Saturday, July 28, 2012

Garong Minyak Berkeliaran Bikin Target Produksi Seret
BP Migas Catat Terjadi 225 Kasus Pencurian BBM 
 Juni 2012 ,

PENCURIAN BBM
  
. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mencatat tingkat pencurian minyak di Indonesia sangat tinggi.
Deputi Umum BP Migas J Wi­djo­narko mengatakan, gang­guan keamanan pada fasilitas in­dustri hulu migas akan langsung ber­dampak pada kegiatan ek­splorasi dan eksploitasi migas di Indo­nesia. Kondisi itu menye­bab­kan kehilangan pendapatan ne­gara ri­buan dolar AS per harinya.
Dia mengatakan, gangguan non teknis itu bisa berupa pen­curian (minyak bumi, pipa be­si, valve), sabotase (pemblo­ki­ran ja­lan), premanisme (anca­m­an, pe­­nyerangan) dan demons­trasi. Hal tersebut merupakan kendala utama tercapainya tar­get pro­duksi nasional.
Bahkan, dia mencatat, selama se­lama tiga tahun terakhir gang­guan non teknis telah meningkat 160 persen, yaitu dari 471 ke­ja­dian tahun 2009 menjadi 1.234 kejadian pada tahun 2011.
“Gangguan non teknis yang selama ini terjadi telah meng­aki­batkan terhambatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di be­berapa wilayah, yang pada ak­hirnya akan memberikan ke­ru­gian materil terhadap investor dan negara,” kata Wi­djo­narko.
Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, tentu akan memberikan dampak jangka panjang terhadap kestabilan perekonomian. Apa­lagi, pemerintah tahun ini me­nar­getkan pendapatan dari sektor migas 2012 sebesar Rp 240 triliun.
Kepala Divisi Humas Sekuriti dan Formalitas BP Migas Gde Pra­dnyana mencatat, dari Januari sam­pai April 2012 sudah ada 225 ka­sus pencurian minyak. Sedang­kan2011 kasus pencurian mi­nyak mentah produksi kon­traktor kontrak kerja sama (KKS) men­capai 420 kasus.
Gde mengatakan, kasus pen­curian tersebut banyak terjadi di jalur-jalur pipa distribusi minyak mentah di daerah Tempino Ka­bupaten Batanghari, Jambi sam­pai di daerah Plaju, Sumatera.
“Modus yang umum dilaku­kan para pencuri minyak terse­but, yakni sengaja melubangi pipa minyak lalu mentrans­fer­nya ke drum-drum lalu di­bawa ka­bur,” jelasnya.
Perusahaan minyak yang se­ring melaporkan terjadinya pen­curian minyak antara lain Per­tamina EP, Medco E&P (Ri­mau), Conoco­Phillips (Gris­sik) dan UBEP Jambi. “Kehi­langan mi­nyak yang ter­catat di 2011 se­kitar 3.000 barel, tapi kami ya­kin jumlahnya jauh lebih besar dari angka itu,” kata Gde.
Dia mengakui, gangguan ope­rasional berkontribusi pada pe­nurunan produksi migas. Fak­tor non teknis menyumbang 60 per­sen penyebab turunnya pro­duksi. Oleh karena itu, BP Migas me­ngajak semua pihak terkait be­kerja sama mengurangi gang­guan operasional yang dihadapi kon­traktor di lapangan.
Direktur Reforminer Institute Pri Agung Rachmanto mengata­kan, BP Migas sebagai penang­gung­jawab produksi minyak (lifting) harus mengambil lang­kah tegas menghadapi pencuri­an minyak itu.
Pasalnya, setiap kehilangan minyak mentah berarti berku­rangnya pendapatan negara dari sektor migas. Karena itu, res­pons­nya harus cepat dalam meni­n­daklanjuti temuan tersebut. “Ga­rong (pencuri) minyak bisa bikin target produksi seret,” ujarnya.
Kalau penyebab hilangnya mi­nyak karena kebocoran pipa yang disengaja, BP Migas dan pihak terkait harus segera me­nin­dak­lanjuti. Kalau penyebab kehila­ngan akibat kebocoran pipa yang sudah aus dimakan usia, itu juga harus segera diperbaiki, terma­suk opsi mengganti pipa.
Untuk diketahui, tahun ini pemerintah menargetkan pro­duk­si minyak nasional mencapai 930 ribu barel per hari. Namun, hing­ga kini angka produksinya masih di rata-rata 900 ribu per barel. Untuk 2013 disepakti lifting minyak dan gas sebesar 2.215-2.320 ribu barel oil equivalen per day (BOEPD), terdiri dari lifting minyak bumi sebesar 890-930 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1.325-1.390 ribu BOEPD.

No comments:

Post a Comment