Program Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) pada Dinas Pendidikan (Diknas) Muarojambi TA 2010 senilai Rp 17 juta, diduga fiktif. Diduga kuat, kegiatan tidak pernah dilaksanakan, namun dana kegiatan dicairkan. Salah satu staf Dinas Pendidikan Muarojambi membenarkan informasi ini.
Program Lomojari sendiri masuk dalam Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2010 pada Dinas Pendidikan 2010. Kegiatannya, berupa lomba cerdas cermat bagi siswa SMP terbuka. Masalahnya, program ini tidak dapat dilaksanakan karena siswa SMP terbuka sejak 2010 sudah tidak ada lagi. “Siswa SMP terbuka itu tidak ada lagi. Kamilah yang disuruh kadis tanda tangan mewakili siswa. Saya sendiri tidak mau tanda tangan waktu itu,” kata sumber itu.
Bendahara Dinas Pendidikan Muarojambi Fauzi mengakui, kalau di tahun lalu dia memang pernah mencairkan dana untuk program Lomojari. Jumlahnya sebesar Rp 17.751.500. Sebagaimana tertera dalam DPA SKPD No 1.01-01.01.2409-52.
Dari DPA tersebut, biaya Rp 17 juta lebih itu digunakan untuk membiayai honor panitia, juri, kontingen, ATK, barang cetak, fotokopi, sewa transportasi, dan makan minum peserta dan panitia lomba. “Dilaksanakan atau tidak saya kurang tahu. Yang jelas, syarat administrasinya lengkap,” kata Fauzi.
Kepala Dinas Pendidikan Muarojambi Imbang Jaya membantah program Lomojari dilaksanakan secara fiktif. Informasi yang disampaikan staf Dinas Pendidikan tersebut katanya tidak benar. “Tidak benar itu, tidak ada kegiatan fiktif,” tegasnya saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (20/1).
Imbang mengatakan, kegiatan Lomojari telah dilaksanakan Dinas Pendidikan pada Maret 2010 di SMPN 6 Sengeti. Siswa SMP terbuka memang sudah tidak ada lagi untuk tahun ajaran 2010-2011. Tetapi, program tersebut masih berjalan hingga 2010 sebagai lanjutan tahun ajaran 2009-2010.
“Tanggalnya saya lupa. Untuk lebih jelas, nanti bisa tanyakan ke Kabid Dikmen. Tahun anggaran dengan tahun ajaran itu berbeda. Tahun ajaran diawali Juni dan diakhiri Juli. Program yang kami laksanakan ini lanjutan 2009,” katanya.
Terkait tudingan salah stafnya yang menyebutkan dirinya meminta merekayasa kegiatan untuk proses pencairan uang dibantah Imbang. Tudingan tersebut hanya unsur sakit hati. “Nggak perlu Anda sebut namanya, saya sudah tahu siapa orangnya. Unsur sakit hati saja itu,” tegasnya.
No comments:
Post a Comment