Friday, February 18, 2011

Sumur Warga Terisi Minyak Mentah

Sumur Warga Terisi Minyak Mentah
Sriwijaya Post
Sumur milik warga yang tercemar minyak mentah yang diduga dari pipa minyak yang bocor

MUARAENIM - Warga Dusun Talang Berenai, Kampung V, Desa Lubuk Raman, Kecamatan Rambang Dangku, Muaraenim, resah. Akhir-akhir ini lahan mereka digenangi minyak mentah. Diduga minyak mentah berasal dari pipa minyak milik PT E&P Region Sumatera Pertamina yang bocor.

Dari informasi yang dihimpun, Minggu (11/7/2010), beberapa petugas pihak Pertamina EP Region Sumatera, sedang melakukan pemasangan pipa pendistribusian yang berada di atas lahan warga. Sesuai prosedur anjuran seharusnya berada 1,5 meter di bawah permukaan tanah untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, rangkaian jalur pipa juga tidak dilengkapi dengan pengamanan terhadap gangguan dan bencana alam yang mungkin terjadi.

"Diduga umur pipa Pertamina itu sudah cukup tua sehingga mudah terjadi kebocoran. Sebelumnya sempat terjadi negosiasi masalah ganti rugi lahan kami ini, namun harga ganti rugi yang ditawarkan pihak Pertamina EP Region Sumatera tidak sesuai dengan yang kami minta. Jika masalah ganti rugi ini tidak selesai, terpaksa kami akan mengupayakan dengan menempuh jalur hukum yang berlaku," kata A Rusli bersama Yopi Riswanto.

Menurut A Rusli (40), salah seorang warga yang menjadi korban, kebocoran pipa tersebut diketahui oleh warga setempat, A Din Yusuf yang pertama kali lahan terkena minyak Pertamina itu pada tanggal 25 juni 2010 lalu. Lahan milik A Din Yusuf ini sendiri berada di bagian hulu tanah milik A Rusli dan Yopi Riswanto sendiri. Atas laporan A Din Yusuf itu, pihak Pertamina pada tanggal 25 Juni 2010 sore harinya melakukan pengecekan, membersihkan, dan menyumbat pipa milik Pertamina yang bocor itu.

Namun pada tanggal 2 juli, tiba-tiba tumpahan minyak mentah dalam jumlah banyak mengalir ke tanah milik A Din Yusuf kembali dan mengalir terus hingga ke lahan A Rusli dan Yopi Riswanto tersebut.

"Akibatnya lahan kami sepanjang lebih kurang 50 meter yang posisinya berada di bawah lahan milik A Din Yusuf itu ikut terkena aliran minyak dan kembali mengalir ke anak Sungai Bernai yang digunakan oleh masyarakat disekitar," ujarnya.

Senada, Yopi juga mengatakan jika kebun miliknya tersebut baru ditanam karet yang diperkirakan telah berumur empat tahun. Akibat adanya aliran minyak tersebut, 24 batang pohon karet miliknya yang siap panen juga terkena limbah minyak dan menumpuk berada dekat pohon batang karet itu.

Selain itu, dua buah sumur miliknya yang berada di lahan kebunnya juga ikut tercemar.

Sementara itu menurut Kepala BLH Kabupaten Muaraenim melalui Kabid Kerusakan Lingkungan BLH Kabupaten Muaraenim Edi Irson ST, mengatakan jika pihaknya belum menerima laporannya.

Dikatakannya, jika sudah ada laporan dari warga mengenai hal itu, pihaknya dapat segera menindaklanjutinya sebagai bahan acuan. Walaupun tidak ada laporan, kata Edi, pihaknya sendiri berencana dalam waktu dekat akan melakukan investigasi ke lapangan.

No comments:

Post a Comment