Monday, February 1, 2010

SD Koto Iman Disegel Warga Kepsek Dituntut Mundur


Senin, 01 Februari 2010
DEMO: Kesal dengan kepemimpinan Kepsek Nadia, ratusan warga Koto Iman mendatangi SD No 152/III. Mereka menyegel pintu sekolah dan minta sang Kepsek mundur dari jabatannya.


SUNGAIPENUH - Ratusan wali murid dan warga Desa Koto Iman beserta para murid, Sabtu (30/1) lalu melakukan aksi unjuk rasa ke SD No 152/III Koto Iman. Mereka menuntut Nadia selaku Kepala SD itu mundur dari jabatan, lantaran dinilai tak bisa meningkatkan mutu pendidikan.

Aksi yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB itu sontak mengakibatkan proses belajar-mengajar di SD No 152/III lumpuh total, lantaran pendemo menyegel pintu sekolah. Jalan raya Desa Koto Iman menuju Sungaipenuh juga nyaris macet total, lantaran dipenuhi massa.

Aksi ini berawal dari permintaan warga setempat agar pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sesuai ketentuan, sebab selama ini dinilai tak transfaran dan tak digunakan untuk membangun sekolah. Selain itu, komite sekolah juga tak dilibatkan dalam pengelolaannya, sehingga mutu pendidikan di desa itu menjadi mundur.

”Malah, ada beberapa murid yang tamat dari SD itu tak mendapat ijazah. Makanya kita protes. Apakah ijazah itu telah dijual atau bagaimana, sampai saat ini kita tak tahu sama sekali,” kata Herlambang, Kades Koto Iman, di lokasi kejadian.

Herlambang mengaku telah menanyakan persoalan itu kepada Kepsek, namun tak ada jawaban pasti. Aksi unjuk rasa diharapkan bisa memberi jawaban. ”Kalau memang Kepsek tak bisa mengemban amanah sebagai Kepsek sebaiknya mundur saja,” tegasnya.

Di sisi lain Ahmadi Thalib, Kaur Kemasyarakatan Desa Koto Iman, juga mengaku menyesalkan sikap Kepsek Nadia. Diakui Ahmadi, pihaknya telah berulang kali menanyakan dan minta penjelasan, terutama soal masih adanya anak tamatan SD itu yang belum menerima ijazah.

”Ini aneh. Anak kita mau melanjutkan sekolah terpaksa hanya mengantongi surat keterangan agar diterima. Bagaimana lagi, kami sudah tanyakan berulang kali,” katanya.

Aksi warga Koto Iman itu langsung mendapat respon dari Kepala UPTD Pendidikan Danau Kerinci, Bustamin, dengan datang ke lokasi bersama beberapa stafnya. Bustamin mengaku baru mengetahui adanya aksi massa itu.

Soal ijazah, dia akan menanyakan sendiri kepada Kepala SD 152/III Koto Iman. ”Saya akan menanyakan langsung. Sebab, biasanya begitu tahun ajaran berakhir, ijazah sudah dibagikan. Tapi, kenapa ada anak yang tamat sudah tiga tahun masih belum diberi ijazah,” jelasnya.

Sementara itu, sang Kepsek Nadya sejauh ini tak bisa ditemui untuk dikonfirmasi. Seluler yang biasa digunakannya juga tak aktif.

(wdo)

No comments:

Post a Comment