Monday, January 4, 2010

Korban Dicincang di Depan Anak Mereka

Ditulis oleh HERMA YULIS, Muarabulian/sal
Sabtu, 02 Januari 2010
Pembunuhan Suami–Istri di Bajubang
Hingga kemarin (1/1), jajaran Polres Batanghari belum berhasil mengungkap pelaku dan motif pembunuhan sadis terhadap pasangan suami-istri, Saluyo (40) dan Suwarti, Rabu (29/12) lalu. Sedikitnya lima saksi sudah diperiksa polisi untuk mengusut kasus yang menghebohkan Kecamatan Bajubang dan sekitarnya itu.

“Belum ada gambaran pelakunya. Masih lidik,” kata Kasat Reskrim Polres Batanghari AKP Agung Wahyu Nugroho. Kapolsek Bajubang AKP Sihombing ketika dihubungi juga mengatakan hal sama.

Menurut dia, lima saksi yang sudah dimintai keterangan antara lain dua anak korban, yakni Apin (9) dan seorang lagi perempuan berumur 7 tahun. “Saya lupa namanya,” ujarnya. Tiga lagi masing-masing ketua RT tempat tinggal korban dan dua tetangganya. Sejauh ini belum ada gambaran, karena korban orang baru di sana. Jadi tidak banyak yang tahu sepak-terjangnya sehari-hari,” kata Sihombing.

Menurut dia, korban baru sekitar empat bulan tinggal di Desa Ladang Peris tersebut. Dia merupakan pendatang, yang bekerja menyadap karet di daerah itu. “Jadi tidak banyak yang tahu latar belakangnya. Ini yang membuat kita kesulitan,” ujarnya.

Sementara itu, informasi yang dikumpulkan Jambi Independent di lapangan menyebutkan, antara korban dan pelaku sudah saling kenal. Sebelum dihabisi, pada malam kejadian, Saluyo (korban) sempat terlibat perkelahian (duel) dengan pelaku. Menurut cerita warga, duel maut yang terjadi sekitar pukul 22.00 WIB Rabu malam itu diduga memang sudah direncanakan korban dan pelaku.

Sebelum kejadian, korban sempat mengunci pintu rumahnya dengan gembok dari luar agar istri dan tiga anaknya tidak keluar. “Perkelahian itu terjadi 500 meter dari bedeng, tempat tinggal korban,” kata warga. Informasi itu juga dibenar Kapolsek Bajubang AKP Sihombing.

Masih cerita warga, saat perkelahian berlangsung, istri korban, Suwarti keluar dari pintu belakang bedeng untuk melihat kondisi suaminya. Kemudian diikuti anak keduanya, perempuan berumur 7 tahun. “Mungkin setelah menghabisi korban, pelaku melihat istri korban. Untuk menghilangkan jejak, lalu istrinya juga dihabisi,” ungkap warga.

Tragisnya lagi, menurut keterangan warga, anak korban melihat langsung saat kedua orangtuanya dihabisi. Namun karena malam itu gelap dan cuaca hujan, bocah perempuan itu tidak mengenali wajah dan ciri-ciri pelaku.

“Menurut cerita dari mulut-ke mulut, anak korban yang perempuan melihat pelaku mencincang orangtuanya. Awalnya dia menyebut kepala bapaknya (Saluyo) dibentur-benturkan ke tanah. Begitu juga ibunya. Tak tahunya dicincang pelaku menggunakan parang. Maklumlah kejadian kan malam,“ jelas warga lagi.

Seperti diberitakan, pembunuhan sadis itu diketahui warga setelah diberitahu anak korban pada Rabu (30/12) jam 08.00 WIB. Saat ditemukan, kondisi kedua korban sangat mengenaskan. Sekujur tubuh korban dipenuhi luka parah.

Kepala Saluyo nyaris hancur terkena sabetan senjata tajam. Pergelangan tangan kanannya nyaris terputus, hanya menyisakan sebagian kulit pembalut tulang. Lalu tangan kiri, punggung, kepala, dan sekujur kakinya juga nyaris putus. Kondisi Suwarti tak kalah mengenaskan. Mulai dari kepala hingga sekujur tubuhnya juga dipenuhi luka-luka menganga.

Menurut keterangan AKP Sihombing, istri dan ketiga anak korban baru tinggal di tengah kebun karet tersebut sejak empat hari menjelang peristiwa malang itu menimpa mereka. Sebelumnya, mereka tinggal di Desa Tangkit, Muarojambi.

“Istrinya ke sana karena anaknya sedang liburan,” katanya.(*/sal)

No comments:

Post a Comment