Saturday, November 14, 2009

Labuhan Deli tenpo dulue




Labuhan di tanah Deli pernah menjadi terkenal saat ‘booming’ perkebunan tembakau di Sumatra Timur. Usaha perkebunan tembakau saat itu ikut andil dalam perkembangan dan kemajuan kota Medan yang dulunya hanya sebuah kampung kecil menjadi kota yg sibuk.
Alkisah pada tahun 1864, Nienhuys anak seorang saudagar tembakau di Belanda mengirim hasil uji coba kebun tembakaunya ke Belanda. Dikabarkan bahwa tembakau Deli sangat baik untuk dijadikan pembalut cerutu. Kabar baik itu dijadikan Nienhuys untuk melakukan investasi besar-besaran untuk perkebunan tembakau yang baru dirintisnya di tanah Deli.
Seiring dengan majunya usaha perkebunan dan perdagangan tembakau yang sudah berkembang, Nienhuys memindahkan kantor perusahaannya dari Labuhan ke kampung “Medan Putri”, yaitu kota Medan sekarang ini. Salah satu alasan pemindahan itu ialah karena di Labuhan banyak berjangkit Malaria. Sejak itulah kampung Medan putri yang semula sepi berubah menjadi ramai dan banyak dilakukan pembangunan.

Labuhan yang sering banjir(meluap), tidak lagi sesuai untuk pusat pengangkutan dan distribusi perkebunan tembakau Deli. Kapal-kapal uap besar tidak dapat leluasa parkir di Labuhan, kemudian dipilihlah Belawan untuk pelabuhan baru di Medan. Urusan transportasi usaha perkebunan di Medan mulai dikonsentrasikan ke pelabuhan Belawan.
Gambar kartupos diatas ialah Labuhan sewaktu masih menjadi pelabuhan untuk kapal-kapal uap besar pengangkut tembakau Deli ke Eropa. Photo ini hasil jepretan photographer Charles.J.Kleingrothe sekitar tahun 1910-an, photographer yang juga bertugas mendokumentasikan kegiatan pemerintah kolonial Belanda di Sumatra timur

No comments:

Post a Comment