SELAMATKAN AIR DEMI ANAK CUCU KITA.ANAK CUCU KITA JANGAN KITA BERIKAN AIR MATA TAPI BERI MEREKA MATA AIR : Hutan Lindung Resapan Air yang merupakan Tulang Pungung Ketersedian Air : Merusak hutan ,Merusak Air Berarti Merusak Masa Depan Kita : Air Sumber Kehidupan Tanpa Air Kehidupan Akan Berakhir Lestarikan Air Tanggung Jawab Kita Bersama
Friday, March 26, 2010
Bentrok Belawan, Hujan Panah, Parang & Batu, Polisi Letuskan Tembakan
TKP bentrok
BELAWAN-Warga kawasan Jl TM Pahlawan, Belawan, kembali bentrok, Kamis (25/3), pukul 13.00 Wib. Seperti sebelumnya, aksi kemarin juga melibatkan puluhan pemuda bersenjata tajam, panah yang diduga beracun dan saling lempar batu. Polisi kesal. Tembakan terpaksa diletuskan.
Meski tidak ada korban jiwa, bentrok kemarin lebih mencekam dari insiden sebelumnya. Peristiwa heboh itu, tak jauh beda dari kasus sebelumnya. Semuanya berawal dari hal sepele.
Disebutkan warga yang tak mau namanya dikorankan, siang itu seseorang pengendara sepeda motor asal Lorong Melati. Saat melintas, pemuda itu melontarkan kalimat tak senonoh pada sejumlah pemuda asal Lorong Tigor yang nongkrong di warung.
“Kami dibilang tak ada nyali. Biar pun dia sepele, kami tak melakukan perlawanan,” kata pemuda yang berulang kali memohon agar identitasnya tak dicantumkan.
Meski tak peduli, sekelompok pemuda ini malah diserang tak lama setelah ejekan si pengendara. Puluhan pemuda asal Lorong Melati, tanpa basa-basi menyerang warga lengkap dengan hunusan senjata tajam dan peralatan lainnya.
Diserang tiba-tiba, pemuda yang nongkrong di warung awalnya mencari perlindungan. Namun karena terus tertekan massa, perlahan mereka berusaha melakukan perlawanan. Dengan batu dan segala peralatan seadanya mereka gunakan untuk membalas serangan, sembari bertahan.
Tak lama berselang, entah siapa yang memberitahu, tiba-tiba sepasukan polisi dari Polres KP3 Belawan datang ke TKP. Kesal tak bisa melerai, membuat polisi berang. Tembakan peringatan ke udara terpaksa diletuskan dua kali.
Suara memekakkan telinga itulah yang membuat nyali kedua kubu menjadi ciut. Massa akhirnya mencari jalan selamat dan membubarkan diri. “Begitu datang, petugas langsung melakukan tembakan. Makanya massa bisa dibubarkan,” jelas pria yang diperkirakan berusia 30-an tahun ini.
Terpisah, Ani (56) warga setempat mengatakan, bentrok massa siang bolong kemarin sangat mengejutkannya bahkan membuatnya pingsan. Pemilik warung ini mengaku terpaksa bersembunyi agar terlindung dari aksi salah sasaran.
“Ya ampun. Saya ini sudah tua. Kenapa terus terjadi perang–perang gini? Macam belum merdeka aja. Saya sampai pingsan tadi. Maunya ditangkap saja kenapa? Kalau ditangkap, pasti aman kami di sini,” pintanya yang terlihat pucat pasi.
Pantauan, hingga kemarin malam, kawasan itu masih mencekam. Warga mengaku ketakutan hingga berusaha berkumpul ramai-ramai. Mereka khawatir, bentrokan itu kembali terjadi mengingat peristiwa–peristiwa lalu. “Mana ada habis–habisnya perang di sini. Terus saja begini dari dulu sampai sekarang,” beber kaum wanita di lokasi bentrok itu.
Menghindari aksi lanjutan, personil polisi disiagakan. Pasukan berusaha memberikan rasa tentram pada warga yang dirundung ketakutan. Dalam aksi penyisiran, petugas menyita sedikitnya 3 anak panah, beberapa senjata tajam, juga batu.
Kapolsekta Belawan, AKP B Pasaribu mengaku, sebelumnya telah melakukan musyawarah dengan kedua kubu. Namun kedua pihak saling bersikeras sehingga tak membuahkan hasil. “Tak ada yang mau menerima keputusan tokoh masyarakat setempat,” kata AKP B Pasaribu. (fachril)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment