Pembanguan Medan Utara Tidak Sebanding Dengan Hasilnya
Kam, Des 24, 2009
BELAWAN (Berita): Pembangunan empat kecamatan di kawasan Medan Utara, Medan Labuhan, Medan Deli, Medan Marelan dan Medan Belawan, dinilai tidak sebanding dengan jumlah penghasilan yang telah diraup pemerintah dari daerah tersebut.
Hal itu merupakan salah satu rangkuman dari acara reses dan temu konstituen anggota DPRD Sumut Dapil I, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Nasir di Belawan, Minggu kemarin.
Dalam pertemuan itu permasalahan tentang kondisi kawasan Medan Utara banyak yang terungkap, diantaranya mengenai limbah KIM yang telah membahayakan warga Kelurahan Tangkahan, infrastruktur yang rusak parah, nasib nelayan pasca konversi gas, sistim kerja nelayan di PPSB yang tidak dilandasi hukum dan lain sebagainya.
Banyaknya permasalahan itu telah membuahkan sebuah keadaan yang menyulitkan masyarakat. Bahkan akibat limbah KIM di Kel. Tangkahan, Kec. Medan Labuhan, telah mengurangi kecerdasan anak sekolah di daerah itu. “Bau limbah KIM yang sangat menyengat, anak sekolah di sana sulit berkonsentrasi sehingga terjadi kebodohan,” kata M Nasir, yang tinggal di Kelurahan Tangkahan itu.
Khusus mengenai nasib nelayan, Ketua Serikat Masyarakat Nelayan Tradisional (Sampan) Kota Medan, Ahmad Jakfar mengatakan, biodata laut Belawan terutama pada daerah pantai sudah sangat mengkhawatirkan akibat ulah penangkapan ikan yang tidak mengindahkan aturan zona tangkap dan penebangan pohon mangrove.
Pembuangan limbah industri ke laut dan masih beroperasiya pukat trawl yang berlindung dibawah izin PI, pukat kapal gandeng yang berlindung dibawah izin pukat teri serta pukat setan menambah lengkapnya penderitaan nelayan tradisional Belawan. “Dinas Perikanan dan penegak hukum harus bertanggung jawab untuk menumpas ini,” kata Jakfar.
DPRD Sumut telah berusaha mengakomodir semua permasalahan masyarakat Medan Utara tersebut, namun hingga sekarang belum mendapat tanggapan dari instansi terkait. Bahkan, DPRD Sumut telah memberi peringatan ke Pemko Medan untuk tidak menerbitkan izin baru pendirian industri di daerah pantai dan mencabut ijin industri yang tidak mengindahkan lingkungan pantai. “Beberapa kadis telah diundang guna membahas keluhan ini dan kita tunggu aksi mereka di tahun 2010 ini,” ucap Nasir. (rus)
Ratusan Guru Bantu di Medan Tak Gajian
Written by Ledi
Thursday, 24 December 2009
Ratusan guru bantu di Medan berbulan-bulan bulan mengabdi ternyata tak menerima gaji. Hal itu terungkap ketika Ketua Forum Komunitas Eks Guru Bantu (FKEGB) Kota Medan Drs Sondang Siahaan bersama puluhan aktivis melaporkan masalah itu ke Komisi B DPRD Medan, Rabu (23/12).
Sondang menjelaskan, dari 630 guru bantu di Medan terdapat 172 guru bantu yang gajinya terunda sampai 9 bulan. Mereka guru SD, SMP dan SMA yang telah diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sejak 1 April 2006. Gaji mereka tertunggak Naret-November 2007. Dengan gaji rata-rata Rp 1,1 juta per bulan, setiap guru gaji yang belum diterima Rp 9,9 juta. Bila dihitung, totalnya sekitar Rp 1,7 miliar lebih.
Sementara 250 guru bantu lainnya 4 bulan gajinya belum dibayar dengan gaji rata-rata Rp 1,1 juta per bulan. Bila ditotal dengan hitungan sama, besaran gaji guru bantu yang "tertunggak" ini mencapai Rp 3,7 miliar.
Sedangkan guru bantu yang diangkat gelombang kedua terdapat 238 orang (Januari-April 2007) dan 220 orang (Maret-Juni 2008). Total gaji mereka yang belum dibayarkan Rp 1 miliar lebih. Sedangkan untuk gelombang ketiga juga dengan besaran Rp 968 juta. Sehingga totalnya Rp 3,7 miliar lebih.
Ketua Komisi B DPRD Medan Irwanto Tampubolon mengatakan, pihaknya akan mempelajari tuntutan FKEGB Medan. "Meski persoalan ini terjadi di 2007 kita tetap akan berupaya mencari tahu dimana permasalahan penundaan 9 bulan gaji tersebut," kata Irwanto.
Sebelumnya, puluhan perwakilan FKEGB mendatangi Pemko Medan mendesak agar gaji selama 9 bulan yang belum dibayar dapat ditampung dalam RAPBD 2010.
LEDI | GLOBAL | MEDAN
Pencurian Minyak Pertamina Masih Berlanjut
Rab, Des 23, 2009
Medan
BELAWAN (Berita): Pencurian bahan bakar minyak (BBM) dari pipa Pertamina BBM bukan rahasia lagi bagi masyarakat Belawan. Walau polisi sudah berulangkali melakukan penangkapan, namun aksi yang terbilang nekat itu tidak pernah tobat karena diduga mendapat dukungan dari oknum orang dalam Pertamina sendiri.
Buktinya, Senin kemarin , petugas Reskrim Polres KP3 Belawan, menggagalkan aksi pencurian bahan bakar minyak (BBM) dari pipa instalasi Pertamina. Sayangnya tidak ada pelaku yang berhasil ditangkap dan polisi hanya menyita satu mesin pompa dan beberapa meter selang milik pelaku, sebagai barang bukti.
Kapolres KP3 Belawan, AKBP Hendro Kiwsanto, SH melalui Kasat Reskrim, AKP Dony Aleksander, SIK mengatakan, Pertamian melalui kepala satuan keamanan (Satpam) Pertamina, J Girsang, telah membuat laporan ke Polres KP3 mengenai pencurian itu. Polisi saat ini sedang melakukan pengembangan guna mengetahui siapa pelaku pencurian malam itu. “Pelakunya tidak ada yang tertangkap dan kita masih melakukan penyelidikan,” kata Dony melalui HP.
Sementara itu, Kepala keamanan Instalasi Pertamina Labuhan Deli, Girsang dua kali dihubungi melalui HPnya terkesan keberatan memberikan keterangan mengenai pencurian itu. “Saya sedang rapat,” kata Girsang singkat. (rus)
SELAMATKAN AIR DEMI ANAK CUCU KITA.ANAK CUCU KITA JANGAN KITA BERIKAN AIR MATA TAPI BERI MEREKA MATA AIR : Hutan Lindung Resapan Air yang merupakan Tulang Pungung Ketersedian Air : Merusak hutan ,Merusak Air Berarti Merusak Masa Depan Kita : Air Sumber Kehidupan Tanpa Air Kehidupan Akan Berakhir Lestarikan Air Tanggung Jawab Kita Bersama
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment