bujuk rayu yang dipaksakan. Belum lagi ketika berbagai bangsa yang mendukung keras program tersebut tidak dapat menemukan materi solusi atas konflik klasik religiuistik abad ini, seperti pertikaian Israel dan Palestina.
Lain hal dengan globalisasi ketuhanan, tidak hanya tujuan atau sumber keberangakatan, tapi vigur utama pelaksananya mudah dikenali. Kitab Suci sebagai pedoman tata tertib pelaksanaannya pun sejak lama telah beredar, bahkan sebelum kita hadir dimuka bumi ini.
Setelah menelusuri nilai transparatifnya maka kelihatanlah beda motivasi dari kedua konsep tersebut, dan dapat pula mengenali originalitas otentik antar keduanya. Kemudian dengan bukti itu dapat diketahui bahwa satu diantaranya adalah rekomendasi dari musuh Adam.
Artinya konsep globalisasi yang digembar-gemborkan pada masyarakat bumi saat ini adalah propaganda atau produk palsu yang dikeluarkan Iblis untuk dilaksanakan oleh kader-kadernya. Selain bertujuan menggagalkan misi utusan Allah juga berupaya menguasai dunia dengan satu pemerintahan zolim tanpa mengantongi legalitas dari Allah.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. [4:58]

Baiknya bagi kita saat ini adalah berupaya mengenali konsep globalisasi yang sesungguhnya, yaitu globalisasi ketuhanan. Langkah awalnya adalah mencari siapa sosok vigur atau motor yang diutus Allah untuk melaksanakan konsep tersebut pada hari ini. Sebab dengan ijin Allah vigur yang dimaksud mengusai pedoman tata tertib pelaksanaan konsep tersebut (Kitab Suci), sebgaimana Adam yang mampu menjelaskan tentang nama-nama.

Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. [14:4]

Dengan begitu mutlak kita dapat tau dan memahami bahwa, berdasarkan ketetapan siapakah globalisasi itu harus diwujudkan, sipa pipinan pelaksananya, bagaimana bentuk pemerintahannya, dan bagaimana ending yang menjadi orientasinya. Salam.***

Celoteh di Balik Kiblat











Celoteh di Balik Kiblat






Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.[2:177]

Hasil kesepakatan para ahli dengan para pemuka mengenai lempengan bumi dan kiblat bukan suatu kerugian jika didengarkan, tidak juga merupakan keberuntungan kalau ada yang membantah atau pun menerimanya. Bukti pada mereka tidak berpotensi untuk melahirkan fakta seputar dosa dan pahala sebagai ganjaran bagi yang ikut atau tidak melaksanakannya. Lagipula kegiatan ritual (ibadah) yang mengharuskan arah wajah ke Ka’bah itu tidak dilaksanakan atas harapan mendapatkan surga atau takut pada neraka, akan tetapi kegitan ini adalah simbol ketakwaan, tidak bisa diraih dengan modal ilmu.
Mengutarakan argumen kesempurnaan ritual atas kesepakatan tersebut hanya dipandang sebagai upaya pembenaran keputusan pada publikasinya, sikap pemberitaan ini seolah tidak mengambil kesempatan berpikir pada kedalaman dampak yang berikut akan terjadi. Jika pada permukaan dampak terlihat keraguan lahir akibat kesimpangsiuran pemikiran, dan secara manusiawi dapat mengurangi kenyamanan dalam melaksanakan ritual, maka sesuatu yang fatal ada pada kedalamannya.
Bukan saja membuang masa, terciptanya refleksi jarak mengakibatkan publik semakin jauh dari hakikat makna ritual yang sesungguhnya, dimana wujud makna tersebut harus dijelamakan. Tidak ingin bermimpi agar hal dimaksud dapat disegerakan, sebab upaya mendekatkan publik kearah tersebut merupakan kerja keras yang telah dilakukan, walau pun para ahli dan pemuka selalu dengan beragam kesepakatan, terlepas sengaja atau tidak berusaha menghalangi agar terhindar dari puncak pencapaiannya. Kalimaksnya kelembutan arogansi pembodohan semakin terlindungi dari jangkauan pandangan awam, sehingga sentuhan nalar setiap individu publik tidak peka untuk merespon sinyal kebenaran yang telah diutarakan.

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.[3:96]

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.[3:97]


Sejarah panjang Ka’bah diawali oleh Ibrahim sebagai penadas batu pertama (azar aswad), mejadikan bangunan bersegi empat ini pusat peribatan bagi masyarakat Islam masa kini, hampir 1500 tahun kotak yang dibungkus kain hitam itu menjadi syarat menentukan arah wajah saat melakukan ritual, yang pelaksanaannya lima kali dalam sehari. Jika melihat pada kedalaman nilai historisnya Ka’bah tidak hanya menjadai pusat peribadatan bagi masyarakat Islam saja, bermacam nama agama sebelumnya pun telah lebih dulu menjadikan Ka’bah sebagai pusat peribatan.
Disini ada hal yang tidak layak untuk dilupakan, selain sebagai bukti risalah serta penghormatan besar pada pendahulu, setiap utusan Allah selalu menjadikan Ka’bah titik tumpu akhir sebagai wadah berkumpul umatnya. Tidak usah heran mengapa Muhammad pernah meminta orang-orang terdekatnya untuk memindahkan banyak patung dari dalam Ka’bah kecuali hanya beberapa saja. Isa putra Maryam pernah mengancam orang-orang yang menyalahgunakan Ka’bah menjadi pusat perdagangan (pasar), dengan mengatakan “aku akan menghancurkan Bait Allah dalam waktu tiga hari, jika mereka tidak berhenti dari kebiasaannya.” Begitu juga Musa, diakhir perjuangannya ia meminta seluruh umatnya agar merawat makam dan batu yang diletakan Ibrahim pertama kalinya.
Dari ketiga peristwa diatas dapat dipelajari bahwa setiap kali utusan Allah meninggalkan umatnya, pengertian serta pandangan akidah mereka selalu mengalami pergeseran, terlebih ketika menyikapi keberadaan Ka’bah. Begitulah manusia saat ini, setelah Muhammad mangkat banyak cabang ilmu bersekala religius telah menggeser pandangan akidah masyarakat Islam, dengan berlindung dibalik dialetika kekiblatan menjadikan Ka’bah sebagai berhala dan objek bisnis ritual. Kegiatan itu akhirnya berhasil membungkam komunikasi informatif seputar kepemimpinan yang dianjurkan dalam Kitab Suci (Al Qur’an).
Keselarasan tiga peristiwa diatas terhadap Al Qur’an kontras dapat dilihat, bahwa untuk menetapkan wajah seluruh umat manusia agar menghadap ke Ka’bah adalah keputusan Allah, yang disosialisasikan oleh utusanNya, selaku pemegang mandat kepemimpinan. Pernyataan ini akan dianggap miring ketika piramida paham serta pandangan religius kekinian dibangun dengan radiasi kultural, kemudian endapan dari konsumsifitasnya bertitik pada penolakan terhadap kehadiran utusan Allah. Dalam bentuk relativitas peristiwa ini selalu akan mengalami masa pengulangan, sejak zaman Adam hingga kemasa Muhammad.
Dengan pengolahan emosional yang baik nalar kita harusnya bertanya, adakah sosok pemimpin bagi seluruh masyarakat Islam di muka bumi hari ini? Jika ingin membatalkan kebenaran Al Qur’an jawaban terbaiknya adalah “tidak.” Sebaliknya jika ingin menyempurnakan bukti ketakwaan dihadapan Allah, maka kita harus memberi jawaban “ya” dengan menyatukan telapak tangan kepada sosok yang dimaksud.
Idealnya kita mesti sampai pada kesadaran, bahwa Muhammad bin Abdullah tidak sempat menyaksikan keislaman kita, Isa putra Mryam tidak diberikan cukup waktu untuk memilih salahseorang dari kita agar dijadikan murid ketigabelasnya, kita juga tidak dapat berkunjung kemasa lalu dan serta di dalam kisah Musa ketika menghadapi fir’aun.
Mirisnya logika akan bertanya “umat siapa kamu?” Sebagai hamba Allah hati pasti menjadi malu. Salam.***

Jalan Nasional Jambi Terputus, Ratusan Truk Terjebak Kemacetan



Kamis, 08 Januari 2009

JAMBI--MI: Ratusan kendaraan angkutan barang tujuan Pelabuhan Talang Duku, Jambi, Kamis (8/1), terjebak antrean panjang akibat putusnya jalan nasional lingkar selatan Kota Jambi karena rusak parah.

Kondisi itu juga memutus lalu-lintas angkutan penumpang umum dan mobil pribadi dari kawasan Jerambah Bolong, Kecamatan Jambi Selatan dan Kebun Kopi, Kecamatan Jelutung ke arah Kota Jambi. Sebab, dua truk barang dan sebuah truk tangki pengangkut crude palm oil terbalik setelah terprosok di perbatasan jalan lingkar selatan I-lingkar selatan II, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia, kerusakan jalan yang melingkari Kota Jambi itu terjadi hampir di seluruh ruas yang panjangnya sekitar 20 kilometer. Bahkan, hampir sekitar tujuh kilometer badan jalan yang merupakan urat nadi perekonomian tersebut, aspalnya terkelupas dan berubah menjadi kubangan dengan kedalaman sekitar 30 sentimeter sampai satu meter.

Padahal, ruas jalan nasional tersebut akhir tahun lalu baru diperbaiki dengan timbunan tanah bercampur pasir dan batu. Beberapa bagian juga diaspal. Namun, karena pengerjaannya asal jadi, ketika dilintasi kendaraan bertonase besar (di atas 20 ton) jalan yang sudah menghabiskan dana APBN puluhan miliar rupiah itu tiga tahun terkahir ini tidak pernah bagus.

Akibat kerusakan yang berkepanjangan, sebagian truk bertonase besar, seperti pengangkut batu bara, CPO dan truk pengangkut material lainnya, sering mengambil jalan pintas dengan melintas di jalan dalam Kota Jambi kendati harus kucing-kucingan dengan petugas.

Meskipun jalur dalam kota terlarang untuk kendaraan berat, sebagian truk berhasil lolos dengan memanfaatkan kelengahan petugas atau membayar oknum aparat sebagai pengawal di jalan.

Sementara itu, aparat Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi yang ikut bertanggung jawab terhadap kondisi jalan nasional terkesan tidak peduli. Mereka juga tertutup dan sulit dihubungi wartawan yang ingin mendapatkan data dan konfirmasi mengenai kondisi serta pembangunan jalan nasional tersebut. (SL/OL-01)

Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman di Kab Batanghari

17 Feb 2010


Muara Bulian,
Geliat pembangunan sektor perumahan dan pemukiman di Kabupaten Batanghari disesuaikan dengan direvisinya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2003. dan Undang - Undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman. Bupati Batangahari Ir Sya-hirsah menjelaskan, pembangunan infrastruktur perumahan dan pemukiman di wilayahnya telah disesuaikan revisi RTRW, dan perundang-undangan yang berlaku sehingga dalam pelaksanaannya mencapai sasaran sesuai asas manfaat adil dan merata.

Pelaksanaannya, terpenting juga harus dilandasi kepercayaan diri sendiri, terjangkau dan tetap menjaga kelestarian lingkungan, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No 80 Tahun 1999. menyangkut kawasan siap bangun (kasiba) dan lingkungan siap bangun (lisiba) yang beridiri sendiri.

Menurut Syahlrsah. kebijakan sektor perumahan rakyat dan pemukiman dikeluarkan dengan tujuannya mendorong keterpaduan dan koordinasi antarinstansi terkait, dan penegakan pelaksanaan tata ruang, penertiban, pengaturan serta mekanisme perizinan, peningkatan kualitas dan kuantitas umum, meningkatkan cakupan air bersih serta kebersihan lingkungan, serta mendorong penyediaan fasilitas kredit lunak.

Kebijakan lain, agar penyediaan fasilitas umum di lingkungan penduduk mesti memadai, termasuk prasarana penanggulangan kebakaran yang didukung kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran dan pentingnya menerapkan kebersihan lingkungan. Syahirsah mengakui implementasi pembangunan perumahan dan pemukiman di Kabupaten Batanghari selama era kepemimpinannya, peran swasta memiliki andil pen-tingn dan hasilnya juga menggembirakan.

Kenyataan ini dibuktikan, sebelum terjadi goncangan krisis moneter 1977. telah berhasil dibangun berbagai tipe perumahan KPR/BTN. bagi masyarakat menengah kebawah, sebanyak I. 161 unit berada di Kecamatan Muara Bulian. Di Kecamatan Pema-yung. dibangun 96 unit rumah. Kecamatan Muara Tem-besi sudah dibangun 12 unit.

Seiring membaiknya kondiri perekonomian nasional dan daerah, dia mengatakan, pengembangan terhadap sektor pemukiman dan perumahan makin menujukkan kegairahan seperti iperlihatkan pe-ngembangn yang eksis terus membangun perumahan . "Kalau dilihat dari tabel sesuai aktivitas pembangunan di sektor pemukiman dan perumahan di Kabupaten Batanghari dalam setiap tahunnya menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan," katanya.

Bupati Batanghari Ir Syahirsah juga menjelaskan tentang program pemugaran perumahan yang berada di pedesaan. Kebijakan alokasi anggaran yang digulirkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jambi, dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Batanghari, termasuk anggaran dari swadaya murni masyarakat, telah berhasil merelokasi rumah masyarakat yang berada di wilayah banjir.seperti di Desa Rambutan Masam 80 unit, di Desa Buluh Kasab 87 unit, di Desa Jelutih sebanyak 130 unit, di Desa Rantau Kapas Mudo 30 unit, dan di Desa Suka Ramai 40 unit. Air bersih

Berkenaan pelayanan maksimal kepada masyarakat tentang air bersih, pihak Perusahaan Daerah Air Minum PDAM) Tirta Batangahari. berhasil menambah kapasitas pipa instalasi penjernihan air di beberapa titik. Daiantara-nya di Muara Bulian yang saat ini telah mempu menyalurkan 70 liter per detik, di wilayah Perumnas 10 liter per detik, di Sridadi lima 5 liter per detik.

Muara Tembesi 10 liter per detik, di Durian Luncuk lima liter per detik, di Rambutan Masam 2.5 liter per detik, di Mersam 10 liter per detik, di Sel Rengas tujuh setengah liter per delik, dan di Sei Baung 10 liter per detik.
Terkait pembangunan jalan, dijelaskan Syahirsah, tahun anggaran 2003. Pemerintah Kabupaten Batanghari telah membangun jalan lingkungan 6. 005. 85 meter, jalan lingkungan perkotaan 2. 370. 85 meter, jalan lingkungan pedesaan 10. 883. 50 meter. Seluruh Jalan yang dibangun merupakan proyek pengembangan prasarana (P2P). (nl)

Pemkab Batanghari Salurkan Rp11 Miliar Insentif Guru

Rabu, 16 September 2009

Pemkab Batanghari, Provinsi Jambi menyalurkan uang insentif untuk 6.949 honor guru agama dan pengajian tahun anggaran 2009 senilai Rp11 miliar

Pemkab Batanghari kembali menyalurkan insentif pegawai "Syara" (guru mengaji dan agama Islam) yang telah dianggarkan APBD Pemkab Batanghari pada 2009, kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Batanghari, Baihaqi, Selasa.

Pembayaran honor pegawai "Syara" tahun ini dilakukan sudah sesuai jadwal yang ditetapkan dan sekaligus waktunya juga bertepatan dengan waktu menjelang Lebaran.

Diharapkan kegunaan honor mereka tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan menjelang Lebaran tahun ini.

Pemerintah Kabupaten Batanghari dalam menyalurkan bantuan insentif bagi para pegawai "Syara" tersebut terbagi dalam beberapa tahapan sesuai dengan wilayah kecamatan masing-masing.

Setiap hari ada dua kecamatan yang mendapatkan giliran untuk menyaluran pembayaran honor tersebut dan tahapannya dimulai dari Kecamatan Maro Sebo Ulu, Mersam, Bathin XXIV dan Muara Tembesi.

Kemudian Kecamatan Maro Sebo Ilir dan Pemayung dan selanjutnya di Kecamatan Muara Bulian serta Kecamatan Bajubang.

Para pegawai "Syara" tersebut menerima insentif mulai dari Rp150.000 hingga Rp1.050.000 perbulan. Kecamatan Muara Bulian merupakan kecamatan yang banyak menerima bantuan tersebut yaitu sebanyak 1.390 orang, sedangkan kecamatan lainnya tidak terlalu banyak.(*)

Mabes Polri Diminta Tangani Kasus Pajak Rp 300 Miliar

Mabes Polri Diminta Tangani Kasus Pajak Rp 300 Miliar
Rabu, 28 Juli 2010,



Jakarta, RMOL. Polda Jambi Sudah Tetapkan Dua Tersangka

Dugaan keterlibatan petinggi PT Delimuda Perkasa (DMP) dalam kasus dugaan penyelewengan pajak Rp 300 miliar terus berlanjut. Selain ditangani Kepolisian Daerah (Polda) Jambi, kasus ini pernah dilaporkan ke Komisi III DPR. Belakangan memicu desakan agar perkara tersebut segera diambil alih Mabes Polri.

Kasus dugaan penyelewengan pajak di Jambi ini mencuat lan­ta­ran adanya laporan Ketua DPRD Ba­tanghari, Jambi, Abdul Fat­tah ke Polda Jambi pada 14 Februari 2010. Dalam lapo­ran­nya, ia me­nuding PT DMP yang ber­operasi sejak 2006 tidak me­ngan­­tongi izin operasional usaha pengolahan minyak sawit.

Laporan itu ber­ujung kepada dugaan bahwa pe­nyimpangan izin operasional PT DMP dengan modus untuk meng­hindari pajak. Akibatnya, negara di­duga diru­gikan Rp 300 miliar.

Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Jambi, Kombes Dul Alim membenarkan laporan atas dugaan penyelewengan izin ope­ra­sional PT DMP ini dila­tar­be­lakangi tidak dimilikinya kebun sa­wit perusahaan.

“Selama ini untuk opera­sio­na­lisasi usaha pengolahan minyak sa­wit, PT DMP membeli sawit dari hasil perkebunan rakyat,” katanya.

Opera­sional model demikian, be­bernya, patut diduga me­nyalahi Un­dang-Undang Nomor 18 Ta­hun 2004 tentang Perkebunan.

Tapi, Dul enggan merinci ke­ter­kaitan penyelewengan pera­turan tentang perkebunan ini de­ngan persoalan pajak yang di­te­ngarai mencapai Rp 300 miliar tersebut.

Dikatakan Dul, dalam kasus itu, lembaganya telah menetapkan dua direktur PT DMP, Jufendiwan dan Adil Dhar­madi sebagai ter­sangkar. “Me­reka dija­dikan ter­sangka. Berkas per­ka­ranya masih dileng­kapi untuk di­lim­pahkan ke kejak­saan,” terangnya.

Menurutnya, kedua tersangka itu pernah dilakukan pen­jem­putan paksa karena dua kali mang­kir saat dipanggil Polda Jambi pada 1 Juli lalu. Namun, Dul menolak merinci hal terse­but. “Mereka berdua Jufendiwan dan Adil Dharmadi langsung di­bawa ke Jambi untuk diperiksa se­bagai tersangka,” ucapnya.

Kepala Badan Reserse Kri­mi­nal Mabes Polri Komjen Ito Su­mardi, mengatakan, lembaganya selalu mem-back up penanganan kasus pajak yang dilakukan setiap Polda maupun penyidik pajak. “Dalam pro­sesnya, bila dite­mukan unsur per­bu­atan pidana baru polri mem­pro­sesnya,” tuturnya.

Sekretaris Perusahaan PT DMP, Dyah Sasanti membantah, peru­sa­haannya menyelewengkan pa­jak senilai Rp 300 miliar. Ala­san­nya, omzet perusahaannya sangat ke­cil, yakni Rp 72 miliar.

Senada dengan hal tersebut ku­asa hukum PT DMP, Jenda Da­manik, membantah kalau klien­nya itu sebagai pengemplang pajak Rp 300 miliar.

“Tudingan itu tidak berdasar dan seolah- olah PT DMP sudah menuai keuntungan triliunan,” tegasnya.

Menurut Jenda, kliennya mem­be­li pabrik pengolahan kelapa sa­wit sejak 9 Desember 2006 dari PT Tanjuk Langit Sejahtera (TLS). “Se­menjak itu PT DMP justru su­dah membayar pajak ke kas negara sebesar Rp 16 miliar. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan pem­bayaran pajak PT TLS yang ha­nya sebesar Rp 500 juta pada tu­tup bubuk 2006,” terangnya.

“Jangan-jangan Ada Yang Intervensi...”
Desmon J Mahesa, Anggota Komisi III DPR

Anggota Komisi III DPR, Desmon J Mahesa, menduga, lambatnya penanganan kasus dugaan penyelewengan pajak Rp 300 miliar PT DMP ka­re­na ada oknum pejabat negara yang mengintervensinya.

“Lambatnya penuntasan ka­sus ini jangan-jangan ada ok­num pejabat negara yang ikut bermain. Kita akan minta Mabes Polri mengambilalih dan mengawasinya,” kata­nya, belum lama ini.

Terkait penetapan dua pe­ting­gi PT DMP sebagi ter­sang­ka, Desmon berharap bi­sa dikembangkan untuk me­nyingkap dugaan keterlibatan pihak lainnya.

Anggota Komisi III DPR, TB Soemandjaja menga­ta­kan, lembaganya akan meng­awasi perkembangan pena­nganan kasus dugaan penye­lewengan pajak PT DMP se­besar Rp 300 miliar itu.

“Saat ini Komisi III DPR mempunyai Panja Pe­nga­wasan dan Panja Penegak Hu­kum yang selalu bekerja mengawasi pelanggaran-pe­lang­garan di setiap lembaga. DPR tidak akan memanggil seseorang jika memang be­nar-benar perlu untuk di­pang­gil. Bila media banyak meng­angkat permasalahan ini, kami akan diskusikan dengan Kapolri dalam rapat nanti,” kata­nya.

“Ini Kasus Besar, Polda Harus Tegas”
Neta S Pane, Ketua Presidium IPW

Ketua Presidium Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, bila Kepolisian Daerah (Polda) Jambi tak sanggup tuntaskan kasus dugaan penyelewenangan pajak PT DMP senilai Rp 300 miliar, sebaiknya diambilalih Mabes Polri.

“Ini kasus besar, Polda Jambi harus tegas. Kalau Polda Jambi tidak bisa meng­ungkap dan menangkap pela­kunya, tarik kasusnya dan copot Kapoldanya,” katanya, kemarin.

Menurutnya, Polda Jambi tidak perlu menghiraukan kabar adanya pengaruh dari pejabat negara yang diduga duduk dalam PT DMP. “Po­lisi jangan ragu-ragu, siapa­pun yang terlibat mesti diba­wa ke pengadilan untuk di­adi­li. Apapun jabatannya dia,” tegasnya.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Antikorupsi Uni­ver­sitas Gadjah Mada (Pukat UGM) Zainal Arifin Muchtar menduga, lambatnya pena­nganan kasus tersebut bisa ja­di karena tidak adanya koor­di­nasi antara Polda Jambi se­laku pihak yang mena­nga­ninya dengan Mabes Polri sebagai lembaga di atasnya.

“Jangan-jangan belum ada koordinasi dengan Mabes mengenai masalah ini, kita tidak ingin berburuk sangka dengan kinerja kepolisian hanya kita ingin setiap per­ma­salahan akan ada penye­le­sa­ian yang jelas,” katanya.

Makanya, koordinasi itu diterapkan dengan baik, lan­jutnya, tidak ada masalah siapapun yang menangani kasus tersebut, karena Polda Jambi dan Mabes Polri me­rupakan satu kesatuan.

“Baik itu Polda Jambi atau Mabes Polri itu satu kesatuan dari kepolisian. Seharusnya satu sama lain saling mem­bantu dan berkoordinasi,” ujarnya.[RM]

POLISI DITUDING DIAM SAJA - 118 Kali BBM Pertamina Dicuri

26 July 2010
Pertamina mengakui kini sudah 118 kali mengalami kasus pencurian Bahan Bakar Minyak (BBM). Modusnya, para pelaku mengebor pipa instalasi PT Pertamina Pemasaran Region I Sumbagut di Belawan. Ironisnya, meski sudah ratusan kali, aksi pencurian terus berlangsung dan pelaku sulit ditangkap.

“Teroris yang bersembunyi di tengah hutan atau menyamar di tengah masyarakat saja bisa dibekuk. Masa pelaku pencurian dan penadahnya yang kasat mata, begitu sulit ditangkap,” keluh Ketua Umum Serikat Pekerja Pertamina Unit Pemasaran I (SPP UPms I), Sabarudin Abadi Baros.

Dikatakan Baros, penadah (siong-siong) secara kasat mata terus menggelar operasi dengan menampung BBM ilegal itu di sepanjang jalan Medan-Belawan.

Namun, para pelaku aksi pencurian sulit ditangkap, sementara kerja sama dan koordinasi kepada aparat terkait ternyata tidak membuahkan hasil yang optimal. “Di satu sisi, Pertamina selalu dituntut untuk lebih efisien dalam operasinya. Kami sebagai pekerja, khususnya anggota SP, selalu berusaha mendukung operasi perusahaan. Namun di sisi lain, kami prihatin dengan oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan pencurian BBM melalui pipa,” lanjut Baros, turut menambahkan pelaku tidak hanya mengebor pipa yang berada di daratan, bahkan mulai berani melakukan pencurian melalui pipa bawah laut.


Kasus pencurian itu, terakhir kali terjadi sampai membawa korban. Perahu nelayan yang digunakan untuk menjaring ikan di perairan Belawan terbakar, setelah menabrak bungkusan plastik berisi bahan bakar minyak (BBM) yang diduga hasil curian. Peristiwa nahas itu terjadi 2 mil dari Pelabuhan Belawan, Kamis (15/7) dini hari lalu, menyebabkan seorang nelayan mengalami luka bakar dan dua nelayan lainnya hilang.
Baros menggambarkan, pipa instalasi Pertamina berdiameter 12 inci atau sekitar 30 cm, menjulur sepanjang + 17 km dari SPM (Single Point Mooring) di tengah laut, menuju Instalasi Medan Group. Sebagian besar pipa tersebut, + 10 km, berada di jalur rawa-rawa.

Pipa itulah yang kerap dibor para pelaku untuk mencuri BBM yang disuplai kapal pengangkut BBM yang sandar di Pelabuhan Belawan. “Saat BBM yang dibongkar dari kapal dialirkan melalui pipa menuju Instalasi Medan Group, para pelaku mengebornya,” kata Sabarudin.

SPP UPms I mendesak agar semua instansi yang terkait, ikut berupaya keras untuk menuntaskan kasus pencurian BBM melalui pipa ini.
Catatan Pertamina tahun 2008 terdapat 28 kasus pencurian dan meningkat menjadi 49 kasus tahun 2009. Sedangkan Januari hingga Juli 2010 ditemukan 41 kasus pencurian.


belom Mengadu
Sementara itu, Kasubbid Dokliput Bidang Humas Poldasu, AKPB MP Nainggolan kepada Global baru-baru ini mengaku pihaknya sudah pernah mendengar kasus pencurian BBM itu.
Sayangnya, kata dia, sejauh ini pihaknya belum pernah menerima pengaduan apapun dari Pertamina. Pihaknya meminta Pertamina untuk mengadukan secara resmi kasus itu ke Poldasu.