Wednesday, September 2, 2009

KAYU BULIAN DI AMBANG KEPUNAHAN

KAYU BULIAN DI AMBANG KEPUNAHAN
JANBI : MSI (01/02/2008

Taman Hutan Raya Senami atau Sultan Thaha Syaifuddin Batanghari selama ini dikenal sebagai pusat hutan bulian. Namun, kini sangat sulit menemukan kayu bulian di tempat itu akibat maraknya pembalakan liar. Bonggol-bonggol kayu bulian di taman tersebut itu pun menjadi sasaran pencuri kayu. Gambar diambil baru-baru ini. Program penyelamatan kayu bulian yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, Jambi, tahun 1997 benar-benar terancam gagal. Kepunahan kayu berkualitas dan mahal tersebut sepertinya hanya menunggu waktu. Kayu bulian semakin sulit ditemukan di tengah hutan Jambi saat ini karena populasinya sudah langka. Kelangkaan kayu bulian itu disebabkan pencurian kayu bulian yang tidak pernah berhenti sampai sekarang.
Ironisnya, pencurian kayu bulian itu justru terjadi di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Senami atau Sultan Thaha Syaifuddin yang ditetapkan sebagai kawasan hutan untuk penyelamatan hutan bulian. Padahal pengamanan tahura tersebut sudah ditingkatkan sejak ditetapkan sebagai Tahura Sultan Thaha Syaifuddin.
Salah satu bukti masih terjadinya pencurian kayu bulian di Tahura Senami, yakni tertangkapnya satu truk kayu bulian yang telah diolah di kawasan tahura itu. Kayu bulian curian itu diamankan Polisi Kehutanan (Polhut) Dinas Kehutanan Kabupaten Batanghari dua pekan lalu.
Bupati Batanghari, Syahirsah SY di Kota Muarabulian, Batanghari baru-baru ini mengatakan, kelestarian hutan bulian di daerah itu benar-benar terancam akibat keganasan pembalakan liar. Pohon-pohon bulian usia muda dengan diameter di bawah 50 sentimeter (cm) pun masih dibabat pencuri kayu. Akibatnya, pohon bulian kian terancam punah.
Mencari bibit bulian pun sulit karena sudah jarang sekali pohon bulian tua ditemukan di hutan. Kemudian bonggol-bonggol kayu bulian sisa pembalakan liar di kawasan hutan Batanghari, termasuk di Tahura Senami juga masih menjadi incaran pencuri kayu.
Kayu bulian menjadi sasaran utama pencuri kayu di Jambi karena kualitasnya memang sangat bagus.
Kayu bulian tahan dalam air dan sulit busuk. Kayu langka dilindungi itu banyak digunakan untuk kusen pintu dan jendala, tiang rumah, meja, kursi, perabot dan sebagainya. Kayu bulian termasuk kayu paling mahal di Jambi. Harganya bisa mencapai Rp 100 juta satu truk. Karena kualitasnya sangat bagus, maka kayu bulian masih terus diburu hingga kini.
Menurut Syahirsah, pencurian kayu bulian dan kayu langka dan berkualitas di daerah itu sulit dibendung. Hal tersebut disebabkan mudahnya akses masuk ke kawasan Tahura Senami. Akses ke tahura itu semakin terbuka akibat pembukaan perkebunan sawit dan daerah pertanian di sekitar tahura. Kemudian tahura tersebut dikelilingi permukiman penduduk. Tahura Senami masuk wilayah 10 desa di tiga kecamatan, yakni Muarabulian, Kecamatan Muaratembesi dan Bajubang. Kondisi demikian membuat tekanan pembalakan liar di tahura itu tinggi. Kemudian perambahan hutan dan penggarapan lahan juga meningkat karena adanya pembukaan permukiman suku anak dalam (SAD) di kawasan Tahura Senami.
Diakui, program pelestarian hutan bulian di Batanghari tersebut tampaknya bakal sulit bila melihat ganasnya aksi-aksi penjarahan hutan di daerah itu. Keganasan penjarahan hutan itu tampak dari luasnya kerusakan hutan. Kemudian sasaran penjarahan hutan itu semakin meluas ke kawasan hutan lindung, taman nasional dan taman hutan raya. Hal ini tampak dari luasnya kerusakan hutan di daerah itu.
Dijelaskan, kerusakan hutan di Batanghari saat ini mencapai 107.968 hektare (ha) atau sekitar 50 persen dari total luas hutan di daerah itu sekitar 215.936 ha. Sedangkan kawasan Tahura Sultan Thaha Syaifuddin Batanghari yang mengalami kerusakan berat saat ini mencapai 6.322 ha atau 40 persen dari 15.830 ha luas tahura itu.
Mengantisipasi kehancuran hutan bulian itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari kini mulai mengembangkan pembibitan pohon bulian. Pembibitan bulian itu dipusatkan di kawasan Tahura Senami. Tahura tersebut dipilih menjadi pusat pembibitan karena di tahura itu masih terdapat segelintir pohon bulian tua. Selain itu iklim daerah itu dinilai cocok dengan pohon bulian. Kemudian pembibitan pohon bulian di Tahura Senami juga cukup aman karena pengamanan tahura dari aksi-aksi penjarahan kayu semakin diperketat.
Kesulitan
Pembibitan bulian di Tahura Senami dimulai tahun anggaran 2006. Target penanaman bibit mencapai 14.000 batang. Namun, yang berhasil ditanam sampai tahun 2007 baru 9.000 batang. Target pembibitan pohon bulian belum tercapai akibat sulitnya mendapatkan bibit bulian. Bibit bulian yang ditanam saat ini sebagian besar diperoleh dari pencarian di tengah hutan. Untuk mencari bibit bulian itu dikerahkan warga Suku Anak Dalam (SAD) atau Suku Kubu.
Bibit bulian yang berhasil dikembangkan di Tahura Senami tersebut dikembangkan kembali di kawasan tahura itu. Penanaman perdana pohon bulian itu dilakukan Menteri Kehutanan MS Kaban Agustus 2007.
"Kita berharap penanaman pohon bulian sebagai tanaman penghijauan di Batanghari bisa kembali membangkitkan kejayaan hutan bulian di Batanghari. Pelestarian hutan bulian ini penting agar nama hutan bulian di Kabupaten Batanghari jangan sampai tinggal kenangan. Harapan ini terus kita coba wujudkan melalui program penghijauan," ujarnya.
Pelestarian pohon bulian dan penyelamatan Tahura Senami juga penting untuk penyelamatan satwa langka yang selama ini ditemukan di kawasan hutan itu. Berbagai jenis satwa langka yang terdapat di Tahura Senami antara lain, harimau Sumatera, beruang madu, trenggiling, kijang dan beraneka jenis burung. Guna mengurangi tekanan pembalakan liar di kawasan Tahura Senami, Pemkab Batanghari kini melakukan perusakan jalan-jalan logging (bekas pengangkutan kayu) di kawasan tahura itu. Perusakan jalan logging itu dimaksudkan menutup akses pembalak liar ke kawasan tahura tersebut.
Pemkab juga berupaya menyelamatkan Tahura Senami ini dari kehancuran dengan membebaskan tahura dari penggarapan lahan, pembuatan blok kawasan tahura, penggusuran permukiman dan pemberantasan pembalakan liar. Pemkab benar-benar bekerja keras menyelamatkan Tahura Senami karena keamanan tahura itu merupakan satu-satunya cara mencegah kepunahan hutan bulian, hutan yang menjadi kebanggaan masyarakat Batanghari.
"Penyelamatan Tahura Senami dan hutan bulian ini tentunya tidak hanya tanggung jawab Pemkab Batanghari. Kita juga mengharapkan dukungan masyarakat, petugas keamanan atau penegak hukum dan jajaran kehutanan untuk menyelamatkan hutan bulian ini," katanya.
Sementara itu, Direktur Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi, Rachmat Hidayat mengatakan, penyelamatan hutan bulian di Batanghari hanya bisa dilakukan jika pemerintah setempat mendapat dukungan sepenuhnya dari aparat keamanan memberantas pembalakan liar.
"Salah satu kunci keberhasilan memberantas pembalakan liar itu, ketegasan aparat keamanan menindak pihak-pihak yang terlibat dalan jaringan pembalakan liar dan perdagangan kayu curian. Petugas keamanan harus tegas menindak siapa pun pelaku pembalakan liar tersebut. Baik oknum-oknum aparat, maupun masyarakat dan pengusaha yang dilindungi oknum-oknum tertentu," katanya.( rambo)

No comments:

Post a Comment