Warga tiga desa menuding PT EMAL menyerobot lahan mereka. Hingga kini sengketa dengan perusahaan belum menemukan jalan penyelesaian
Ratusan warga ini menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sarolangun. Mereka meminta PT EMAL-JAW agar meninggalkan lahan masyarakat yang selama ini kerap diserobot, dan juga dirusak oleh pihak perusahaan. Para pendemo juga menuntut Bupati Sarolangun untuk menyurati PT EMAL-JAW agar menghentikan aktivitas perkebunan, hingga permasalahan diselesaikan.
Aksi ini mendapat pengawalan cukup ketat aparat dari Polres Sarolangun dan Satpol PP, karena para demonstran ini ngotot ingin bertemu anggota dewan. Karena barikade aparat yang ketat, membuat mereka hanya bisa berorasi di depan pagar gedung DPRD.
16 perwakilan warga diperbolehkan masuk ke gedung DPRD untuk menyampaikan aspirasinya. Mereka diterima Wakil Ketua DPRD, M Saihu dan beberapa anggota DPRD, di antaranya, Hurmin, Yusuf Helmi, Evi Suherman, Suyatno Hadi Wibowo, Sobri, dan Supratman. Tampak hadir Kabag Ops Polres Sarolangun Kompol P Aritonang, Kabag Pemerintahan M Thamrin, serta perwakilan dari Disbunhut Sarolangun.
Di depan anggota dewan, Kades Kasang Melintang, Azhari menyatakan, agar diadakan pengukuran ulang lahan milik PT EMAL-JAW, karena diduga lahan masyarakat sudah banyak yang diserobot perusahaan.
Seorang perwakilan dari Desa Lubuk Kepayang, Basir Muaz menimpali, intinya meminta ketegasan Pemkab Sarolangun menyelesaikan persoalan yang berlarut-larut hingga belasan tahun. "Kami menuntut agar PT EMAL-JAW tidak lagi merusak, menyerobot tanaman maupun lahan warga masyarakat. Kami minta persoalan ini tidak terus berlarut-larut. Kami juga meminta pihak Polres untuk secara transparan menyelidiki pengaduan kami yang selama ini terkesan mengendap," ucapnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat dari Desa Kasang Melintang, Boy Irawan, mengharapkan dukungan DPRD Sarolangun dalam menyelesaikan persengketaan antara warga dan Perusahaan.
"Kami meminta DPRD Sarolangun untuk segera turun dan mengecek kebenaran di lapangan, serta membantu masyarakat terkait masalah ini," timpal Panjaitan, perwakilan Gapoktan Simpang Meranti.
Atas pernyataan warga ini, M Saihu berjanji akan akan turun ke lokasi paling lambat pada 31 Januari 2011 mendatang. Ia meminta masyarakat untuk bersabar karena, saat ini dewan belum bisa langsung ke lokasi, karena sedang menggelar pembahasan anggaran Kabupaten Sarolangun.
Setelah sekitar 1,5 jam berdialog, Saihu bersama anggota DPRD lainnya kembali memberikan penjelasan ulang kepada warga yang berada di luar gedung. Mereka menerima kesepakatan untuk bersabar hingga akhir januari 2011. Namun, warga akan mengambil tindakan sendiri, jika tanggal 31 Januari 2011, masalah belum ada penyelesaian. Warga akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 13.45.
No comments:
Post a Comment