Sunday, February 20, 2011

Kini Sebagian Diperjual Belikan Lapangan Terbang Dibuat Lahan Perkebunan


Perkebunan Sawit dan Karet seluas 5 hektar yang dikelolah oleh Perusahaan PTP VI, ternyata dulunya adalah landasan uadara pesawat jenis SMAC untuk melakukan penerbangan ke Kota Jambi. Kini lapangan tersebut sudah dipenuhi dengan sawit
dan karet.


PADA tahun 1983 yang lalu, tepatnya di Dusun Embacang Gedang, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, pernah berdiri sebuah kawasan untuk landasan pesawat. Landasan yang diperuntukkan sebagai salah satu alat transportasi angkutan udara tersebut memiliki luas area sekitar 5 hektar lebih.

Pada mulanya, landasan tersebut merupakan hibah dari masyarakat yang berdomisili di Dusun Teluk Pandak, Kecamatan Tanah Sepenggal kepada Pemerintah. Kemudian dikelola oleh perusahaan PNPN VI dijadikan sebagai salah satu sarana alat transportasi bagi masyarakat umum pada.

Endang Sunandar, Rio Dusun Embacang Gedang mengatakan bahwa, lahan yang dijadikan sebagai lintasan pesawat yang dulunya pernah beroperasi merupakan tanah hibah dari penduduk Dusun Teluk Pandak.

Tahun 1983 yang lalu, kawasan ini telah diaktifkan sebagai salah satu sarana transportasi dengan menyediakan pesawat yang berjenis SMAC.

Pesawat jenis ini hanya bisa menampung 5 orang penumpang. Untuk menaiki peswat ini, pada tahun 1985 lalu, hanya dengan uang sebesar Rp 15 ribu bisa masuk pesawat itu dan bisa terbang ke Kota Jambi.

Ditambahkan Endang, Saat ini lapangan itu tidak berfungsi lagi. Lantaran jalan darat sudah bisa dinikmati. ”Sekarang lokasi itu tidak berfungsi seperti dulu lagi. Selain keadaan lokasi yang tak menentu, Masyarakat  juga lebih banyak menggunakan kendaraan darat. Waktu dulu, yang namanya jalan darat belum sebagus sekarang.

”Pada waktu itu Jembatan tembesi saja belum ada, ”urainya. Endang Sunandar, selaku Rio Dusun Embacang Gedang sebenarnya sangat menyayangkan keadaan lapangan tersebut karena telah dijadikan lahan perkebunan masyarakat.

”Sangat disayangkan, jika melihat kondisi lapangan itu saat ini. Kawasan yang dulunya jadi tempat mampir pesawat, sekarang telah dijadikan masyarakat lahan perkebunan. Ada yang ditanami karet, sawit, bahkan sampai-sampai telah mendirikan pondok tempat berteduh ditengah-tengah lahan itu.

Bahakan menurut Rio ini, selain dijadikan lahan perkebunan, kini tanah tersebut ada yang telah diperjual belikan. Kejadiannya ketika pada waktu dulu pernah ada kesepakatan antara Pemerintah Bungo dengan masyarakat setempat untuk mengolah lahan yang pada waktu itu masih kosong untuk untuk ditanami tanaman.

Namun, jika pemerintah telah mengambil kebijakan untuk menarik lahan itu kembali, masyarakat harus rela melepaskan lahan tersebut kepada pemerintah Daerah.

No comments:

Post a Comment