Wednesday, September 2, 2009

Ratusan kubik kayu bulian di kawasan hutan Tahura Senami dieksploitasi setiap hari.

Ratusan kubik kayu bulian di kawasan hutan Tahura Senami dieksploitasi setiap hari.

BATANGHARI -( Media swara Indonesia )
Pembalakan liar dalam sekala besar, saat ini tengah terjadi di Tahura Senami, Kabupaten Batanghari. Pembalakan kayu yang mengekploitasi kayu jenis bulian itu terjadi setiap hari dengan kapasitas besar.

Setidaknya sekitar 100 kubik sampai 250 kubik kayu bulian, yang termasuk jenis kayu dilindungi, keluar dari areal Tahura Senami Sultan Thaha perharinya.

Restorasi dan penghijauan di Tahura yang tengah dilakukan saat ini diprediksi tidak akan menghasilkan apa-apa jika pembalakan di lokasi tersebut tidak segera dihentikan. Diinformasikan, puluhan pembalak liar saat ini tengah menggerogoti di kawasan hutan tersebut. Puluhan pembalak itu melakukan pembalakan sudah sampai ke tengah lokasi Tahura.

Pembalak yang melakukan aktiftas di lokasi tersebut sebagian besar berasal dari daerah Desa Tenam, Desa Sridadi, dan desa di sekitar lokasi Tahura. Ada pula pembalak yang berasal dari daerah tetangga, seperti Sumsel.

Saat ini setidaknya ada dua pintu masuk dan keluar bagi para pembalak sebagai akses untuk membawa pulang hasil jarahannya dari lokasi tersebut. Diperkirakan, sekitar 100 sampai 250 kubik kayu bulian keluar dari daerah tersebut per hari, dengan asumsi frekuensi keluar dalam satu minggu sekitar tiga kali.

Menurut Aziz, Ketua RT 01, Desa Senami, para pembalak itu melakukan pembalakan karena sulitnya mendapatkan pekerjaan. Disamping itu, pembalakan dilakukan karena kesal melihat warga pendatang merambah ke hutan Senami.

"Kami kesal, banyak warga luar yang merambah lahan di areal Senami, sedangkan kami warga dalam saja tidak ada yang merambah," jelasnya. Dia menambahkan, perambah yang berani dan merambah dalam kapasitas besar bernama Kosim, Warga Sridadi.

Kosim, menurut Azis, saat ini memiliki lahan sekitar 340 hektar dan sudah dibuka baru sekitar 80 hektar. Hal senada juga diungkapkan Didit, warga RT 01, Desa Bungku. Menurut dia, kegiatan pembalakan dari jalur Desa Bungku dan sekitarnya sabagian besar didalangi warga ‘terhormat’. Maksudnya warga pemilik modal, yang memberikan modal uang dan peralatan yang bisa dipergunakan untuk melakukan pembalakan.( YULIUS ) )

No comments:

Post a Comment