Thursday, January 21, 2010

Elias Pakpahan Tewas Terpanggang dalam Kondisi Dirantai




Medan , BATAKPOS

Si jago merah kembali mengamuk di Medan. Kali ini yang menjadi korban adalah Elias Pakpahan yang dipasung selama tiga tahun. Ia pun tewas terpanggang.

Nasib tragis memang dialami Elias Pakpahan (30). Warga Jalan Pelita II Gang Natio, Kelurahan Sidorame Barat II, Kecamatan Medan Perjuangan itu menjadi korban kebakaran. Pria yang kakinya dirantai oleh keluarganya tewas terpanggang di dalam kamar setelah rumah mereka habis dilalap api, Selasa (19/1) pukul 09.30 WIB. Tak hanya itu, dua unit rumah yang juga tetangga korban terbuat dari dinding tepas milik Robert Tambunan dan Tiur boru Purba juga musnah dilalap si jago merah.

Akibat peristiwa kebakaran tersebut, ratusan warga yang bermukim di daerah tersebut berhamburan ke luar rumah. Mereka bergegas cepat mengeluarkan harta benda agar tidak hangus terbakar. Warga juga saling bahu membahu membawa air agar api tidak menjalar lebih jauh.

Sementara itu, guna memadamkan kobaran api, enam unit armada pemadam kebakaran milik Pemerintah Kota Medan diturunkan ke lokasi. Meski lokasi kebakaran berada di dalam gang dan ratusan warga yang memadati TKP, setelah berjuang selama dua jam menyemprotkan air, akhirnya petugas pemadam berhasil menjinakkan api. Jenazah Elias sendiri langsung dievakasi petugas Polsekta Medan Timur ke ruang intalasi jenazah RSU Pirngadi Medan guna keperluan outopsi.

Menurut keterangan saksi mata Ria boru Tambunan (34) yang juga tetangga korban saat ditemui BATAKPOS di lokasi kejadian menyebutkan, peristiwa kebakaran itu berlangsung sangat cepat hingga korban tak dapat ditolong. Ditambah lagi, posisi korban di dalam kamar dalam kondisi kaki kanan terantai yang diikat di dinding kamar. “Saat itu, saya sedang menjemur kain di depan rumah dan teman-teman lainnya sempat melihat korban keluar kamar dalam posisi kaki dililit rantai panjang dan menjerit minta tolong. Tapi, karena api sudah berkobar membakar tiga rumah, kami pun tak berani berbuat apa-apa,” ujar wanita itu dengan logat Batak.

Setelah api semakin besar, Ria bersama tiga rekannya menjerit sekuat tenaga dengan berteriak,” kebakaran...kebakaran... kebakaran.” Teriakan Ria bersama teman-temannya mengundang warga lainnya berdatangan ke lokasi kejadian.



Dirantai

Menurut Kepala Lingkungan III Kelurahan Sidorame Barat II, Ricard Purba di lokasi kejadian, korban sudah tiga tahun dirantai keluarganya. Ia dirantai lantaran sering mengganggu warga lainnya akibat gangguan kejiwaaan. “Korban kurang waras sehingga dirantai keluarganya. Kalau tidak salah, ia dulu sering mengkonsumsi narkoba,” ucap pria itu sembari meratapi ketiga rumah milik warganya yang hangus terbakar.

Selain itu menurut Purba, sebelum peristiwa maut itu terjadi, korban Elias sempat dilihatnya setiap sore sering membakar sampah. “Elias itu orangnya pembersih. Kalau lihat sampah berserakan, langsung dikumpulinya. Lalu dibakarnya,” tandasnya.

Sementara itu, informasi yang beredar, sesaat sebelum terjadi kebakaran, warga sempat melihat korban memegang mancis untuk menghidupkan api rokok.

Sedangkan abang korban, Herwin Pakpahan (40), warga Perumnas Mandala Medan setelah mendengar rumah dan adiknya hangus terbakar api tak kuasa menahan air mata. Isak tangis pun mewarnai lokasi kejadian.

Herwin mengaku, korban merupakan anak paling bungsu dari tujuh bersaudara buah hati almarhum Elifer Pakpahan dan boru Siregar ibunya. “Bapakku baru saja meninggal dunia, sementara mamakku sudah lama dipanggil Tuhan,” akunya sembari meneteskan air mata.

Herwin menyebutkan, ketidakwarasan adiknya itu bermula sejak Elias duduk dibangku SLTP dengan seringnya mengkonsumsi narkoba jenis putau bersama teman-teman sekolah korban. “Kami sudah tiga kali masukkan adikku ke Rumah Sakit Jiwa Kawasan Simalingkar untuk diobati. Namun, setelah sembuh, dia pakai lagi narkoba sehingga kami pastikan dirawat di rumah saja hingga akhirnya tewas terbakar,” akunya.

Pantauan BATAKPOS di ruang intalasi jenazah RSU Pirngadi Medan, korban tewas mengenaskan dengan kondisi seluruh tubuh dan rambut hangus terbakar.

Sementara itu, Kapoltabes Medan Kombes Pol Imam Margono melalui Kanit Jatanras AKP Faidir Chan mengaku pihaknya bersama Tim Identifikasi Poltabes Medan hingga sore masih melakukan penyelidikan terkait penyebab terjadinya kebakaran. “Kita masih melakukan penyelidikan dan lokasi kejadian sudah kita pasang garis polisi,” terangnya.

Sebelumnya, dua bocah SD tewas terbakar di rumahnya, di Simalingkar Medan. Kedua korban bernama Andi Simangunsong (12) dan adiknya, Rio Simangunsong (9). Keduanya tinggal bersama ibunya di Perumnas Simalingkar Medan. Kedua jenazah dimakamkan di kampung orangtuanya di Desa Narumonda III, Kecamatan Siantar Narumonda, Tobasa. (ckm2)

1 comment:

  1. "Hi!..
    Greetings everyone, my name Angel of Jakarta. during my
    visiting this website, I found a lot of useful articles, which indeed I was looking earlier. Thanks admin, and everything."
    Aktual

    ReplyDelete