Thursday, March 18, 2010

43 Murid SD Dibariskan Trus Ditampari Gurunya ,SD AL Ikhwan Medan Deli Diserbu Ortu Murid



Wali murid saat demo.Kamis, 18 Maret 2010
MABAR-Satu kelas atau sebanyak 43 murid kelas 5A SD Yayasan Perguruan Al Ikhwan Jalan Rumah Potong Hewan, Mabar, Kec Medan Deli ditampari gurunya bernama Ibu Sri, Senin (15/3). Tak terima tindakan itu, para orangtua murid datang ke sekolah untuk dipertemukan dengan oknum guru dimaksud.

Para orangtua murid mendatangi SD Al Ikhwan, Rabu (17/3). Mereka diterima Nasrun mewakili pihak sekolah. Pertemuan sempat ricuh karena oknum guru yang dituduh menampari muridnya itu tidak berada di sekolah.

Salah seorang orangtua murid, Sulastri kepada POSMETRO MEDAN mengatakan, oknum guru bernama Ibu Sri menampar muridnya satu per satu. Sesuai keterangan anaknya, peristiwa itu bermula ketika 43 murid kelas 5A akan mengikuti pelajaran olahraga. Namun karena guru yang bersangkutan belum hadir, Ibu Sri yang sedang mengajar di kelas 5B menyempatkan ke ruang kelas 5A sembari memberikan tugas. Lalu Ibu Sri kembali mengajar ke kelas 5B.

Tak lama setelah tugas diberikan Ibu Sri, guru olahraga hadir lalu memerintahkan murid kelas 5A ke luar lokal. Ketika itulah terjadi keriuhan hingga suasana tenang menjadi bising. Merasa terganggu, Ibu Sri keluar dari ruangan dan langsung mendatangi seluruh murid. Setelah minta izin dari guru olahraga, Ibu Sri membariskan seluruh murid lalu menamparinya satu per satu.

“Setelah itu Ibu Sri mengancam para muridnya agar tidak memberitahukan penamparan itu kepada orangtua mereka. Para murid juga disuruh mencuci wajahnya. Karena itulah anak saya hari ini tak sekolah akibat trauma,” kata Sulastri.

Begitu juga dikatakan Desi (28) yang tak terima atas perlakuan Ibu Sri terhadap anaknya Indah Kartika. Kata Desi, akibat tamparan itu anaknya jadi takut ke sekolah.

“Kalau salah jangan main tampar. Saya saja bertahun-tahun tak pernah nampar anak saya,” timpal Desi kepada pihak sekolah yang menerima keberatan mereka.

Ema (35) juga demikian merasa keberatan karena anaknya, Desi ikut menjadi korban penamparan itu.

“Anak tetangga saya bernama Linda bibirnya sampai jengir ke atas akibat tamparan itu,” katanya kesal.

Ketika dilakukan pertemuan di salahsatu ruangan kelas dengan pihak sekolah, tak ada kesepakatan yang tercapai. Pasalnya, orangtua murid bersikukuh agar Ibu Sri dihadirkan.

“Kami mau hadirkan kepala sekolah dan guru yang bersangkutan. Ini belum ada penyelasaian. Jadi kami minta pertanggung jawaban sekolah ini,” pinta Hendrik, orang tua murid yang lain.

Pertemuan itu akhirnya ricuh karena orangtua murid tak dapat menahan emosi. Sempat terjadi perdebatan antara orang tua murid karena ingin meminta tanda bukti hadir yang mereka tandatangani.

“Kertas itu jangan dijadikan bukti penyelasaian. Permasalahan ini belum selasai pak ya!” pungkas orang tua murid kepada pihak sekolah.

Sementara Nasrun yang mewakili pihak sekolah mengaku kepala sekolah sedang mengikuti penataran di Sibolangit. Sedangkan Ibu Sri tak dapat dihadirkan. “Jadi mari kita selesaikan ini, tapi kita akan koordionasi masalah ini kepada kepala sekolah, karena beliau tak ada di tempat,” kata Nasrun di hadapan orang tua murid yang meninggalkan ruang kelas.

POSMETRO MEDAN yang mengonfirmasi Nasrun membenarkan permasalahan belum selesai karena belum ada kesepakatan. “Masalahnya belum selesai jadi saya tak mau berkomentar,” kelitnya. (Fachril)

No comments:

Post a Comment