Thursday, November 3, 2011

Drainase Tak Berfungsi Kota Jambi Terancam Banjir

DRAINASE RUSAK : Rusaknya drainase membuat genangan air di Jalan Pattimura ini.
JAMBI - Dari panjang drainase 105 KM, ada puluhan titik yang  tidak berfungsi secara optimal. Akibatnya, terjadi genangan air di jalan raya. Pantauan koran ini, saat hujan kemarin genangan air terjadi di Jalan Pattimura ada empat titik, yakni di dekat Perum Damri, depan SPBU Simpang Rimbo, depan SPBU Simpang Pucuk dan depan STM Jambi.
Kemudian di jalan Yusuf Singadekane juga ditemukan genangan air yakni di depan TPA Al Amanah. Belum lagi di jalan Slamet Riyadi tepatnya di penurunan arah ke pemakaman Broni. Di jalan Kaca Piring sendiri, meski anak sungai sudah diperbesar, namun, genangan air di jalan tetap tak bisa dihindari. Apalagi jika hujan lebat.
Kadis PU Kota Jambi, Saiful Zakaria, mengakui, dengan kondisi drainase seperti sekarang ini, hampir seluruh kota terancam banjir. Namun, ia mengatakan, beberapa kawasan yang paling berpotensi diantaranya adalah di Jalan Pattimura, tepatnya di kawasan hotel Golden Harvest dan terdapat anak sungai. Selain itu, di kawasan Perumas, Kota Jambi dan juga di Jalan Rajawali.
            “Titik-titiknya memang banyak, hampir semua titik-titik anak sungai dalam Kota Jambi memang perlu diwaspadai. Seperti Jalan Rajawali dan juga di Jalan Pattimura dan Perumnas,” katanya.
Sementara itu, di kawasan Broni, karena gorong-gorong di bawah trotoar pihaknya memang tidak bisa berbuat banyak. Selain itu, dikatakannya juga, jalan tersebut merupakan jalan Provinsi. “Jadi kami akan koordinasi dengan Provinsi dulu,” ucapnya.
Disebutkannya juga, banyaknya bangunan yang saat ini sudah berdiri di Kota Jambi, menjadi salah satu kendala yang dirasakan pihaknya untuk membersihkan saluran ataupun memperbaikinya.
“Jalan Rajawali juga macet. Disana kita sulit juga, kiri kanan sudah gedung semua. itu jadi kendala kita. Tapi ada, cara mengatasinya,” katanya.
“Ada banyak alternatif untuk mengatasinya, diantaranya kita dibuat kolam retensi di bagian tengah. Disamping itu, dibuat sodotan atau cabang dari aliran untuk pengalihan,” sebutnya.
Ia mengungkapkan, untuk membuat alternatif tersebut, pihaknya terkendala lahan. Sebab, untuk membuat kolam retensi, dibutuhkan lahan kosong yang akan dijadikan kolam retensi di kawasan yang berpotensi terjadi banjir.
“Sekarang untuk membuat itu kita terkendala lahan. Yang paling bagus kolam retensi memang, itu daerah aliran yang ada tanah kosong, nah tanah kosong itu kita beli untuk dijadikan kolam pengalihan aliran itu. Kolam retensi ini untuk menampung sementara supaya arus bisa menjadi baik,” jelasnya.
Hingga saat ini, katanya lagi, belum ada kolam retensi ini yang di bangun di Kota Jambi. “Sejauh ini belum ada, kita baru mendata kawasan. Selanjutnya baru kita laporakn ke Bappeda dan juga ke DPRD supaya bisa dibangun ini dan didukung. Ini sudah diprogramkan. Sekarang masih dibicarakan dan rencana, belum bisa dijalankan di 2012 mendatang,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Jambi, Zayadi menilai, rencana dari Dinas PU Kota Jambi yang berencana membangun kolam retensi akan sia-sia jika drainase yang ada saat ini sendiri tidak diperbaiki.
“Terkait rencana Dinas PU Kota Jambi akan membuat kolam retensi, saya pikir itu belum mendesak. Yang penting di Kota ini dibuat saluran yang lebih layak. Kalaupun kita memiliki kolam retensi kalau drainasenya masih seperti sekarang tidak akan memadai,” katanya.
Disebutkannya, saluran pembuangan menuju Sungai Batanghari di Kota Jambi saat ini sudah banyak dan bisa diberdayakan. “Sungai-sungai kecil yang menuju Batanghari banyak di Kota Jambi. Nah, sekarang bagaimana drainase yang hanya berukuran 20x30 meter harus diperbesar dan harus dikerjakan instansi terkait. Prioritasnya perbaiki dulu drainase itu. Menurut saya, kolam retensi belum dibutuhkan selama drainase tidak bagus. Bagaimanapun kolam retensi itu dibuat, kalau drainase masih seperti sekarang hasilnya juga tidak akan baik,” tukasnya.
Diungkapkannya juga, Dinas PU Kota Jambi harus membuat master plan drainase di Kota Jambi dengan baik dan benar. Ini untuk mengatasi permasalahan banjir yang disebabkan oleh saluran drainase tak memadai.
“Kita sudah minta untuk memikirkan jangka panjang. Bikinlah sistem drainase untuk Kota ini, jangan memandang sekarang saja. Karena drainase yang ada sekarang saja sudah tidak mungkin lagi daya tampungnya, tidak layak,” sebutnya.
Dirinya mengatakan dalam kesempatan itu, pihaknya sudah pernah menganggarkan untuk Dinas PU membahas master plan drainase di Kota Jambi. “Kalau tidak salah sudah pernah dianggarkan untuk membuat master plan drainase di Kota ini. jadi, betul-betul kita berharap jangan ada banjir berkepanjangan dan ke depan ada solusi untuk memperbesar saluran itu yang lebih layak dengan kondisi sekarang ini,” imbuhnya.
Dirinya juga menghimbau kepada pemerintah untuk mengajak masyarakat berperan serta. “Kita berharap ada koordinasi instansi terkait dengan masyarakat. Saya juga sedikit mengkritiki program pemerintah yang mengadakan gotong royong setiap Jumat membersihkan got. Harusnya ada partisipasi masyarakat, jangan hanya mereka yang turun sementara masyarakat tidak,” imbuhnya.
Pasalnya, yang memiliki lingkungan adalah masyarakat. “Harusnya dia (masyarakat, red) yang bertanggung jawab menjaga lingkungannya. Bolehlah instansi terkait turun juga namun sebagai koordinator, jangan dia (Dinas Pu, red) yang kerja. Misalkan, warga yang punya ruko, bersihkan sepanjang jalur rukonya,” imbuhnya.
Terkait dengan alasan warga yang sudah membayar retribusi kebersihan kepada Pemkot, dikatakannya, harusnya itu bukan jadi persoalan. “Itu kan lingkungan daerah itu juga tanggung jawab dia (masyarakat, red). Bayarkan hanya Rp 2500, masak melupakan tanggung jawab. Lagian juga untuk dia. Harusnya pikir jangka panjang,” ketusnya.
Sementara itu, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Kota Jambi mengaku sudah menyiapkan diri untuk menangani masalah yang bakal terjadi di musim penghujan ini, seperti banjir dan sebagainya.
“Kalau untuk korban banjir, kita stok di gudang siap berupa logistik. Disamping itu, anak-anak TAGANA juga sudah kita persiapkan. Sudah diadakan piket juga, jadi semua informasi akan cepat ditanggapi,” kata Kasful SH, MH, Kepala Disosnaker Kota Jambi kemarin.
 Bukan itu saja, Tim TAGANA, sambungnya, sudah diinteruksikan untuk melakukan pengecekan peralatan TAGANA. “Alat-alat sudah kita suruh cek, misalkan seperti tenda-tenda, tali yang lapuk mungkin dan perahu karet juga,” katanya.
Selama musim penghujan, sebutnya, belum ada laporan yang pihaknya terima dari masyarakat. “Untuk selama ini laporan masyarakat dan pantauan kita belum ada. Kalau sungai Batanghari juga kita lihat masih jauh, masih aman. Kadang yang dari hujan ini yang bahaya. Tapi itu isidentil, sejam dua jam juga sudah surut. Kita yang pasti sudah siap untuk mengantisipasi berupa bantuan,” tandasnya.

No comments:

Post a Comment