Saturday, November 27, 2010

Badak Bengkulu Menyingkir ke Jambi


Badak Bengkulu Menyingkir ke Jambi

Jambi- Badak Sumatra yang hidup di Provinsi Bengkulu diperkirakan lari atau migrasi ke hutan Taman Nasional Kerinci Seblat, Provinsi Jambi, sejak 2005 untuk mencari pelindungan yang lebih aman.

"Selama ini hewan langka itu selalu menjadi sasaran pemburu liar sehingga posisinya di kawasan hutan Taman Nasional Krinci Seblat (TNKS) Bengkulu kurang aman sehingga mereka hijrah ke wilayah Krinci, Jambi, kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Andi Basrul, Jumat (19/11).

Sekitar 2005 diperkirakan ada tiga ekor badak di kawasan TNKS namun berdasarkan pemantauan petugas Rhino Patroli Unit (RPU) yang memonitor dan menjaga populasi badak di TNKS wilayah Bengkulu sudah tidak ada lagi. Petugas Rhino Patroli Unit itu bertugas di wilayah Provinsi Bengkulu selama satu tahun sampai akhir tahun 2005, tidak menemukan lagi jejak ketiga ekor badak tersebut.

RPU saat itu dinilai gagal total dan dibubarkan hingga badak di wilayah itu terancam punah, untuk penggantinya sudah dibentuk "Rescue Project" dengan tugas menyelamatkan satwa badak yang tersisa. Bentuk kegagalan tersebut terlihat dari populasi badak yang semula diperkirakan sebanyak 40-60 ekor tahun 1992, menjadi hanya 2-3 ekor pada tahun 2004 akibat perburuan liar.

Bagi pemburu, kata dia, berhasil mendapatkan badak di tengah hutan belantara ibarat seorang pecandu sabu yang terus ketagihan sehingga selalu berupaya mendapatkan satwa tersebut secara rutin. "Seekor badak dewasa memiliki cula 82 gram dengan harga per gram mencapai puluhan juta rupiah, membuat pecandu itu makin ketagihan," ujarnya.

Petugas proyek penyelamatan badak beberapa tahun lalu pernah menemukan jejak kaki dan kotoran badak namun tidak ditemukan badak tersebut. Atas dasar tersebut, kuat dugaan bahwa badak di wilayah Bengkulu sudah berpindah TNKS Wilayah Jambi, katanya.

Sedangkan satwa dilindungi lainnya seperti gajah, harimau, beruang dan rusa di wilayah Bengkulu juga makin terjepit akibat makin berkurangnya kawasan habitat binatang tersebut, tambah Andi. ()|

No comments:

Post a Comment