Sunday, September 25, 2011

ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM JADI FOKUS HARI HABITAT DUNIA 2011

Perubahan iklim menjadi tantangan utama pembangunan dunia dewasa kini. Saat ini, masyarakat cenderung hidup di kota dengan kawasan-kawasan industri di sekitarnya. Hal tersebut memberikan dampak lingkungan, namun juga dapat memberikan solusi untuk mengatasi perubahan iklim.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap dampak lingkungan akibat perubahan iklim maka Hari Habitat Dunia dan Hari Penataan Ruang 2011 kali ini mengangkat tema “Cities and Climate Changes : Empowerment for Green Cities". Peringatan Hari Habitat Dunia Tahun 2011 akan diperingati di kota Aguascalientes di Meksiko. Meksiko dianggap telah menunjukkan komitmen mengatasi dampak perubahan iklim dengan pengurangan pemukiman kumuh yang memfokuskan pada sektor air dan sanitasi, perencanaan perkotaan, serta promosi keamanan perkotaan dan kenyamanan ruang publik.
Direktur Perkotaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Joessair Lubis mengatakan bahwa penyelenggaraan Peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Tata Ruang 2011 merupakan bagian upaya pemerintah mewujudkan kota hijau. "Salah satu bentuknya melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)," ujarnya dalam temu wartawan di Jakarta, Kamis (22/9).
Program P2KH diwujudkan melalui penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) yang disepakati oleh 50 kabupaten/kota yang ikut serta di dalamnya. Program-program yang akan ditungkan difokuskan pada Green Planning and Design, Green Open Space, dan Green Community.
Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian PU, Susmono, yang juga sebagai Ketua Tim Pelaksana HHD 2011 menjelaskan ada 2 hal untuk mengurangi dampak perubahan iklim, yaitu dengan upaya mitigasi dan adaptasi.
"Mitigasi dengan pendekatan kebijakan kepada pemerintah kota melalui perancangan pembangunan kota, dan adaptasi dengan melakukan kampanye publik kepada masyarakat pentingnya ruang hijau di 36 kabupaten/kota," ujar Susmono.
Kampanye yang dilakukan dengan menyuarakan agar mengurangi emisi gas rumah kaca melalui perencanaan tata guna lahan yang tepat dan membuat peraturan bangunan yang efektif sehingga kota dapat meminimalisasi ecological footprint.
Pada tahun 2007, dampak efek rumah kaca meningkat 50% di perkotaan. Oleh karenanya, untuk meminimalisasi perubahan iklim harus dimulai dari kota itu sendiri jika ingin menangani perubahan iklim secara global.
Hari Habitat Dunia dan Hari Penataan Ruang 2011 akan dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan. Puncak peringaran akan diadakan di Makassar pada tanggal 15 Oktober 2011. Makassar mempunyai pengolahan sampah terpadu yang besar di Indonesia. Pantai Losari juga akan difasilitasi melalui sanitasi yang memadai serta akan dilakukan pula launching saluran drainase di kota Makassar.

No comments:

Post a Comment