Wednesday, April 13, 2011

Sejarah Kereta Api di Medan


Rel kereta api pertama kali diletakkan di bumi Sumatera Utara oleh Perusahaan Kereta Api Swasta Belanda yang bernama Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) di tahun 1886
yang menghubungkan Kota Medan dan Labuan (laboean) yang merupakan cikal bakal jalur kereta api Medan – Belawan. Sejak dulunya Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan utama Sumatera Utara untuk membawa hasil bumi seperti Tembakau ke luar negeri. Dulu, Labuan merupakan sentral keramaian bahkan sebelum kota Medan berdiri. Pelabuhan Labuan di Sungai Deli inilah yang menjadi pusat perdagangan, transportasi dan bongkar muat barang perkebunan (khususnya tembakau) di Sumatera bagian Timur, akan tetapi karena Labuan seringkali kebanjiran dan tidak mampu mengakomodasi kapal-kapal uap besar maka transportasi usaha perkebunan mulai dikonsentrasikan ke Pelabuhan Belawan.

Stasiun KA Medan (tampak belakang)
Stasiun Medan di awal tahun 1900-an taken from KITLV

Stasiun KA Medan (tampak depan)


Stasiun KA Medan (sekarang)



Jalur kereta api Medan – Belawan yang berjarak sekitar 21 km, pada saat itu memiliki beberapa stasiun yaitu Stasiun Medan – Gloegoer – Poeloebraijan – Mabar – Titi Papan – Kampong Besar – Laboean – Belawan – Pasar Belawan – dan Pelabuhan Belawan (Oceaanhaven I – II dan III). Akan tetapi seiring perkembangan waktu, bertambahnya transportasi jalan raya dan berkurangnya tingkat okupansi penumpang maka pada saat ini Jalur Medan – Belawan tidak lagi digunakan untuk mengangkut penumpang melainkan hanya digunakan hanya untuk jalur KA Barang saja yakni KA Barang pengangkut CPO (Crude Palm Oil), PKO (Palm Kernel Oil), getah karet (lateks), BBM dan pupuk. Dulu, saking ramenya jalur Medan belawan ini dilayani oleh double track (triple track dari medan – pulubrayan dan double track dari pulubrayan – belawan) kalo sekarang sih udah sisa satu aja, tinggal bekas-bekasnya aja yang berserakan di beberapa lokasi… Stasiun KA yang saat ini masih digunakan pun tidak lagi sebanyak pada zaman DSM masih berjaya. Stasiun yang masih aktif adalah Stasiun Pulubrayan, Labuan dan Belawan saja. Nah, pada postingan kali ini gw mau nampilin hasil hunting gw di jalur ini…
STASIUN GLOEGOER
Mencari keberadaan ex Stasiun Glugur ini cukup menggelikan kalo gw ingat-ingat, menggelikan karena kantor tempat gw kerja dan rumah kontrakan gw yang juga berada di daerah Glugur tapi gw gak tau sama sekali mengenai keberadaannya. Biasa… semut di seberang lautan keliatan, tapi gajah di pelupuk mata malah ngga… kwkwkwk.. Awalnya gw gak tau sama sekali tentang keberadaan stasiun ini, tapi begitu gw dapet peta jalur KA Sumut jaman belanda punya, barulah gw ‘ngeh’… “lho kok ada stasiun glugur, dimana ni?”… dan hunting pun dimulai… dimulai dari arah belakang kantor gw di jalan Ampera Raya menuju ke arah simpang glugur mulai gw susuri, pertama-tama yang keliatan adalah sebuah persimpangan (wesel) rel di jalan ampera 11, katanya itu merupakan jalur yang menuju ke sebuah bengkel kereta jaman dulu, dimana saat ini di lokasi tersebut sudah berdiri kampus UMSU..  Perjalanan dilanjutkan dan kemudian yang kelihatan adalah sebuah tiang sinyal lengan mekanik yang udah karatan berat… udah dekat ni pikir gw… terus gw susurin lagi DPR (daerah pinggir rel) melalui jalan Ampera Raya sampe mencapai persimpangan jalan glugur hong. Di persimpangan ini terdapat sebuah Pos JPL dengan surroundings yang “mencurigakan” karena berada ditempat yang cukup lapang… tengok sana tengok sini, belum ketemu juga… sampe akhirnya mata gw tertuju pada sebuah bangunan rumah plus warung tepat di persimpangan. Bangunan ini punya atap berciri khas stasiun lama yang ada DIVRE 1 yakni beratapkan susunan papan kayu berwarna hitam yang berada tepat di seberang Pos JPL… bangunan kecil ini pun gw puterin, sampe akhirnya keliatan juga tulisan lama di tembok dekat atapnya yang bertuliskan “GLUGUR”… whuahhh… girang hati bukan kepalang… ketawa ngakak lah gw, karena selama ini tu bangunan gw lewat-lewatin aja bahkan beli rokok disitu tanpa tau kalo itu dulunya bekas stasiun kecil bernama STASIUN GLOEGOER! Mantap!… one down, and so many stations to go! hehehehe…
Menurut cerita orang sekitar, stasiun ini memang udah gak lama banget gak digunakan lagi, dan sekarang akhirnya cuma dijadikan rumah tinggal n warung rokok aja… malang nian nasibmu kawan…
STASIUN POELOEBRAIJAN
Stasiun KA Pulubrayan
Stasiun Pulu Brayan terletak sekitar 200 meter dari persimpangan Brayan. Orang medan biasa menyebutnya daerah brayan bengkel, karena di samping stasiun ini terletak bengkel / balai karya/ balai yasa kereta api medan. Kompleks stasiun ini masih memiliki sebuah rumah sinyal yang masih dipakai sampai saat ini dan juga memiliki kompleks pergudangan yang kini disewakan untuk umum…  Setiap harinya stasiun ini melayani sekitar 16 kali dinasan kereta CPO dan BBM. cukup rame…  Selain balai yasa medan, di ujung sebelah utara stasiun ini terdapat juga dipo kereta yang namanya Dipo Kereta Pulu Brayan, sebagai tempat diperbaikinya kereta dan gerbong…
KA CPO isi melintas di Stasiun Pulubrayan
Lok langsir menarik ketel kosong dari dipo kereta pulubrayan
Rumah Sinyal Sta Pulubrayan
Stasiun ini juga merupakan stasiun pengisian kurs pupuk yang akan dibawa sampai ke daerah rantau prapat. Banyaknya gerbong GGU, TTRU dan TTW yang stabling disini juga memberikan ciri khas yang berbeda dengan stasiun lainnya. Pupuk ini diisi dari beberapa gudang di sekitar stasiun yang disewa oleh swasta. Tapi sayangnya, karena sifat pupuk yang keras bahan kimianya, banyak dari gerbong-gerbong tersebut sudah karatan berat dan sudah layak dilakukan PA padahal belum waktunya… Daerah disebelah timur stasiun ini dulunya juga merupakan kompleks kereta api (zaman DSM). Di kompleks tersebut masih terdapat water tower antik dan uniknya adalah masih adanya site plan berbentuk oval yang dulunya merupakan perumahan pegawai DSM yang penempatannya dibedakan antara pegawai-pegawai eropa dan lokal.
pulubrayanPulubrayan google map
Gambar disebelah kiri peta kompleks DSM jaman dulu, sedangkan gambar sebelah kanan adalah foto keadaan saat ini yang diambil dari google maps.
Stasiun Pulu Brayan merupakan stasiun yang paling sering jadi tempat tongkrongan para RF Medan. Selain karena relatif dekat dengan domisili masing-masing, stasiun ini juga cukup ramai dengan banyaknya jumlah KA barang yang melintas setiap harinya…
STASIUN TITIPAPAN
Stasiun ini terletak di Jl. KL Yos Sudarso Km 12.5 Titi Papan – Medan Deli. Dari bangunannya masih terlihat kalo ni stasiun belum lama direnovasi. Catnya masih baru, masih bersih dan rapi… Tapi sayangnya, gw denger dari pegawai PT KA di Stasiun Pulubrayan dia bilang kalo ni stasiun udah gak lagi dipake. Pas gw kesitu, ruangan PPKA stasiun ini bahkan udah dipake jadi tempat main anak-anak kampung sekitar… sayang sekali… sekarang yang “jagain” stasiun ini adalah petugas PJL yang posnya berada gak jauh dari lokasi stasiun… Disekitar stasiun ini terdapat banyak truk-truk kontainer yang parkir, karena disekitar sini memang banyak pabrik dan dekat dengan kawasan industri medan (KIM)
Picture 227Picture 233
sat titipapan
sat titipapan (2)
STASIUN LABOEAN
Stasiun Labuan merupakan stasiun kecil yang terletak berdekatan dengan Dipo BBM Pertamina Labuan. Di stasiun inilah jalur menuju ke Dipo pengisian BBM bermula dan disini jugalah rangkaian ketel BBM yang baru diisi dari dipo pertamina di stabling dulu sebelum dibawa ke Stasiun Medan. Lokomotif yang biasanya menarik rangkaian BBM dari dipo pertamina ke Stasiun Medan adalah loko tipe BB 306.
Labuan























STASIUN BELAWAN
Stasiun Belawan merupakan stasiun akhir dari rangkaian CPO dan Lateks yang dibawa dari daerah-daerah di Rantau prapat, kabupaten asahan, lubuk pakam dan sekitarnya. Setelah berhenti di Belawan, rangkaian kemudian dibawa oleh lok langsir menuju kompleks Pelabuhan Belawan di daerah yang bernama Ujung Baru. Sebagai tambahan silakan klik link ini
Belawan
DSC_0092

STASIUN OCEAAN HAVEN I-II-III (PELABUHAN /UJUNG BARU)
Inilah ujung dari jalur KA Medan – Belawan. Di daerah ujung baru inilah semua muatan KA Barang baik itu CPO, lateks, ataupun PKO diturunkan dan ditempatkan dalam tangki-tangki depot penyimpanan (sesuai dengan perusahaan masing-masing tentunya) sebelum nantinya dimuat ke dalam kapal.  Kabarnya, dalam waktu dekat akan dibangun terminal peti kemas untuk Kereta Api di stasiun ini dan katanya akan digunakan untuk menghubungkan Stasiun Tebing Tinggi dengan Pelabuhan Belawan. Memang sih, jalan raya saat ini sudah cukup padat dengan truk-truk kontainer yang sliweran… kalo ini jadi terealisasi, pastinya jalan raya akan sedikit berkurang kepadatannya karena gerbong-gerbong PPCW full kontainer akan sering sliweran di petak-petak ini

No comments:

Post a Comment