Wednesday, February 16, 2011

Semua Sawah Kekeringan Produksi Padi Terancam Turun Drastis

MUARABULIAN - Musim kemarau yang telah berlangsung beberapa bulan terakhir ini, nampaknya makin membuat cemas para petani. Pasalnya, musim yang saat ini terjadi bakal menyebabkan areal persawahan di Kabupaten Batanghari mengalami kekeringan. Kendati hujan turun beberapa kali, namun rendahnya curah hujan tidak mampu membasahi ribuan hektar sawah di Bumi Serentak Bak Regam.
      Informasi yang berhasil dihimpun koran ini, petani mulai resah, selain hujan tidak kunjung datang, dikhawatirkan musim kemarau kali ini bakal berlangsung lama. Kondisi ini diperparah ketika musim kemarau tengah berlangsung para petani menanti datangnya masa panen yang diprediksi pada bulan Agustus mendatang.
Tidak hanya itu, sebagian petani khususnya di Kecamatan Muara Bulian dan Pemayung saat ini baru memasuki musim tanam kedua dalam tahun 2011 ini. Dikhawatirkan, ratusan hektar tanaman padi yang baru ditanam tersebut akan mengalami gagal tanam.
      Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Disperta) Kabupaten Batanghari Darmawi SP, ditemui disela-sela peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di gedung Cadika selasa (16/02) kemarin membenarkan bahwa hampir seluruh areal persawahan di Kabupaten Batanghari mengalami kekeringan. Menurutnya, kekeringan yang mengancam petani saat ini berpotensi menurunkan produksi padi.
“Kekeringan saat ini cukup berpengaruh pada produksi, karena kurangnya pasokan air menyebabkan anakan berkurang. Jelas ini menurunkan produksi padi,”ungkap Darmawi.
      Saat ini sebagian besar petani di Kecamatan Maro Sebo Ulu akan memasuki masa panen pada bulan Agustus mendatang. Seperti di Desa Kembang Seri, Tebing Tinggi, Teluk Leban, Rengas Sembilan dan Peninjauan. Sedangkan untuk Kecamatan Mersam diperkirakan akan panen sekitar bulan September mendatang.
Seperti diketahui, hampir seluruh areal pertanian di Kabupaten Batanghari merupakan sawah tadah hujan yang tentunya sangat bergantung pada curah hujan. Sejauh ini, pemkab terus berupaya memberikan bantuan kepada petani untuk mengatasi kekeringan tersebut. Salah satu upaya adalah sistem pompanisasi, namun hanya bisa dilakukan untuk kawasan persawahan yang lokasi tidak jauh dari sumber air, seperti sungai Batanghari.
      Darmawi menjelaskan, saat ini sekitar 500 hektar sawah telah terbantu dengan sistem pompanisasi, seperti areal persawahan di Desa Rantau Kapas Tuo, Sungai Lingkar, Rantau Gedang, Rantau Puri, Padang Kelapo, Karmeo, Ampelu, Sungai Pulai. Untuk tahun 2009 ini sebutnya, Disperta membangun satu unit pompanisasi untuk Desa Olak Besar Kecamatan Batin XXIV.

No comments:

Post a Comment