Tuesday, February 9, 2010

Satu di Antaranya Bayi, Api dari Ledakan Panel, 417 Orang Terjebak di Lift, 8 Operasi Dibatalkan, Seorang Perawat Pingsan





Para pasien yang berhasil lari menyelamatkan diri ke luar gedung RSU dr Pirngadi Medan.Selasa, 9 Februari 2010
RS Pirngadi Meledak, 3 Tewas

MEDAN-Duarr! Semua lampu dan alat medis yang terkoneksi dengan listrik, mendadak mati. Ratusan pasien dan keluarganya panik dalam ruang gelap gulita. Lalu, asap tebal menyergap mereka. Siapa yang bertanggung jawab atas insiden maut ledakan panel listrik RSU dr Pirngadi Medan, kemarin (8/2) pagi?

Peristiwa amat tak terduga itu terjadi pukul 09.20 WIB, saat para pasien yang terbaring opname baru saja bangun dari tidurnya. Sejumlah saksi mata kejadian mengaku, ledakan berasal dari panel induk listrik di ruang elektrikal gedung rumah sakit milik Pemko Medan itu. Ruang itu berada di lantai 1.

Ledakan panel kontan menghasilkan efek domino. Listrik mendadak padam, dan api memercik di sana sini hingga membuat ratusan orang seketika lari tunggang langgang keluar dari ruang-ruang rumah sakit itu. Beberapa pasien dengan tangan diikat infuse, juga nekat berusaha menyelamatkan diri. Mereka berlari panik tak tentu arah. “Kebakaran! Kebakaran!” teriak massal di sana.

Kepulan asap tebal dari ruang elektrikal seketika bergulung masuk ke ruang IGD di lantai 1. Asap juga dengan cepat memenuhi ruang-ruang di lantai 2. Kepanikan sontak terjadi di sana-sini. Pengunjung yang pagi itu akan memasuki Pirngadi dan tidak mengetahui kejadian, juga ikut berlari saat melihat pengunjung berlarian ke luar dari rumah sakit itu.

“Saya mau bawa anak saya berobat. Sampai di IGD saya dengar suara ledakan dan ada asap keluar. Saya langsung panik karena saya kira kebakaran, terus saya lari keluar menyelamatkan anak dan istri saya,” ujar Nano (36), warga Kuala Simpang, Aceh.

Kepanikan juga dirasakan Doni, yang saat panel meledak dia berada dalam lift bersama belasan orang lainnya. “Saya terkejut, kok tiba-tiba mati, ada apa ini pikir saya. Sempat panik juga karena baru kali ini saya terkurung di dalam lift, serem juga,” tuturnya.

Menurut seorang petugas security RS Pirngadi, petaka itu berasal dari panel lsitrik yang terbakar. “Itu terbakar, saya lihat sendiri,” ujarnya, tapi enggan menyebut nama.

Akibat panel meledak, aliran listrik kontan mati dan membuat ruang-ruang inap pasien di lantai 2,3, 4 menjadi gelap gulita, termasuk ruang IGD, Bahkan ruang tangga darurat menuju lantai atas.

Empat kamar lift yang sedang beroperasi juga seketika mati. Sedikitnya, 17 orang pengunjung dan pasien terjebak dalam lift. Bahkan, seorang perawat yang tengah berada di lantai 2, pingsan akibat terhirup asap dari lantai 1.

Akibat peristiwa itu, Herna, perawat yang bertugas di Ruang IX itu, hingga kemarin terbaring lemah di Ruang XVII Kamar Putri Palem. Herna adalah salah satu diantara perawat yang terjebak dalam lift. Pantauan waratawan di Kamar Putri Palem, Herna masih terbaring lemah dan sedikit trauma akibat peristiwa yang menimpanya dan saat ini Herna dibantu dengan oksigen dan botol infuse. Sebelumnya, ketika terjadi korslet, sedikitnya 5 pasien dievakuasi dari Ruang IGD ke area parkir rumah sakit dan terjadi kepanikan keluarga, pasien dan tim medis rumah sakit tersebut. Seorang kakek mengaku bahkan shock saat di bawa ke ruang IGD karena ia ikut terjebak di dalam lift.

Pantauan POSMETRO MEDAN, ratusan pengunjung yang menyelamatkan diri, berlari ke luar gedung RSU Pirngadi. Tragisnya lagi, kepanikan atas banyaknya kepulan asap tampak tidak membuat pihak rumah sakit itu mengutamakan pasiennya. Sebagian dari mereka tak nampak memberikan masker kepada pasien yang terjebak di ruang IGD, tempat yang paling dekat dengan asal ledakan, meski ruangan itu dipenuhi asap.

Semua petugas medis di ruangan itu malah sibuk menggunakan masker. “Tidak apa apa, mereka sudah pakai oksigen,” kelit drg. Susyanto, juru bicara RSU Pirngadi.

3 Pasien Meninggal

Terbakarnya panel yang menyebabkan padamnya listrik juga berbuntut kematian 3 pasien inap RS Pirngadi. Mereka adalah Feri Capri (19), warga Dusun 6 Sidomulyo, Sei Lepan, Langkat, DM. Pangaribuan (82), warga Jl. PON III, Medan, dan seorang bayi berusia 4 hari - anak Ny. Duryati.

Fery yang masuk ke Pirngadi pada Sabtu (6/2) malam lalu, dirawat di ruang ICU karena kecelakaan. Ia mengalami cidera kepala yang cukup serius. Fery meninggal dunia sekira pukul 11 kemarin siang, saat listrik belum juga hidup di RS Pirngadi.

Menurut keluarganya, Fery meninggal lantaran luka di kepalanya. Tapi fakta mengatakan, hingga kemarin pagi Fery masih menggunakan alat bantu pernapasan yang mendadak tak lagi berfungsi akibat meledaknya panel RS Pirngadi. “Mungkin juga, soalnya dari tadi lampu hidup mati terus,” kata seorang teman wanita Ferr.

“Meskipun listrik padam, tapi ruang ICU ada ventilator manual. Di situ juga banyak perawat dan dokter anastesi yang membantu pasien. Jadi tidak benar kalau mereka meninggal karena mati lampu,” bantah dr. Dewi Fauziah Syahnan Sp.THT, Dirut RSU Pirngadi.

Sedangkan DM. Pangaribuan (82), yang dirawat di ruang ICCU lantai 4, meninggal karena mengalami kanker paru. “Pasien ini sudah stadium 4 dan merupakan pasien kiriman dari RS. Elisabeth. Keadaannya sudah parah benar sewaktu dibawa ke sini. Dan ketika mati lampu, kita sudah melakukan pertolongan dengan nambu (pernapasan tangan/manual), tapi kondisinya memang sudah parah benar dan tidak dapat diselamatkan,” cetus dr. Dewi.

“Kondisi DM sudah terminal, artinya secara medis dia sudah tidak mungkin sembuh,” tambah Dewi lagi. Namun, Dewi tidak menampik adanya keterkaitan antara padamnya listrik dengan meninggalnya pasien. “Ada kaitannya sedikit,” akunya.

Seorang bayi berusia 4 hari juga meninggal dunia teridentifikasi sebagai warga Dusun I Desa Saentis, Kec. Percut Sei Tuan, Deli Serang. Bayi Ny. Duryati yang tidak dilahirkan di RS Pirngadi ini juga dibantah meninggal akibat insiden itu. “Dia tidak menggunakan peralatan listrik, hanya menggunakan alat bantu tabung oksigen,” imbuh Dewi. Dewi juga mengatakan, sebelum hidup genset semua peralatan mati kecuali ventilator yang menggunakan batrey.

Listrik yang padam selama hampir 4 jam ini, juga mengakibatkan 8 operasi yang seharusnya dilangsungkan pagi kemarin, terpaksa ditunda. “Tidak ada dokter yang melakukan operasi. Dan yang akan melangsungkan operasi pun ditunda. Dan memang kalau operasi harus dijadwalkan terlebih dahulu,” beber Dewi. “Waduh nggak tahu saya, nggak sampai ke sana,” katanya saat ditanya soal pasien penderita penyakit apa saja yang gagal operasi itu.

Pirngadi Tuduh Insiden Akibat PLN

Berbeda dengan keterangan sejumlah saksi mata dan petugas security, juru bicara RSU dr. Pirngadi Medan, drg. Susyanto mengatakan, terbakarnya panel akibat adanya pemadaman listrik. Menurut Susyanto, api terjadi sekira pukul 09.20 WIB. Saat itu, terjadi pemadaman listrik di lingkungan rumah sakit milik Pemko Medan itu. “Tadi kan ada mati lampu, secara otomatis genset kita kan menyala, di saat terjadi pertukaran itu terjadi trouble meteran lift sehingga timbul panas dan menyebabkan terjadinya percikan api,” jelas Susyanto disela-sela kepanikan.

Masih Susyanto, dikatakannya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PLN dan teknisi lift. “Dan untuk mengatasi hal ini, terutama di Ruang ICU kita sudah melakukan penghidupan genset untuk menghidupkan ventilator, itulah bantuan untuk memberikan pernapasan kepada pasien,” sebutnya.

Ditambahkannya, bahwa ruangan ICU menjadi prioritas. “Ada genset di ruang ICU untuk menghidupkan ventilator,” cetus Susyanto. Hingga pukul 12.00 wib, penerangan di semua ruangan belum menyala. Namun, ia mengatakan akan memprioritaskan semua pasien. “Kalau kita tidak bisa mengendalikan keadaan ini, kita akan evakuasi pasien ke rumah sakit lain.

“Kita akan meminta kemitraan dengan rumah sakit lainnya seperti RSUP H Adam Malik Medan, RS Medica, RS Haji Mina dan rumah sakit lainnya untuk menolong pasien demi keselamatannya,” ujar Susyanto Susyanto juga mengatakan, bahwa kejadian ini baru yang pertama di Pirngadi. Sebelumnya, tidak ada masalah jika terjadi pemadaman lsitrik. “Biasanya secara otomatis akan hidup ketika listrik mati. Tapi karena ada trouble tadi maka terjadilah hal ini,” papar Susyanto.

PLN Tolak Bertanggung Jawab

Meledaknya trafo di RSU Pirngadi Medan yang berbuntut kematian 3 pasien, ternyata tak diketahui Humas PLN Kota Medan, Rosna. “Saya baru dengar ini. Besok saya kasih tahu apa penyebabnya,” kata Rosna pada POSMETRO MEDAN.

Begitu disinggung petaka meledaknya trafo akibat pemadaman listrik, Rosna bilang, itu bukan kesalahan PLN. Sebab, sebelum trafo meledak, listrik di kawasan itu masih hidup dan begitu meledak baru listrik padam. “Kalau travo itu tak terduga dan tak bisa diprediksi. Tanpa sepengetahuan kita, bisa saja ada gangguan teknisi makanya bisa meledak,” ungkapnya. Mengenai nasib para korban yang meninggal dunia, Rosna juga belum bisa memastikannya apakah ditanggung pihak PLN atau tidak. “Kita kurang tahu penyebabnya. Kita lihat saja nanti kronologis sebenarnya,” tandasnya singkat.

Kepanikan Keluarga Pasien

Keluarga pasien juga turut panik karena kejadian ini. Seperti pengakuan Kiki (28) warga Jalan Bromo yang kemarin tampak terduduk lemas di lantai 4 RSU Pirngadi Medan. Saat peristiwa terjadi, Kiki tengah menunggui ibunya yang dirawat di ruang ICCU sejak Jum’at lalu. Ia mengaku panik saat ditelpon kakaknya ketika listrik padam. “Saya laagi tiduran di rumah. Tiba-tiba kakak saya telepon bilang ada kebakaran, lampu mati, saya jadi panik. Mana ibu saya diopname lagi. Akhirnya saya buru-buru ke sini,” cetusnya.

Ia mengatakan, ada kecemasan sebagai keluarga pasien jika terjadi sesuatu pada rumah sakit. Ditambahkanya, seharusnya rumah sakit sebesar Pirngadi tak perlu terjadi hal sepeti ini. “Jangan sampai terulang lagi lah, terus terang saya jantungan,” beber Kiki.

Belum Ada Kesiapan Managemen Mengatasi Kepanikan

Terbakarnya panel RSUD.Pirngadi, membuat anggota Komisi B DPRD Medan Bahrumsyah angkat bicara. T Bahrumsyah juga hadir saat itu mengatakan, rumah sakit sebesar Pirngadi seharusnya memiliki engine cadangan. Ia juga mengatakan bahwa rumah sakit juga harus mengutamakan keselamatan pasien. Bahrum juga melihat adanya kepanikan yang terjadi. “Meskipun terjadi kepanikan, namun pihak rumah sakit tidak ada sama sekali tindakan yang maksimal untuk menyikapi kepanikan tersebut,” jelas Bahrumsyah.

“Kita melihat ini memang kejadian yang luar biasa, seperti lift tidak dapat beroperasi dan tindakan operasi tidak dapat dilakukan,” sebutnya. Ironisnya Bahrum menilai, ketika pasien membutuhkan perawatan yang maksimal dan terjadi peristiwa itu, pasien terkesan diabaikan.

“Kita lihat saja, bukan pasiennya yang diurus, namun perawat-perawatnya dulu yang memakai masker, seharusnya pasien dulu yang lebih diutamakan,” bebernya. Ditambahkannya, ruang IGD seharusnya memiliki lampu-lampu emergency agar masyarakat merasa lebih nyaman.

DPRD Medan : Belum Ada Kesiapan Managemen Mengatasi Kepanikan

Saat terjadi mesin elektrikal RSU Dr Pirngadi Medan, anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Medan, T Bahrumsyah juga hadir saat itu. Dengan kejadian seperti itu, Bahrum juga melihat adanya kepanikan yang terjadi. “Meskipun terjadi kepanikan, namun pihak rumahsakit tidak ada sama sekali tindakan yang maksimal untuk menyikapi kepanikan tersebut,” jelas Bahrumsyah, Senin (8/2). Seyogianya memang, lanjut Bahrum, ketika terjadi hal seperti ini, rumahsakit harus memiliki engine cadangan. “Kita melihat ini memang kejadian yang luar biasa, seperti lift tidak dapat beroperasi dan tindakan operasi tidak dapat dilakukan,” sebutnya. Ironisnya Bahrum menilai, ketika pasien membutuhkan perawatan yang maksimal dan terjadi peristiwa itu, pasien terkesan diabaikan. “Kita lihat saja, bukan pasiennya yang diurus, namun perawat-perawatnya dulu yang memakai masker, seharusnya pasien dulu yang lebih diutamakan,” bebernya. Saat ini memang Bahrum tidak mengetahui adanya korban jiwa, namun terjadi kepanikan yang luar biasa yang dialami oleh pasien. “Saat saya tanya tadi kepada pasien, dirinya terlihat sangat down,” timpalnya.

Pemerintah Harus Mencari Solusi Pemadaman Listrik

Terkait terjadinya pemadaman listrik dan berujung mesin elektrikal RSU Dr Pirngadi Medan menjadi korslet, anggota Komisi B DPRD Medan, T Bahrumsyah menegaskan agar pemerintah mencari solusi yang cepat dalam mengatasi hal ini. Menurut Bahrum, terjadinya korslet ini merupakan salah satu eksis dari pemadaman listrik ini. “Kita tegaskan kepada pemerintah untuk secepat mungkin mengatasi permasalahan ini,” ujar Bahrum di RSU Dr Pirngadi Medan, Senin (8/2). Ini harus ditindaklanjuti oleh pemerintah, agar seluruh pelayanan-pelayanan yang sifatnya kepada masyarakat khususnya di rumahsakit tidak terulang kembali. Bahrum juga menyayangkan mengapa rumahsakit pemerintah ini tidak memiliki lampu emergency yang seharusnya ada dan membuat masyarakat dalam hal ini pasien lebih nyaman. “Bukan hanya genset saja, namun lampu untuk keadaan emergency juga harus ada,” tandasnya sembari mengakhiri. (widya)
Cetak Berita Ini

No comments:

Post a Comment