Tuesday, December 8, 2009

Nelayan Belawan Alih Profesi Cari Peluru

Selasa, 8 Desember 2009
BELAWAN-NELAYAN Belawan bingung. Bagaimana tidak, hingga kemarin (7/12) cuaca di laut masih tak menentu. Ombak besar masih menari di perairan Belawan. Ditambah masih maraknya aksi perampokan di tengah laut. Karenanya tak heran banyak nelayan yang alih profesi. Uniknya, sebagian nelayan alih profesi mencari amunisi sisa jaman perang. Pekerjaan langka ini telah lama dilakoni para nelayan. Dari hasil temuan tersebut, mereka jual ke tukang barang bekas atau botot.

Seperti yang dikemukakan warga yang enggan menyebutkan namanya, pekerjaan itu sudah lama mereka jalani. Mereka terpaksa untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pencarian dilakukan sekitar 2 kilometer dari bibir pantai.

“Cari mortir dan peluru tak sulit Bang. Di perairan Belawan ini jumlahnya banyak sekali. Kita tinggal mengerok dasar laut yang jaraknya sekitar tujuh meter. Kalo di dasar menyentuh benda keras, berarti itu mortir atau peluru. Setelah ditemukan, kita harus menyelam untuk mengambilnya dan membawanya ke pinggiran,” ungkap pria ini.

Pria berkulit hitam ini menambahkan, harga jual mortir atau peluru tersebut lebih tinggi dari harga ikan atau kerang per kilonya. Karena itulah, meski beresiko tinggi, para nelayan tak peduli. Aktivitas itu hingga kini menjadi pekerjaan alternatif di tengah maraknya aksi perampokan di laut.

Namun, pekerjaan juga itu membuat warga di sana resah. Sebab, dampak dari alih profesi itu bisa memusnahkan tempat tinggal mereka. “Kita meminta pada aparat kepolisian untuk mengusut persoalan ini. Sebab, ini menyangkut keselamatan manusia,” pinta warga.

Kasat Reskrim Polres KP3 Belawan AKP Dony Aleksander SIK mengatakan, pihaknya akan menerapkan UU Darurat No. 12 Tahun 1951 untuk menjaring pihak yang terlibat di dalam pencarian mortir atau peluru tersebut.

“Kita masih mengembangkan kasus ini. Kita juga telah mengamankan satu unit mobil yang membawa ribuan amunisi. Namun sayangnya, tersangkanya belum ditangkap karena sempat melarikan diri saat kita hentikan di jalan,” ungkap Doni. (dian)

No comments:

Post a Comment