Sunday, January 24, 2010

Tim Kodam I/BB Gabung Bantu 2 Tim Khusus Polri



Sabtu, 23 Januari 2010
Intel Buru Petrus
pm/elfitra
Kabid Humas Poldasu, Kombes Baharudin Djafar saat meninjau tempat Bripda Robert Simamora ditembak.





MEDAN-Siapa penembak misterius (Petrus) Bripda Robert Simamora di Markas Komando (Mako) Brimobdasu, Jl. Wahid Hasyim, Medan, Kamis (21/1) jelang subuh lalu? Masih gelap.

Kapoldasu Irjen (Pol) Drs Badrodin Haiti mengaku tak ingin berspekulasi soal jati diri sang penembak. “Biarkan 2 tim (Polri) yang diturunkan bekerja untuk mengungkap kasus ini. Kini tim Laboratorium Forensik cabang Medan juga masih melakukan uji balistik terhadap proyektil yang telah dikeluarkan dari tubuh korban (Robert). Ya pelurunya masih diperiksa di Labfor,” kata Kapoldasu Irjen (Pol) Drs Badrodin Haiti seusai solat Jumat di Mapoldasu di Medan, kemarin (22/1).

Pun begitu, soal motif, sambungnya, “Tidak tertutup kemungkinan aksi brutal pelaku itu dilakukan lantaran dendam. Bisa saja korban (Robert) memiliki masalah pribadi.” Guna membekuk sang penembak, Poltabes Medan dan Poldasu kemarin membentuk 2 tim khusus.

Bahkan, Detasemen (Den) Intel Kodam I/BB turut menurunkan satu tim pemburu yang akan terus berkoordinasi dengan polisi.

Apa kendala utama saat ini? “Kita kesulitan karena korban mengatakan saat itu kedua tersangka memakai penutup kepala. Apalagi saat itu malam, jadi suasana di lokasi agak remang-remang,” jawab Kabid Humas Poldasu Kombes (Pol) Drs Baharudin Djafar MSi, yang kemarin meninjau lokasi peristiwa di Mako Brimobdasu, bersama sejumlah pejabat teras Poldasu.

“Selain korban, tidak ada yang melihat kejadian ini karena rekan korban yang PNS lagi tertidur di pos itu,” sambung Baharudin. Saat penembakan di Pos Pelayanan Pengaduan (Yanduan) Masyarakat yang berada di sisi kiri markas komando (Mako) atau dekat lokasi panjat tebing itu, Bripda Robert diketahui bersama Arfan, PNS di Brimobdasu.

“Jenis senjatanya,” lanjut Baharudin, “masih belum diketahui, karena (proyektil dari tubuh Robert) masih diuji balistik. Pelaku yang berjumlah 2 orang, seorang di antaranya mendatangi pos sambil berpura-pura mengetuk pintu lalu menembak Bripda Robert. Kejadiannya begitu cepat. Motifnya belum kita ketahui karena sampai saat ini korban belum juga sadarkan diri, masih dirawat intensif usai menjalani operasi.”

Peluru yang diobral sang penembak diketahui menembus usus besar dan bersarang di belakang tubuh Bripda Robert. “Sudah sadar, tapi belum bisa bicara,” kata seorang perawat RS Gleni Internasional, tempat Bripda Robert dirawat. Dijaga 2 polisi berpakaian preman, Robert dirawat di kamar 304, ruang ICU, lantai III rumah sakit yang berada di Jl. Listrik, Medan itu.

Kemarin pagi, rombongan Kapoldasu menjenguk personil Brimobdasu yang bertugas di Kompi C Patra (Patroli Jalan Raya) ini. Suasana haru terlihat jelas. Begitu juga di rumah orang tua Robert, yang pensiunan Polri, di Gg. Bina Mulya, Jl. Bilal Ujung, Medan.

Akibat insiden serangan fajar ini, kawasan menuju Mako Brimobdasu tampak lebih dijaga ketat. Begitu juga dengan RS Bhayangkara yang berada di sebelahnya. Di setiap pintu masuk, bahkan disiagakan 7 personil Brimob bersenjata lengkap.

Dua lelaki kawanan penembak Robert, pada pukul 4.15 Kamis (21/1) jelang subuh lalu datang ke Mako Brimobdasu dengan mengendarai sepeda motor jenis bebek. Lelaki yang di boncengan pun turun, berjalan ke arah pos (Yanduan) itu, lalu begitu mendekati Bripda Robert (bukan Briptu seperti berita kemarin -red) langsung mengeluarkan pistol dan, dor! Bripda Robert terkapar mandi darah, kritis.

Letusan senjata api itu segera membuat sejumlah personil Brimob di situ heboh berlari ke arah Pos Yanduan itu. Tapi 2 lelaki tak dikenal itu keburu kabur ‘tanpa jejak’. Setelah menyarangkan sebutir peluru ke perut kiri Briptu Robert, 2 lelaki misterius itu lari ke arah Jl. Gajah Mada, Medan. (zul/syahrul/fitra/jafar)

No comments:

Post a Comment