Friday, December 31, 2010

KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAGI masyarakat Indonesia yang dikenal suka berbelanja, Kota Batam di Provinsi Riau bukanlah tempat asing untuk melampiaskan hobi yang satu ini. Namun, jika mendengar nama Kuala Tungkal, belum tentu peminat belanja di negeri ini mengenalnya. Padahal, meski belum sekelas dengan Batam, sebagai kota transit, Kuala Tungkal juga merupakan kota belanja. Paling tidak, demikianlah anggapan masyarakat Jambi terhadap ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi ini.Oleh karena itu, kota pelabuhan yang terletak di Kecamatan Tungkal Ilir ini, juga dikenal sebagai kota perdagangan. Pemandangan yang tampak saat kita datang ke sana adalah begitu banyaknya pertokoan kecil dan sedang yang letaknya berdekatan dengan pelabuhan transit Kuala Tungkal. Barang perniagaan yang dijual kebanyakan merupakan barang bekas asal Singapura atau Malaysia, negara yang paling dekat berbatasan dengan Kuala Tungkal.

Maraknya perdagangan di wilayah ini memperbesar kegiatan ekonomi tahun 1999. Dari total Rp 0,98 trilyun yang dihasilkan, sektor perdagangan meraih sekitar Rp 193 milyar. Jumlah tersebut mendudukannya pada peringkat ketiga perolehan menurut lapangan usaha, setelah sektor industri pengolahan (Rp 416 milyar) di peringkat pertama dan pertanian (Rp 240 milyar) pada peringkat kedua.

Tanjung Jabung Barat merupakan kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Tanjung Jabung pada tahun 1999, yang dipecah menjadi dua wilayah kabupaten. Satu lainnya adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kabupaten Tanjung Ja-bung Barat merupakan kabupaten lama-kemudian diberi tambahan Barat-yang tetap berpusat di Kuala Tungkal.

Letak Kabupaten Tanjung Jabung Barat di Kawasan Pantai Timur, secara geografis dapat dikatakan sebagai pintu gerbang Provinsi Jambi. Oleh karena itu, tak salah jika wilayah ini juga berstatus sebagai kota transit. Dengan menempuh kurang lebih tiga setengah jam perjalanan melalui laut dari Kuala Tungkal menuju Batam, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan feri selama sekitar 25 menit, maka sampailah di Singapura. Lalu lintas laut di Tungkal, dilayani dengan perahu dan kapal-kapal motor (jet foil) yang beroperasi setiap hari.

Kuala Tungkal, pusat pemerintahan kabupaten, sudah lama dilanda “demam” sarang burung walet. Komoditas yang satu ini dapat dijumpai di sebagian besar wilayah kabupaten. Usaha sarang burung walet ini menurut penduduk setempat sudah dimulai sekitar sepuluh tahun lalu dan hingga kini tetap diminati. Rumah bertingkat tiga dibangun dengan menyisakan tingkat paling atas untuk burung walet, agar sang burung mau membuat sarangnya di sana.

Sayangnya, belum ada undang-undang khusus yang mengatur pengusahaan sarang burung walet ini. Padahal, perniagaan komoditas ini lebih mengarah pada ekspor yang nilainya jutaan dan akan menghasilkan devisa cukup besar jika memang telah ada aturan main yang jelas. Selama ini, usaha sarang burung walet yang hanya dimiliki pengusaha bermodal besar itu, terkesan malah meru-gikan penduduk setempat yang masih mengonsumsi air hujan sebagai air minum mereka. Kotoran burung walet terkadang jatuh begitu saja pada wadah-wadah tempat menampung air hujan. Penampungan air hujan terpaksa dilakukan masyarakat karena air tanah yang ada dinilai tidak layak minum.

Selain disulitkan dengan masalah air minum, wilayah ini juga kekurangan sarana angkutan umum, khususnya angkutan da-rat. Dengan kondisi jalan yang mulus, hanya diperlukan kurang lebih dua jam untuk menempuh jarak 125 kilometer dari Kota Jambi ke Kuala Tungkal. Sayangnya, kondisi jalan seperti ini tidak dimanfaatkan dengan menambah armada angkutan yang memadai yang mampu melintasi seluruh wilayah Tanjung Jabung Barat.

DENGAN potensi sumber daya alam migas seperti yang ditemukan di kecamatan Betara yang berpotensi produksi hingga 10.000 barrel per hari, ditambah dengan hasil perkebunan primadona berupa kelapa sawit dan perikanan laut, ekonomi Tanjung Jabung Barat cukup menjanjikan. PDRB per kapita tahun 1999 kabupaten ini nilainya Rp 5 juta, jauh di atas rata-rata nilai provinsi yang hanya Rp 2,8 juta.

Meski masih terdapat banyak kekurangan di beberapa sektor, perputaran roda ekonomi Tanjung Jabung Barat tetap berjalan baik dengan dorongan utama dari sektor industri, khususnya agroindustri. Wilayah ini memiliki beberapa industri besar, baik industri hulu maupun industri yang menjadi mata rantainya.

No comments:

Post a Comment