PTPN-VII Rugi Rp 25 M

TINJAU — Anggota DPRD OI meninjau bangunan yang dibakar warga di areal perkebunan tebu rayon 6 PTPN VII Cinta Manis, Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir (OI),

Senin (7//12).

Sriwijaya Post - Selasa, 8 Desember 2009 09:19 WIB

INDRALAYA, SRIPO — Kerugian material akibat pembakaran base-camp Rayon-6 PTPN-VII Cintamanis dalam insiden Jumat lalu, diperkirakan mencapai Rp 25 miliar. Karyawan eks-penghuni base camp masih mengungsi karena rumah mereka ludes terbakar.

Estimasi kerugian itu disampaikan Manager Unit Usaha PTPN VII Cinta Manis, Ir Sutrisno SH MH, dihubungi seusai anggota DPRD Ogan Ilir mengunjungi lokasi kejadian. “Mereka (karyawan) mengungsi sejak kejadian, kalau tidak mengungsi bisa membahayakan jiwa,” kata Sutrisno kemarin, seraya mengatakan bahwa karyawan mengungsi ke Rayon-3.

Diungkapkan, akibat amuk massa di Rayon-6 PTPN VII itu kerugian ditaksir mencapai Rp 25 miliar. Lokasi base camp Rayon-6 ini terletak di wilayah Kecamatan Payaraman, masih lengang. Tak terlihat aktivitas kerja dari karyawan di sana, generator listrik mulai dinyalakan dan aliran air bersih dibiarkan meluap.

Sebanyak 12 anggota DPRD OI, Senin (7/12) yang berkunjung ke lokasi ini masih menyaksikan sisa puing terbakar. Termasuk 20 unit traktor, empat mobil hangus dan belasan bangunan tebakar dan rusak.

Kunjungan anggota dewan ini dipimpin Ketua Fraksi Partai Golkar Drs A Yani MM. Ia mengungkapkan, dewan belum mengambil sikap dalam insiden kemarahan massa karena 19 warga Desa Rengas menjadi korban penembakan anggota Brimob Polda Sumsel.

“Hasil peninjauan ke lapangan ini akan dibawa ke rapat untuk membentuk panitia khusus penyelesaian sengketa lahan,” kata Yani. Ada tiga agenda yang menjadi pokok bahasan panitia ini.

“Pertama membahas aksi penembakan warga. Kedua, masalah sengketa lahan warga dengan PTPN. Dan ketiga, menawarkan solusi agar PTPN dijadikan BUMD yang dikelola daerah,” katanya.

Dewan juga akan meminta penjelasan tentang izin hak guna usaha (HGU) yang umumnya berlaku selama 25 tahun. “Sekarang sudah lewat masa itu, pertanyaannya apakah PTPN VII sudah memerpanjang HGU-nya lagi atau bagaimana,” ungkap Yani.

Sengketa lahan PTPN VII dengan warga Desa Rengas, sudah berlangsung hampir 30 tahun. DPRD priode sebelumnya, sudah membahas dan membentuk panitia khusus. Namun hasil kerja panitia khusus atau pansus tahun 2007 itu, belum jelas. “Kami akan melanjutkan kembali Pansus itu, dewan akan menggunakan haknya sebisa mungkin untuk menyelesaikan masalah ini,,” katanya. (trs)