Sunday, July 1, 2012

 Puncak Peringatan Hari Air Dunia 2012
22 Mei 2012

 

Peringatan Hari Air Dunia merupakan suatu momentum yang sangat tepat untuk merenungkan segala perilaku kita terhadap air dan sumber-sumbernya, serta untuk berkomitmen dalam memulihkan dan melestarikan air dan sumber-sumbernya, agar dapat diwariskan kepada generasi berikutnya dengan baik.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto dalam acara Puncak Peringatan Hari Air Dunia XX tahun 2012 di Situ Cipule, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (12/5). Hadir pula diantaranya Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA), Muhammad Hasan, Inspektur Jenderal Kementerian PU, Basoeki Hadimoeldjono, Dirjen Sarana dan Prasarana Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Aktivis Erna Witoelar dan sejumlah pejabat di lingkungan Kementerian PU.
Sesuai dengan tema Hari Air Dunia XX yaitu Ketahanan Air dan Pangan, Djoko mengungkapkan bahwa salah satu permasalahan terkait ketersediaan air di Indonesia adalah masih rendahnya tampungan air per kapita di negara kita. Dari 700 triliun m³ potensi air di Indonesia, baru 200 miliar m3 atau kurang lebih 52,3 m3 per kapita yang dapat dikendalikan melalui 284 waduk di Indonesia.
Sedangkan total produksi padi yang dibutuhkan pada tahun 2014 adalah sebesar ± 78 juta ton gabah kering giling (GKG). Hal ini didasarkan oleh peningkatan kebutuhan beras nasional dan kebutuhan surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 sesuai arahan Presiden RI.
“Berbicara tentang peningkatan produksi padi dari sudut pandang Kementerian PU adalah ekuivalen dengan bagaimana menjaga dan meningkatkan luas areal tanam pada tahun 2014”,Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE. Berdasarkan data BPS tahun 2010, Indonesia memiliki total areal sawah seluas 9.45 juta Ha.
Sebagian besar diantaranya merupakan persawahan beririgasi (7,23 juta Ha; 76%), persawahan rawa pasang surut (488 ribu Ha; 5%), persawahan rawa lebak (172 ribu Ha; 2%), dan irigasi air tanah (92 ribu Ha; 1%). Selebihnya berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi desa, dan ladang (1,473,810 Ha; 16%).
“Dari produksi padi nasional 2010 sebesar 66,5 juta ton, dengan luas panen sebesar 12,8 juta Ha dan produktivitas rata – rata nasional sebesar 4,6 ton/Ha diketahui bahwa persawahan beririgasi masih merupakan kontributor dominan sebesar kurang lebih 85 persen, sehingga perlu dijaga keberlanjutannya dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional”, jelas Djoko.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Pelaksana Panitia Nasional Peringatan HAD XX Tahun 2012, Sugiyanto menjelaskan bahwa penyelenggaraan Hari Air Dunia ke-20 tahun ini selain dilaksanakan di pusat, juga tercatat 19 provinsi yang menyelenggarakan Peringatan Hari Air Dunia di daerah.
Berbagai agenda Panitia Nasional yang telah dilaksanakan mulai Maret hingga Mei 2012 diantaranya Publikasi, Seminar Nasional dan Lokakarya, Kampanye Peduli Air, Gerakan Masyarakat seperti Aksi Donor Darah, Gerakan Bersih Sungai Ciliwung, Penanaman Mangrove, Gerakan Pembersihan Saluran Irigasi Tersier, Pameran Hari Air Dunia, dan lain sebagainya.
“Melalui kegiatan hari ini, diharapkan bahwa semua pihak terinspirasi, serta berkomitmen untuk melakukan tindak menghemat pemanfaatan air, dan memulihkan kondisi sumber daya air dan daerah tangkapan air yang telah mengalami degradasi fungsi dan daya dukungnya dalam rangka meningkatkan ketahanan air guna mendukung ketahanan pangan secara berkelanjutan”, jelas Sugiyanto. Dalam acara ini juga dilaksanakan demo Sistem Irigasi Tetes dan Sprinkler, Panen Padi, Tanam Pohon dan Tabur Benih Ikan, serta Gelar Tanaman Pangan. (siaran pers PU/eko)

No comments:

Post a Comment