SAROLANGUN - Sengketa lahan antara petani warga Desa Karang Mendapo, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun dengan PT Kresna Duta Agroindo (KDA) kian meruncing. Puncaknya, kemarin (15/1) enam warga tertembak peluru karet yang diduga berasal dari senapan satuan Brimob Polda Jambi yang sedang bertugas di tempat kejadian perkara (TKP) Kebun Plasma milik PT KDA di Desa Karang Mendapo.
Seperti yang dituturkan Safriadi (21), salah satu warga Desa Karang Mendapo, yang juga nyaris jadi korban insiden tersebut. Insiden terjadi bermula saat ratusan warga Desa Karang Mendapo seperti biasanya hendak memanen sawit di Lahan Plasma PT KDA yang saat ini dikuasai oleh desa. Namun setibanya di lahan tersebut masyarakat dihadang oleh puluhan oknum anggota Brimob Polda Jambi yang bertugas mengamankan lokasi lahan inti milik perusahaan. “Kita berangkat sekitar pukul 09.00, setibanya di sana kita dihalangi oleh para petugas yang memegang senjata laras panjang,” terangnya, saat ditemui Jambi Independent, disalah satu rumah perangkat Desa Karang Mendapo.
Safriadi, mengaku tidak tahu apa yang memicu insiden tersebut, sebab setibanya di lokasi kebun, tempat insiden, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Karang Mendapo, warga langsung dihadang Brimob bersenjata. Kemudian terjadi penembakan. Warga yang terkena tembakan langsung roboh di tempat. “Saya saat itu melihat Munawir (salah satu korban-red) langsung roboh, selajutnya saya langsung lari tuggang langgang menyelamatkan diri,” ujarnya.
Sementara itu, Mulyadi Sanjaya (34), salah satu rombongan dari kerumuman warga yang diberondong peluru, mengaku juga berada dilokasi insiden penembakan. “Kami di green (Diberondong-red) peluru sekitar lima menit, saat itu saya melihat Fahmi (salah satu korban) terlihat roboh, tanpa memperdulikan senjata saya langsung mengamitnya, sambil berlari untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.
Tholib (52), juga Salah satu Warga Karang Mendapo, mengatakan, pada saat kejadian sebenarnya ada ratusan warga Karang Mendapo yang pergi untuk melakukan aktivitas memanen sawit. Warga pergi secara berkelompok. Dia mengaku rombongannya yang berjumlah sekitar 20 orang dihadang dengan moncong senjata. Melihat situasi bahaya, dia bersama rombongan mundur secara perlahan, kemudian langsung melompat ke semak-semak untuk menyelamatkan diri. “Nah rombongan yang datang di belakang kita yang menjadi korban,” bebernya.
Sementara itu, dari keterangan Sodri, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Karang Mendapo, nasib para korban, Nur Indones (35), mengalamin luka tembak di rusuk kanan, perut, dan lengan kanan. Suhendri (32), luka tembak di rusuk kanan, Agus, luka tembak di pinggang bagian kanan, Munawir, mengalami robek di pipi, Fahmi, luka tembak di pinggang. Lalu, Saipul, mengalami luka tembak di bagian pinggul kanan, sedangkan Nur, tidak terlacak oleh masyarakat, karena langsung dilarikan ke RSUD Sarolangun. Para korban sudah dirujuk ke Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi, atas permintaan para keluarga korban. Sodri, menjelaskan, warga berusaha saling bahu-membahu menyelamatkan korban yang tertembak sambil melarikan diri.
Dari Pantauan Jambi Independent di Desa Karang Mendapo, usai kejadian desa terlihat sepi. Warga terlihat shock dengan kejadian tersebut. Sementara itu, di Mapolsek Pauh, terlihat kesibukan. Sekitar pukul 12.00, para petinggi Polres Sarolangun terlihat berkoordinasi terkait kejadian itu. Terlihat Wakapolres Kompol Yoga Julian, Kabag Ops Kompol P Aritonang, Kasat Reskrim IPTU Syahlan Umgapi, Kapolsek Pauh Iptu Indra Maulana bersama sejumlah petinggi Polres lainnya. Selajutnya sekitar pukul 15.00, terlihat hadir Wakpolda Jambi Kombes R Kaligis, selajutnya menyusul Karo Ops Polda Jambi Kombes Inskandar, bersama sejumlah petinggi Polda Jambi lainnya.
Mereka berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah Sarolangun yang dihadiri oleh Sekda Sarolangun, MBasatari, Asiten III, Syamsul Huda, dan Kakan Kesbangpolinmas, Syarbaini.
Wakapolda Jambi, Kombes R Kaligis, usai pertemuan sekitar pukul 16.20, mengatakan, insiden penambakan tersebut sedang ditangani pihak kepolisian. “Untuk lebih jelasnya silahkan konfirmasi ke Kapolres,” ujarnya.
Selanjutnya, ketika disingung, mengenai kemungkinan insiden penembakan tersebut melibatkan oknum anggota Brimobda Jambi, Wakapolda, mengatakan, belum bisa memastikannya. Namun terkait keberadaan anggota Brimobda di sana, dia mengatakan itu bisa saja terjadi, sebab Brimobda bisa saja bertugas dimana saja di wilayah hukum Polda Jambi.
Sementara itu, Kapolres Sarolangun, AKBP M Rosidi, mengatakan, insiden tersebut sudah ditangani oleh Polres Sarolangun. “Saat ini (kemarin), sudah ada tujuh warga yang kita tahan untuk dimintai keterangan, selajutnya untuk oknum anggota Brimob yang terlibat ada pihak yang lebih berwenang untuk menanganinya, yaitu bagian propam,” ujarnya.
M Rosidi berjanji tidak akan pilih kasih dalam menangani insiden tersebut. “Siapapun yang terbukti bersalah akan kita tindak, termasuk juga jika ada oknum anggota kita yang terbukti,” pungkasnya.
Soal adanya penembakan itu kata, Kapolres, itu merupakan tembakan peringatan. Sebab, peluru yang bersarang di tubuh warga merupakan peluru karet. “Barang bukti, berupa proyektil peluru sudah ada dari dokter yang menangani,” ujarnya. Sementara itu, dari pihak KDA, Ramlan, salah satu manager PT KDA, dikonfirmasi, mengaku tidak tahu dengan kejadian tersebut. Karena jaraknya jauh dengan lokasi perkantoran dan pabrik. Keberadaan onkmum anggota Brimboda Jambi di lokasi kejadian, dia juga mengaku tidak tahu pasti. ”Silahkan konfirmasi dengan humas,” ujarnya.
Ditembak dari Jarak 2 Meter
Penembakan enam petani warga Desa Karang Mendapo, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, yang diduga dilakukan oleh Brimobda Jambi menimbulkan trauma korban penembakan. Berikut kesaksian enam korban penembakan ketika dirawat di Rumah Sakit Raden Mattaher (RSRM) Jambi sekitar pukul 16.00.
Mereka mengaku ditembak hanya berjarak sekitar 2 meter. Warga yang tertembak adalah Fahmi (28), Munawir (26), Saipul (43), Suhendri (35), Nur M Dones (38) dan Agus (24). “Keno dua luko tembak, tadi peluru sudah diambil,” ungkap Saipul mengaku tidak begitu ingat lagi setelah tertembak.
Ia mengaku melihat dua peluru yang bersarang di pinggul kanannya setelah dioperasi dokter. “Duo peluru karet, berdekatan luko tembaknyo,” ungkapnya jujur sambil meperlihatkan luka dan celana kerjanya yang berlobang.
Kepada Jambi Independent, Saipul menceritakan, mereka sedang melakukan panen sawit bersama warga lainnya. Jumlah mereka sekitar 80 orang pria dan wanita. Saat mereka sedang bekerja datang Brimob dan pihak keamanan PT KDA sekitar 60 orang. Aparat ini menggunakan senjata lengkap. “Meraka datang dan langsung mengejar kami, kami lari semuanya,” terang Saipul lagi. Saat mereka lari dan dikejar itulah terjadi penembakan. “Paling jauh dua meter, yang keno tembak pertamo Fahmi,” ceritanya geram sambil meringis. Saat itulah ia medengar suara banyak letusan dan ia sendiri ditembak dari jarak dekat sekali. “Dak ingat lagi siapo yang keno tembak setelah Fahmi, yang tedengar dar der dor dan sayo keno,” terangnya.
Menurutnya, aparat langsung saja mengacungkan senjata sambil berlari dan menembak jarak dekat. Saipul mengaku tidak ada tembakan peringatan. “Meraka mengusir kami pergi dan kami tidak mau, saat mereka mengejar kami lari dan yang perumpuan sudah lari semuanya,” terangnya lagi. Setelah tertembak itu ia katakan pihak aparat langung lari. “Kami dijemput warga dari dusun pakai motor,” terangnya. Selain itu tujuh warga ditahan dan empat sepeda motor ditahan aparat.
Selain itu menurut pengakuan Kepala Desa Karang Mendapo Muhammad Rusdi, tujuh warganya dibawa oleh pihak kepolisian dalam insinden tersebut. Pihak kepolisian juga membawa empat sepeda motor warga. “Semuanya ada lima motor dengan ditambah 1 motor beberapa hari lalu,” terangnya saat ditemui di RSRM Jambi. Dari enam korban ini sebelumnya, setelah insiden ini dibawa ke RSUD Sarolangun. Lalu, empat korban yaitu Fahmi, Saipul, Agus, dan Nur M Dones di rujuk ke RSRM Jambi. Sedangkan 1 orang yaitu Munawir di rujuk ke Rumah Sakit Bratana Jambi. Korban lainnya, Suhendri tidak di bawa ke Jambi karena menurut rekannya Saipul, tidak mengalami luka tembak yang parah. “Dia hanya keno punggung, dak ado di bawa ke Jambi,” terang Saipul saat ditemui di ruang UGD RSRM Jambi
No comments:
Post a Comment