Perdagangan Jakarta-Aceh Dimulai 117 Kontainer Sembako Tiba di Malahayati Utama

21 December 2009,
Bongkar 91 unit konteiner

Kapal Barang Konteiner milik PT Jakarta D Loyd, sedang membongkar 91 unit konteiner yang diangkutnya dari Pelabuhan Merak, Jakarta ke Pelabuhan Malahayati, Kreung raya, Aceh Besar. Minggu (20/12). Pembongkaran ini merupakan bagian dari program perdagangan,- Langsung Jakarta - Aceh yang dilakukan perusahaan pelayaran nasional itu dengan Pemerintah Aceh. SERAMBI/HERIANTO
BANDA ACEH - Perdagangan langsung antara Jakarta dan Aceh dimulai. Momentum ini ditandai dengan merapatnya kapal kontainer PT Jakarta D’Loyd yang membawa 117 kontainer sembako, termasuk 41 kontainer berisi gula pasir, di Palabuhan Malayahati, Krueng Raya, Aceh Besar, Minggu (20/12) kemarin.

Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, mengatakan perdagangan langsung Jakarta-Aceh yang memang sudah lama direncanakan itu, dirintis oleh Dinas Perhubungan Telekomunikasi Informasi dan Telematika (Dishubkomintel) Aceh bersama Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Aceh. “Hari ini, sudah terealisasi,” katanya kepada Serambi, kemarin.

Dikatakan, perdagangan langsung Jakarta-Aceh melalui laut ini, dimaksudkan untuk menghidupkan kembali Pelabuhan Malahayati di Aceh Besar dan Pelabuhan Krueng Geukueh di Lhokseumawe, sebagai pusat bongkar muat barang dangangan di Aceh. “Kedua pelabuhan tersebut, kini sudah cukup layak dijadikan sebagai pelabuhan kontainer dan pusat bongkar muat di wilayah pantai utara dan timur Aceh,” ujarnya.

Menurut Wagub Muhammad Nazar, untuk maksud tersebut, Pemerintah Aceh melalui Dishubkomentel Aceh menggalang kerja sama dengan perusahaan pelayaran BUMN nasional PT Jakarta D’Loyd. “Dalam kerja sama ini, PT Jakarta D’Loyd, berkewajiban menyediakan kapal konteiner untuk mengangkut barang-barang milik pengusaha Aceh dan memasukkannya melalui Pelabuhan Malahayati dan Palabuhan Krueng Geukueh,” katanya.

Sebaliknya, tambah Wagub Muhammad Nazar, Pemerintah Aceh melalui Dishubkomintel dan Disperindag UKM, serta pihak Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh, menyediakan komoditas atau barang muatan yang akan diisi dalam konteiner yang telah disediakan PT Jakarta D’Loyd. “Dalam hal ini, Pemerintah Aceh juga menyediakan dana subsidi, jika muatan barang yang akan diangkut belum memenuhi kapasitas kapal,” tambahnya.

Dalam pelayaran perdana ke Aceh, pihak PT Jakarta D’Loyd, kemarin telah mengangkut 117 konteiner sembako seperti muatan gula pasir, tepung terigu dan barang lainnya. Dari jumlah ini, sebanyak 26 konteiner barang milik Pengusaha di Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang, telah dibongkar di Pelabuhan Belawan, Medan. Sedangkan sisanya 91 unit lagi diturunkan di Pelabuhan Malahayati.

Kesempatan emas
Pengelola kapal PT Jakarta D’Loyd, Zulkarnaen dan Dirut PT Pandu Buana, Zulkiram selaku perusahaan agen pelayaran yang menangani program perdagangan langsung Jakarta-Aceh mengatakan, program perdagangan langsung Jakarta-Aceh ini merupakan kesempatan emas bagi pengusaha Aceh untuk menfaatkan fasilitas kemudahan yang disediakan Pemerintah Aceh dalam mengembangkan kegiatan usaha perdagangannya.

Karena, ungkap Zulkarnaen dan Zulkiram, memasok barang via darat dari Jakarta, membutuhkan biaya yang sangat besar, tapi menggunakan fasilitas yang telah disediakan Pemerintah Aceh, untuk muatan satu kontainer, pengusaha cukup membayarnya Rp 8 juta/kontainer. Satu kontainer bisa memuat barang sebanyak 20 ton.

Selain itu, kata Zulkarnaen dan Zulkiram, program perdagangan langsung Jakarta-Aceh yang digagas Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar ini, bisa membawa dampak yang cukup luas terhadap pertumbuhan dan percepatan pembangunan ekonomi Aceh. “Kegiatan ini bisa mengundang perhatian importir dan eksportir dunia untuk melakukan kontak dagang skala besar dan menengah dengan pengusaha lokal di Aceh,” katanya.

Alasannya, karena fasilitas yang terdapat di kedua pelabuhannya itu sudah sangat memadai. Aktivitas kegiatan bongkar muat barang dan konteiner selama ini tidak ada, karena pengusaha Aceh, terus menggunakan Pelabuhan Belawan, Sumut sebagai lokasi pengiriman barangnya. Padahal dua pelabuhan laut yang terdapat di daerahnya, sudah sangat layak untuk menjadi tempat transaksi perdagangan dan pengiriman barang, baik antarprovinsi maupun ke luar negeri.

Siap membantu
Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindagkop dan UKM Aceh, Nurdin dan Kabid Laut Dishubkomentel Aceh, Ahmadi mengatakan, pihaknya siap membantu pengusaha lokal yang ingin menggunakan jasa kapal kontainer PT Jakarta D’Loyd untuk memasukkan atau mengirimkan barang dagangannya dari Aceh ke Jakarta atau sebaliknya dari Jakarta ke Aceh.

Tarif angkutnya, sebut Nurdin dan Ahmadi, bisa didiskusikan lagi dengan agen perusahaan pelayaran yang menangani pelayaran langsung Jakarta-Aceh. Pengusaha di Aceh, hendaknya mendukung program ini, supaya aktivitas Pelabuhan Malahayati dan Krueng Geukueh, pascatsunami dan konflik bisa berdenyut kembali. “Selain itu dengan berjalannya program ini akan memberikan kesejahteraan bagi rakyat Aceh, terutama dapat menyerap tenaga kerja,” katanya.

Sedangkan di pihak pengusaha, kata Nurdin dan Ahmadi, dengan adanya perdagangan langsung tersebut, bisa menekan biaya transportasi lebih rendah lagi, sehingga produk yang dipasarkan nanti bisa lebih kompetitif. “Ini yang belum dimiliki pengusaha kita di Aceh, sehingga barang dagangan atau produk barang yang dihasilkan terkesan mahal, dan tak mampu berkompetisi dengan produk luar,” ujar Nurdin.

Terkait dengan meningkatnya kapal kontainer berbobot 6.000-10.000 ton masuk ke Malahayati, menjelang akhir 2009 ini. Syahbandar Fauzi dan Kacap Pelindo mengatakan, dermaga baru Pelabuhan Malahayati yang dibuat oleh BRR, di sebelah kiri, pantai lautnya masih dangkal dan perlu di keruk lagi hingga kedalam 7-8 meter. “Sekarang ini, akibat kedalaman pantainya hanya 4-5 meter, maka kapal konteiner berbobot 6.000- 10.000 ton, tidak bisa merapat ke dermaga,” katanya.(her)