Thursday, January 21, 2010

Petani Perbatasan Karo Beralih ke Sawit / Jangan Beraninya Sama Wong Cilik / Rumah Suluk Babussalam Butuh Donatur / Cinta Berujung Penjara / Jatah R

Petani Perbatasan Karo Beralih ke Sawit
________________________________________
Jumat, 22 Januari 2010
TANAH KARO-Dihantam banjir bandang dan hama tahun 2009 lalu, petani persawahan Paya Lahlah yang berasal dari warga Kec Laubaleng dan Kecamatan Mardinding, Karo mengalami gagal panen dan menderita kerugian Rp 1,5 miliar. Kini, para petani padi itu beralih menjadi petani sawit.

Ramlan Sembiring, Ketua Gapoktan Liang Melas, Kec Mardinding dan sejumlah petani persawahan yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara, NAD ini menuturkan dulunya daerah mereka merupakan areal persawahan yang subur sehingga menjadi lumbung padinya Sumut khususnya Karo.

Namun akibat bencana tersebut, ekonomi warga jadi terpuruk. Akhirnya warga pun mengalihkan fungsi tanaman padi dan jagung yang selama ini mereka tanam ke tanaman lain seperti perkebunan sawit. Pilihan pahit ini diambil, tatkala petani menyadari kondisi geografis persawahan yang berlahan gambut.

Selain itu ada faktor lain yang membuat petani tambah frustasi yakni belum adanya irigasi di lokasi ribuan hektar persawahan dan merebaknya penyakit busuk leher yang terjadi setiap tahunnya menjelang panen.

“Kita tidak punya pilihan lain. Kami butuh makan dan menghidupi keluarga, jadi di tengah ketidakpedulian pemerintah terpaksa kami mengambil jalan sendiri,“ ujar Ramlan.(Nanang/Amry)



Jangan Beraninya Sama Wong Cilik
________________________________________
Jumat, 22 Januari 2010
GEBANG-Lembaga Reclaseering Indonesia (LRI) Sumut menilai, aparat kepolisian di Polsek Gebang hanya berani kepada orang kecil. Tudingan miring ini terkait penangkapan 14 nelayan yang dituduh melakukan penebangan pohon mangrove di wilayah pesisir, beberapa waktu lalu.

“Wong cilik menebang pohon untuk memenuhi kebutuhan sejengkal perutnya langsung ditangkap dan diberi sanksi hukum. Sedangkan para pengusaha dan mafia penjual lahan mangrove yang terlibat menghancurkan puluhan ribu hektar hutan sama sekali tak tersentuh hukum bahkan tidak ditindak sama sekali,”kata Sumijan, Ketua LRI Sumut kepada wartawan, Selasa lalu.

Oleh karenanya, Sumijan minta kepada aparat kepolisian Polres Langkat seimbang dalam menegakkan hukum, tidak ada tebang pilih agar terciptanya keadilan yang merata serta tidak mencederai rasa keadilan bagi masyarakat kecil. (Joko)




Rumah Suluk Babussalam Butuh Donatur
________________________________________
Jumat, 22 Januari 2010
BESILAM-Gubsu Syamsul Arifin SE melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah suluk laki-laki Syekh Abdul Wahab Rokan Al Kholidi Annaqsyabandi di Kampung Tuan Guru Babussalam, Kamis (21/1).

Gubsu menyatakan, proses pembangunan rumah suluk laki-laki merupakan tugas dan tanggungjawab bersama. Sesuai komitmennya, Syamsul pun membantu pembangunan tersebut melalui anggaran Pemprovsu sebesar Rp 300 juta serta mengupayakan beberapa donator yang memiliki kepedulian terhadap keberadaan Kampung Babussalam.

Dirinya berpesan, agar pembangunan dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya guna memberikan pelayanan kepada Jamaah Naqsyabandiah yang tersebar dibeberapa negara. Sementara Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, seoptimal mungkin berupaya memperhatikan keberadaan Kampung Babussalam Jamaah Thariqat Naqsyabandiah.

“Pemkab Langkat tentunya akan turut berpartisispasi dalam mendukung pembangunan rumah suluk dimaksud melalui anggaran yang akan diusulkan ke DPRD,“ujarnya. Sebelumnya Tuan Guru Babusalam Syech H Hasyim El Syarwani menyatakan, pembangunan rumah suluk laki-laki direncanakan dapat menampung seribu jamaah serta pembangunannya dilakukan secara bertahap diperkirakan menelan dana hampir Rp 3 miliar. Harapan para jamaah, kiranya pembangunan tersebut dapat berjalan sesuai rencana dan dukungan para donatur serta umaro.(Darwis)




Cinta Berujung Penjara
________________________________________
Jumat, 22 Januari 2010
SEIRAMPAH-Meski terbilang masih bau kencur, namun tak membuat pasangan pra nikah ini tabu bicara cinta. Keduanya malah sudah sering melakukan hubungan suami istri, di saat situasi memungkinkan.

Namun usaha Panjul-nama samaran, meniduri tubuh mulus kekasihnya Menik-juga nama samaran, tak selamanya berjalan mulus. Rabu lalu, Panjul dijegrek warga di rumah nenek Menik. Oleh warga, bujangan 16 tahun ini diserahkan ke kantor polisi.

Kepada polisi, penggangguran yang tinggal di Kec Sei Rampah ini bicara blak-blakan. Menurutnya, hubungan intim yang mereka lakukan didasari rasa suka sama suka. Peristiwa yang cukup memalukan bagi keluarga Menik ini terungkap, saat Panjul diam-diam masuk ke rumah nenek Menik. Saat itu nenek Menik, Nek Pinah lagi keluar rumah. Namun ulah Panjul dipergoki warga jiran rumah Nek Pinah, lalu melaporkan temuan mereka kepada pemilik rumah.

Walau laporannya tidak selengkap KPK memeriksa pelaku koruptor, namun Nek Pinah bisa mengerti. Tanpa buang waktu, wanita uzur yang telah berusia 80 tahun tersebut, pulang tergopoh-gopoh ke rumahnya. Selama ini, Menik memang tinggal di rumah sang nenek.

Dengan perasaan tak menentu, Nek Pinah langsung menuju lantai dua rumahnya tempat Panjul dan cucunya Menik memadu kasih. Tanpa tedeng aling-aling, Nek Pinah langsung menggedor-gedor pintu kamar yang terbuat dari triplek. Panjul kelojotan karena terkejut. Tanpa buang waktu, Panjul berupa menerobos pintu lari menyelamatkan diri. Tapi usahanya gagal. Karena di luar rumah, warga sudah berjibun menangkapnya.

Menik yang masih berusia 15 tahun dan duduk di bangku SMP, hanya bisa tertunduk malu. Kini, akibat perbuatannya berulang kali meniduri Menik, Panjul terpaksa dipenjara. Apalagi orang tua Menik menyerahkan kasus ini kepada polisi. (Malik)




Jatah Raskin Dikurangi 2 Kg
________________________________________
Jumat, 22 Januari 2010
MEDAN-Penetapan Pagu Raskin (Beras Miskin) 2010 ternyata lebih kecil dari 2009 lalu. Tahun lalu, penerima raskin 15 kilogram per bulannya dan diterima rakyat miskin, sementara tahun 2010 dikurangi menjadi 13 kilogram per bulan.

Menurut Bangun Oloan Harahap, Kepala Biro Perekonomian Pemprovsu, hal tersebut disebabkan karena kenaikan harga minyak dan beras di pasaran.

“Karena harga minyak dan beras yang tinggi, sehingga pagu raskin dikurangi,” ujarnya kepada sejumlah wartawan. Tambahnya, harga beras di pasaran saat ini saja telah mencaai kenaikan sebesar 5 sampai 8 persen dari harga standard.

Sementara Kepala Badan urusan Logistik Sumut, H Mukhtar Saad mengamini ucapan Bangun Oloan. Menurut Bangun, kenaikan harga minyak dan gula dipasaran menyebabkan pagu raskin menjadi lebih kecil dari tahun lalu.

“Pada tahun 2010 ini, Bulog akan mendistribusikan 130.784.628 ton kepada rakyat penerima jatah beras miskin. Dari jumlah tersebut akan dibagikan 13 kg/bulan untuk satu Rumah Tangga Sasaran (RTS). Sementara, RTS di tahun 2010 ini berjumlah 838.363,”katanya.

Sementara pada tahun 2009 lalu, ujarnya, Bulog membagikan 168.789.960 ton dengan jumlah yang dibagikan yakni 15 kg/bulan untuk setiap RTS.

“Memang tahun ini ada penurunan jumlah, hal tersebut disebabkan kenaikan harga minyak dan beras,” ujarnya. Namun, ia patut bersyukur karena apa yang diberikan kepada rakyat miskin telah bersumber dari negeri sendiri, artinya bukan dari hasil impor negara lain.

Terkait dengan kenaikan harga beras yang saat ini telah mencapai 5 sampai 8 persen, Mukhtar Saad menuturkan, jika kenaikan harga beras dipasaran mencapai 15 persen, maka Bulog akan mengambil inisiatif melakukan operasi pasar dengan meminta persetujuan kepada Gubsu.

“Kalau sampai 15 persen pasti akan dilakukan operasi pasar, namun terlebih dahulu meminta persetujuan dari Gubsu agar operasi pasar bisa juga diikuti setiap Pemko dan Pemkab,” katanya.

Lanjutnya lagi, harga beras yang berlaku di pasaran adalah Rp5.400 per kilonya. Dengan harga segitu, bisa dipastikan rakyat memaklumi dan menerimanya.

Ini diutarakan Mukhtar Saad, usai menghadiri Rapat Konsolidasi dan Sosialisasi Penetapan Pagu Raskin 2010 di lantai 8 kantor Gubsu Jl Diponegoro Medan, kemarin (21/1).(smg)

No comments:

Post a Comment