Sunday, January 24, 2010

Ribuan Warga Desa Muka Paya Hinai Langkat Terancam Tenggelam

Januari 22nd, 2010
Langkat (SIB)
Ribuan warga Desa Muka Paya, Hinai, Langkat terancam tenggelam menyusul benteng mengaliri Sungai Wampu dipemukiman mereka terancam jebol karena tanggul sebagai benteng tergerus abrasi air sungai.
Untuk itu, Dinas Pengairan Sumut diminta tanggap dan mengambil alih pembangunan bronjong maupun pelurusan aliran sungai untuk menghindari ancaman yang dapat menenggelamkan desa tersebut.
Hal itu diungkapkan Camat Hinai Binawan kepada wartawan yang turut meninjau langsung ke lokasi bersama Wakil Bupati Lagkat Budiono, Rabu (20/1). Diakuinya, baru tahun 2007 Dinas Pengairan Pemprovsu mengambil langkah dengan membangun cerucok besi yang menelan biaya Rp 550 juta dan hanya bertahan selama1 tahun.
Melihat pembangunan yang tidak maksimal tersebut, sejak 3 bulan lalu warga bergotong royong untuk memperkuat penyangga benteng dengan menggunakan puluhan batang pohon pinang untuk menjaga hal-hal tidak diinginkan karena dapat mengancam lokasi gedung sekolah dan pemukiman warga yang suatu saat dapat dihantam banjir.
Wakil Bupati Langkat Budiono SE didampingi Kabag Humas Syahrizal menginstruksikan agar Dinas PU Langkat mengambil langkah strategis.
Secara teknis Dinas PU agar melakukan tindakan darurat bersifat sementara, untuk selanjutnya intens melaporkannya ke Dinas Pengairan Pemprovsu guna segera diambil langkah penanganan secara cepat, ujar Budiono.
Kabid Pengairan Langkat Tukirin yang juga hadir di kesempatan itu menyatakan akan melakukan tindakan sementara yakni, pelebaran benteng untuk menambah kekuatan dari ancaman, namun hal tersebut bukan jaminan dan diharapkan tindakan permanen dilakukan Dinas Pengairan Sumut.
Kepala Desa Muka Paya Sumardi menyampaikan harapannya agar kondisi ini dapat menjadi perhatian Dinas Pengairan Sumut. Dikatakannya, curah hujan yang tidak menentu membuat masyarakat terus cemas dihantui ketakutan akan terjadinya dampak buruk. Jika kondisi ini tidak mendapat perhatian serius bukan tidak mungkin menyebabkan tenggelamnya masyarakat di dua kecamatan Hinai dan Tanjung Pura.
Oleh karenanya, swadaya gotong royong warga yang sudah 3 hari dengan mengandalkan potongan batang pohon pinang sebagai penahan arus sungai seharusnya menjadi pemicu betapa masyarakat sangat butuh keseriusan dinas terkait segera menangani hal tersebut. (M-29/y)

No comments:

Post a Comment