Monday, February 1, 2010

Tabung Elpiji Meletus, Pesta Ultah Heboh, Tiga Orang Terbakar




Tabung gas yang meledak.Senin, 1 Februari 2010


BINJAI-Pesta ulang tahun Abdulah Sani alias Buyung ke-50 di Jl Madura Kel Kebun Lada, Kec Binjai Utara berubah heboh, Minggu (31/1). Tabung elpiji ukuran 3 kg meletus saat tetamu akan menikmati sajian makan. Tiga orang mengalami luka bakar.

Acara makan siang itu pun bubar. Tetamu dan warga sekitar berhamburan ke luar rumah dan panik melihat api dari bagian dapur rumah Abdullah Sani sudah berkobar-kobar. Sejumlah barang seperti kulkas, kursi, dan beberapa peralatan rumah tangga di dapur itu terbakar.

Buyung yang merayakan ulang tahun pun ikut menjadi korban. Kaki guru yang mengajar di SD 024758 Kecamatan Binjai Timur ini terbakar. Begitu juga kaki istrinya, Nurlela (48) yang juga guru SD mengalami luka bakar. Yang lumayan parah adalah adik Buyung, Adelan (48), kaki, rambut, dan wajahnya terbakar.

Apa pemicu tabung itu meledak? Kata Buyung yang ditemui di rumahnya, ledakan bermula saat dia dan adiknya memperbaiki tabung gas 3 kg pemberian pemerintah itu. Perbaikan dilakukan karena gas yang keluar dari tabung tak normal, sehingga api yang keluar pun kecil. Padahal, kata Buyung, banyak yang hendak dimasak untuk disajikan di pesta ulang tahunnya.

Buyung dan adiknya membawa tabung itu ke ruangan belakang di dekat dapur. Abang beradik ini memeriksa selang yang ternyata bocor. Untuk mengakalinya, Buyung mengganjal selang bocor itu pakai kayu. Sementara, di dapur yang tak jauh dari keduanya memperbaiki tabung, istrinya Nurlela sedang memasak pakai kompor minyak tanah.

“Ketika itulah dari dapur tempat istriku memasak terlihat api mengejar tabung yang kami perbaiki. Dan secepatnya menyambar gas yang bocor itu, lalu meledak tercampak ke atas. Api dari gas itu berkobar dalam ruangan dan membakar barang-barang yang ada,” terang Buyung.

Saat api telah berkobar, Buyung dan adiknya lari menuju kamar mandi mengambil air lalu menyiramkan ke api yang berkobar. Sementara istri Buyung yang memasak di dapur nyaris terperangkap kobaran api. Beruntung api berhasil dipadamkan berkat kesigapan Buyung dan adiknya dibantu sejumlah orang yang ada dalam rumah Buyung.

Akibat ledakan tabung gas elpiji itu, tiga korban mengalami luka bakar. Untuk sementara, luka bakar dirawat dengan menyemburkan daun ubi yang dikunyah bersama garam. Buyung sendiri memutuskan libur mengajar selama dua hari.

Amatan POSMETRO MEDAN, perayaan ulang tahun terpaksa bubar. Sementara dinding rumah bagian belakang milik pasutri guru SD ini menghitam bekas jilatan api. Sejumlah peralatan seperti kursi makan, tempat beras, kulkas, kain horden terbakar. Bahkan, ranting pohon jambu klutuk yang tak jauh dari jendela dapur ikut terbakar. Buyung sendiri trauma melihat tabung elpiji 3 kg itu, lalu menyingkirkannya jauh ke belakang rumah.

“Saya lahir 31 Januari 1960. Sudah kebiasaan dalam keluarga merayakan ulang tahunku. Memang adik-adik keluargaku yang merencanakan pesta ulang tahun ini. Acaranya pun hanya sekedar makan-makan. Tapi ya itu pula, jadinya tabung gas yang kami perbaiki meledak,” pungkasnya sembari menunjukkan luka bakar di kakinya.

Buyung sendiri mengaku tak punya firasat buruk seputar peristiwa meledaknya tabung gas itu. “Sudah berapa kali ulang tahunku dirayakan. Pas usia 47 juga dirayakan. Tapi sudahlah, ini jadi pelajaran,” ujarnya bernada sesal.(aswin)

Warga Takut Pakai Elpiji 3 Kg

MELEDAKNYA tabung elpiji ukuran 3 kg bukan kali pertama terjadi. Sejumlah kasus kebakaran di wilayah Sumatera Utara kerab dipicu tabung kecil berwarna hijau ini. Ibu rumah tangga pun mengaku ketakutan.

Seperti pengakuan sejumlah warga yang ditemui POSMETRO MEDAN di sekitar lokasi rumah Buyung, mengaku takut pakai tabung elpiji ukuran 3 kg.

“Kejadian yang menimpa bang Buyung membuat kami takut. Ya kami takut pakai tabung elpiji ukuran 3 kg. Makanya banyak di sini masih pakai kompor minyak tanah untuk memasak, karena lebih aman,” kata seorang ibu rumah tangga, tetangga Buyung.

Warga lain juga mengiyakan khawatir memakai tabung elpiji ukuran 3 kg.

“Pemerintah terlalu cepat menarik minyak tanah dari pasaran. Kalau malapetaka seperti ini terus terjadi, bagaimana? Kasihan lihat keluarga bang Buyung itu. Pas acara ulang tahun, tabung meledak. Keluarga bang Buyung itu orang baik, ramah dan bermasyarakat di kampung ini,” ujarnya.

Benarkah tabung elpiji 3 kg berbahaya? Penelitian yang dilakukan Universitas Indonesia (UI) memang menemukan banyak kejadian tabung elpiji 3 kg yang meledak atau bocor. Hal ini dikarenakan kualitas baja untuk penggunaan tabung lokal lebih bagus dibanding baja impor.

Hasil penelitian memaparkan, spesifikasi bahan baku lembaran baja untuk produk impor dan lokal memenuhi standar adalah JIS G3116 SG295. Namun, sifat manufaktur baja lokal seperti kemampuan untuk dibentuk dan dilas lebih baik dibanding impor.

“Baja impor rentan terhadap retakan pada saat pembentukan dan pengelasan,” kata salah seorang peneliti Johny Wahyuadi, dalam diskusi Terawang Jumat: Menyikapi Kenaikan Elpiji & Intervensi Asing dalam UU Migas Nomor 22/2001, di Doekoen Coffe, Pancoran, Jakarta, ketika peluncuran konversi minyak tanah ke elpiji.

Menurutnya, tingkat kebersihan baja produk lokal juga lebih baik dibanding baja impor. Hal ini akan mempengaruhi kerentanan baja terhadap retakan saat proses pengelasan.

Di sisi lain, Direktur Logam Depperin I Putu Suryawirawan, mengatakan pemerintah telah menerapkan SNI terhadap seluruh tabung elpiji 3 kg. “Seluruh industri yang mengikuti pengadaan program konversi minyak tanah harus dan telah memiliki SNI,” paparnya.

Kesimpulannya, apakah tabung Elpiji 3 kg mudah meledak? Pertamina menjawab, tidak! Seperti yang disitat dari situs www.pertamina.com, pertamina mengklaim tabung elpiji 3 kg memenuhi standard Safety. Tabung elpiji 3 kg itu diproduksi sesuai standard yang dilengkapi katup pengaman (safety valve) yang akan membuka sendiri pada tekanan 18 kg/cm2. Design tekanan maksimum tabung 110 kg/cm2 sedangkan tekanan gas elpiji dalam tabung berkisar 5-6 kg/cm2.

Selain itu, setiap kali tabung gas elpiji akan diisi ulang di FP Filling Plant Pertamina, SPPBE atau SPPEK tabung tersebut diperiksa akan kelayakan edarnya . Setiap tabung elpiji mempunyai masa edar 5 tahun sejak diproduksi dan kemudian setelah 5 tahun akan diuji ulang secara menyeluruh. Apabila kondisi tabung masih laik edar maka tabung tersebut kan diedarkan dan diisi elpiji hingga 5 tahun mendatang. Akan tetapi jika sebelum 5 tahun enunjukkan tanda-tanda tidak layak edar (tabung berkarat penyok, bocor), tabung tersebut akan ditarik dan dilakukan pengujian ulang. (aswin/int)

No comments:

Post a Comment