Thursday, August 27, 2009

Terkait Pencemaran Lingkungan Warga Harapkan Pejabat Pusat Jakarta

Terkait Pencemaran Lingkungan
Warga Harapkan Pejabat Pusat Jakarta

Marelan, msi
Aroma bau busuk yang bersumber dari PT SAS jalan Titi Pahlawan Lingkungan 3 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan sangat meresahkan warga. PT SAS membuang limbah hasil laut keparit umum, akibatnya pencemaran lingkungan itu tidak saja mengganggu pernafasan warga sekitar, namun juga mengganggu nelayan tambak di daerah Siombak Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.
Keresahan warga yang tergolong tinggi itu sudah berulang kali dilaporkan ke Dinas terkait di Sumatera Utara. Bapedelda Sumut, Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, DPRD kota Medan , DPRD Sumut. Bahkan sebagai protes, warga sekitar berulang kali menggelar aksi demo. Begitu juga surat teguran yang dilayangkan Lurah Rengas Pulau, namun hingga sampai saat ini PT SAS tetap saja menyalurkan limbahnya ke parit-parit umum.
Limbah PT SAS ini mengancam kesehatan masyarakat. Air sumur-sumur warga sekitar berobah menjadi warna hitam dan bau busuk. Ketidak nyamanan juga dirasakan ribuan pengguna jalan raya yang melintas di jalan umum itu.
Masyarakat disana mengharapkan uluran tangan pejabat pusat Jakarta untuk segera menyikapi keresahan ribuan warga yang terserang limbah PT SAS. Mereka juga meminta agar PT SAS yang sudah bertahun-tahun merugikan warga itu dan berdiri di tengah-tengah perkampungan masyarakat untuk dipindahkan ke Kawasan Industri Medan (KIM) atau ketempat lainnya.
Ritinitas pengolahan hasil laut eksport ini setiap bulannya dikunjungi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumut. Kendatipun demikian pejabat di Dinas itu tidak mau tahu dengan keresahan masyarakat yang sudah menjurus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Menutupi kemarahan warga, PT SAS menggunakan jasa pihak ketiga untuk mendekati warga dan menawarkan sembako yang disalurkan menjelang lebaran Idul Fitri. Sebahagian besar masyarakat di sana tetap menolak pemberian itu.
Selain itu, PT SAS ini menggunakan hampir seribuan tenaga kerja harian lepas (harlep) dan borongan. Mereka bekerja dibagi menjadi 3 sif (masuk pagi,siang, dan masuk malam-red), seribuan pekerja ini juga perlu mendapatkan perhatian khusus dari Disnakertrans pusat Jakarta .
UC (36) warga gang Pringgan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan pada SRI ditempat kediamannya, Minggu lalu mengaku pasrah dengan limbah PT SAS, “ kami sudah bolak-balik melakukan protes atas limbah PT SAS, namun pintu hati pejabat dan Dinas terkait di Sumut ini belum terbuka mendengarkan rintihan masyarakat. Kami pasrah, sedangkan pejabat saja tak sanggup atasi PT SAS, apalagi masyarakat seperti kami ini, ibarat mentimun lawan durian ya hancur “, pasrah UC yang sehari-harinya mengharapkan hasil tambak untuk menghidupi anak dan istrinya.(rahman).

No comments:

Post a Comment