Wednesday, December 9, 2009

Mortir Meledak, Warga Bagandeli Heboh

Chairul Anwar
Wednesday, 09 December 2009

Sebuah mortir penemuan nelayan di Belawan yang hendak diambil kuningannya untuk dijual ke botot meledak, Selasa (8/12). siang. Meski pada kejadian itu tidak sempat mengambil korban, namun sempat membuat warga Bagan Tambahan Kelurahan Bagan Deli Kecamatam Medan Belawan heboh dibuatnya.


Keterangan yang diperoleh Global dari beberapa orang warga di Bagan Tambahan Kelurahan Bagandeli, Selasa, sebagian nelayan pencari kerang di sana kini telah beralih profesi sebagai penyelam untuk mendapatkan mortir peninggalan penjajahan Belanda yang dahulu banyak dibuang di perairan Belawan.


Bahan peledak itu dalam beberapa pekan terakhir kerap secara tidak sengaja ditemukan oleh nelayan. Tetapi setelah mengetahui bagian komponen mortir terbuat dari kuningan yang punya nilai jual tinggi, maka sebagian nelayan memilih "berburu" mortir daripada kerang atau buah laut lainnya.


Hal itu juga dilakukan Sy dan Rid serta beberapa nelayan warga Bagan Tambahan Kelurahan Bagandeli. Sepulang melaut mereka membawa sebuah mortir. Selasa (8/12), Sy dan Rid menjemur peluru berbentuk roket itu dekat bara api dengan harapan cepat kering karena sempat tersiram air.


Kedua nelayan yang hanya pernah duduk di bangku sekolah dasar itu tak menduga, panasnya bara api akan mempercepat aktifnya bahan peledak. Ternyata benar, dar....... suara ledakan yang memekikkan telingga membuat heboh warga Kelurahan Bagandeli.


Ismuddin salah seorang warga Bagandeli kepada Global mengatakan, jual beli kuningan bekas mortir di kawasannya sudah tidak asing lagi, karena sebagian besar warga di sana berprofesi sebagai penyelam untuk mencari buah laut seperti kerang, panggang pulut, kerang hijau (kemudi kapal) yang dilakoni secara musim-musiman. "Saat ini musim nyelam mortir, ya nelayan rame-rame ikut cari mortir,"sebutnya.


Harga mortir kuningan, katanya, sangat menggiurkan Rp30 ribu/kg yang dijual kepada botot. Sedangkan sebuah mortir ada yang memiliki berat 4 hingga 9 kg.


Lokasi pencarian bahan peledak bekas peninggalan penjajahan Belawan itu hanya sekitar 1 hingga 2 mil dari Pelabuhan Belawan. Sejumlah mortir yang ditemukan tidak lagi dilaporkan nelayan ke polisi, tetapi diolah sendiri untuk diambil kuningannya.


Bahkan ledakan mortir yang terjadi di Bagan Tambahan Kelurahan Bagandeli Kecamatan Medan Belawan bukan hal pertama yang terjadi. Senin (30/11) lalu suara ledakan juga terdengar dan sempat menghebohkan warga pesisir pantai Percut Sei Tuan dan Bagandeli Belawan. Sayangnya, baik Polsekta Percut Sei Tuan maupun Polres KPPP Belawan yang turun menelusuri sumber ledakan menemui jalan buntu.


Sejumlah perwira Polres KPPP Belawan yang dikonfirmasikan Global terhadap ledakan mortir di Bagan Tambahan Kelurahan Bagandeli mengaku belum mendapat informasi tentang itu.


AKP Hermandyah Siagian, Kabag Bina Mitra yang selalu mengundang wartawan bila ada temu pers juga mengatakan hal yang sama. "Kita belum ada menerima laporan tentang adanya ledakan mortir," ujarnya saat dikonfirmasikan Global di ruang kerjanya.


Sekadar diketahui, Polres KPPP Belawan pada 25 November bulan lalu mengamankan sebuah mobil pikcup berisi ratusan keping kuningan yang diduga bekas mortir dari kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Belawan (PPSB). Ketika itu AKP Dony Aleksander SIK, Kasat Reskrim Polres KPPP Belawan mengatakan, pihaknya akan menerapkan UU Darurat No. 12 Tahun 1951 untuk menjaring pihak yang terlibat di dalam pencarian mortir atau bahan peledak peninggalan Belanda itu.



Chairul Anwar | Global | Medan

No comments:

Post a Comment