Thursday, December 17, 2009

Pengusaha Minta BPOM Siaga Satu Hadapi FTA ASEAN-China




Foto: dok.detikFinance Kamis, 17/12/2009
Suhendra - detikFinance


Jakarta - Pengusaha sektor kosmetik dan jamu dalam negeri saat ini hanya mengandalkan kemampuan Badan Pangawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menyaring limpahan produk-produk China akibat dari Free Trade Agreement (FTA) ASEAN-China tahun depan. Pengusaha meminta agar BPOM siaga satu, bisakah?

"Sekarang ini memang impor (kosmetik) tidak deras masuk. Kalau adanya FTA maka akan deras, apakah aparat BPOM cukup untuk menangani itu. Apakah secepat itu langsung rekrut 10.000 orang," kata Ketua Bidang Industri Perdagangan GP Jamu dan Ketua Perkosmi Putri K. Wardani saat ditemui di kantor APINDO, Jakarta, Kamis (17/12/2009).

Putri menjelaskan pelaksanaan pelaksanaan perdagangan bebas memungkinkan produk-produk non standar dari China dan negara-negara ASEAN lainnya bisa masuk deras. Hal ini hanya bisa diatasi dengan penanganan razia di lapangan oleh BPOM termasuk untuk produk kosmetik, jamu, makanan, dan lain-lain.

"Jadi cuma satu harus periksa di lapangan sesuai standar keamanan di Indonesia," jelasnya.

Ia juga mengatakan peluang industri besar untuk menghadapi persaingan dengan produk-produk China relatif lebih kuat. Namun yang ia khawatirkan adalah industri-industri kecil dan menengah. "Yang saya khawatirkan adalah UMKM yang akan mati," katanya.

Putri menambahkan saat ini sebelum adanya FTA, pasar domestik untuk produk kosmetik sudah cukup banyak diserbu produk impor termasuk dari China bahkan banyak yang tidak berstandar. "Pasar kosmetik domestik Rp 30 triliun per tahun itu yang resmi, kalau yang tidak resmi itu samalah," katanya.

(hen/dnl)

No comments:

Post a Comment