Helai demi helai daun pucuk nipah setiap hari dikerjakan dengan tabah pasangan suami istri Sofian dan Turi meski upah yang diterima tak seberapa namun demi mencari sesuap nasi serta membesarkan si buah hati.
"Kalau ada 100 ikat pucuk daun nipah ini barulah kami mendapatkan upah Rp4000, biasanya perharinya kami bisa hasilkan Rp6000, lumayanlah bang bisa beli beras sekilo," ungkap Turi mengawali pembicaraanya saat ditanyai DNAberita, di kawasan Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.
Pasutri warga Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan ini mengaku, senantiasa bekerja di lokasi milik saudaranya M Syafei sejak lama bersama anak-anaknya.
"Kerjaan ini sebenarnya bagi saya sekedar selingan menunggu masa panen, biasanya saya beladang tapi sembari nunggu masa tanam saya membantu ibu bahkan anak-anak kami juga turut bekerja disini selepas sekolah," sambung Sofian.
Ingat rokok daun? Asalnya tak lain dari pucuk Nipah yang selama ini dikerjakan kerap dikerjakan Pasutri ini, setelah pucuk nipah dibelah-belah selanjutnya diasapin di dalam satu ruangan pemanasan dengan tambahan zat belerang agar menghasilkan daun pucuk nipah yang lembut.
Reporter | Agusleo

SELAMATKAN AIR DEMI ANAK CUCU KITA.ANAK CUCU KITA JANGAN KITA BERIKAN AIR MATA TAPI BERI MEREKA MATA AIR : Hutan Lindung Resapan Air yang merupakan Tulang Pungung Ketersedian Air : Merusak hutan ,Merusak Air Berarti Merusak Masa Depan Kita : Air Sumber Kehidupan Tanpa Air Kehidupan Akan Berakhir Lestarikan Air Tanggung Jawab Kita Bersama
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment