Thursday, February 4, 2010

SIDIMPUAN DITERJANG BANJIR BANDANG – Puluhan Rumah dan 60 Ha Sawah Rusak






RUMAH HANCUR- Pohon karet yang sangat besar terbawa banjir bandang yang menghantam dan menghancurkan rumah warga, Rabu (3/2)Kamis, 04 Pebruari 2010 – www.metrosiantar.com

SIDIMPUAN-METRO; Tiga dusun di Desa Labuhan Rasoki, Kecamatan Padangsidimpuan (Psp) Tenggara, Kota Psp dilanda banjir bandang akibat meluapnya Sungai Padang Sejati dan Kali Mati, Rabu (3/2) sekira pukul 05.10 WIB.

Terjangan air bercampur lumpur, kayu balok, dan pohon karet mengakibatkan 35 rumah warga rusak berat, puluhan rusak ringan, dan sekitar 60 hektare sawah rusak. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Kepala Desa Labuhan Rasoki, Rahmat Harahap kepada METRO di lokasi kejadian mengatakan, dini hari itu sekira pukul 02.00 sampai 04.30 WIB, terjadi hujan lebat. Subuh itu kebanyakan warga masih tertidur. Tiba-tiba sekira pukul 05.10 WIB, banjir bandang bercampur lumpur, balok, dan batu yang besar menghantam rumah penduduk dan sekitar 60 hektare tanaman padi yang telah memasuki masa panen.

Selain itu, ujarnya, harta benda sebagian warga hanyut dibawa air tanpa terselamatkan, seperti ternak warga yakni kambing sebanyak belasan ekor. Meluap air sungai Padang Sejati hingga ketinggian sekitar 3 meter, kemudian sungai Kali Mati naik hingga ketinggian 5 meter, dan anak Sungai Tangsi Manunggang sekitar 3 meter.

“Bencana alam ini sudah kita koordinasikan kepihak kecamatan. Dan kabarnya malam ini (Rabu, red), alat-alat berat seperti eskavator akan turun ke lokasi untuk membersihkan balok-balok dan bebatuan besar di perumahan warga. Kami mengimbau warga untuk sementara mengungsi ke lokasi-lokasi pengungsian yang telah sediakan pemerintah. Dan saat ini warga sudah mendapat bantuan seperti makanan berbentuk mie instan, roti, serta air mineral. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, hanya saja seluruh harta benda warga banyak yang tidak terselamatakan. Kami perkirakan kerugian ratusan juta rupiah,” sebutnya.

Ditambahkannya, hingga pukul 20.00 WIB, warga kesulitan mendapatkan air bersih, karena keruh bercampur lumpur.

Adapun dusun yang terkena banjir bandang yakni, Sidomulyo Lorong 2 Sidodadi dengan jumlah penduduk sekitar 180 Kepala Keluarga (KK). Pada umumnya di dusun ini kerusakan rumah hanya pada bagian dapur, karena persis di lorong ini sebagian rumah membelakangi anak sungai Tangsi Manunggang.

Kemudian Dusun Manunggang Jae. Sebanyak 35 KK rumah rusak total, di antaranya milik Sukiman, Junaidi, Supriyadi, Warno, Rusman, Iman, Samian, Katimun, dan lainnya yang masih didata. Sedangkan di Dusun Padang Sejati Lorong 2, dari sekitar 50 KK yang ada di dusun itu, sekitar 10 rumah warga mengalami kerusakan.

“Sekira pukul 04.30 WIB, saya terbangun akibat suara keras dari arah sungai. Kemudian saya keluar, tiba-tiba saya melihat di depan pintu balok-balok besar. Kemudian saya membanguni keluarga untuk mengungsi dari pintu belakang menuju perkebunan di belakang rumah. Peristiwa ini yang terbesar semenjak saya lahir,” ujar Kadus Padang Sejati, Rianto. Pantauan METRO, jembatan penghubung antara Dusun Manunggang Jae dan Padang Sejati baru bisa dilewati kendaraan sekira pukul 07.30 WIB, setelah satu meter air mulai susut dan balok-balok yang berada di badan jalan diangkut ke pinggir jalan. Camat Psp Tenggara, Khoirul Sobegeon mengatakan, sebagai langkah pertama, pihaknya akan menfokuskan untuk mengevakuasi warga yang terkena banjir ke tempat yang aman. Disamping itu, mendirikan tenda-tenda darurat. (mag-01/phn)

No comments:

Post a Comment