Tuesday, December 14, 2010

Buruknya Kualitas dan Langkanya Air Berkualitas Di Indonesia

Indonesia, negara yang terletak diantara dua samudra yang sangat besar, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia juga merupakan salah satu negara di dunia yang mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar. Hal ini didukung dengan adanya data bahwa Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet. Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005. Sedangkan sektor industri menyumbang 40,7%, dan sektor pertanian menyumbang 14,0%.

Dari semua SDA yang dimiliki oleh Indonesia, air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat melimpah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia terletak diantara dua samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Seperti yang kita tahu bahwa air merupakan SDA yang bersifat renewable resources atau SDA yang mempunyai kemampuan alam untuk mengadakan pembentukan baru dalam waktu yang relative cepat. Air mempunyai siklus dimana memperbaharui dirinya sendiri maka dari itu air sangat berlimpah. Tapi apakah semua air ini bisa digunakan? Bagaimana kualitasnya?

Pada kenyataannya kondisi air di Indonesia amat sangat memperihatinkan, menurut Ketua Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Irzal, sekarang ini, kualitas air baku kian buruk. Tingkat kekeruhannya bertambah. Kalau kualitas airnya kian rendah, artinya, operator harus mengeluarkan dana lebih besar untuk pembelian bahan kimia penjernih air baku itu.

Apa yang menyebabkan sulitnya menemukan air yang berkualitas?

Hal utama yang menyebabkan air Indonesia berkualitas rendah karena banyak tempat penampungan air Indonesia dijadikan tempat pembuangan sampah sembarangan, hal ini didukung oleh pendapat dari Rhamses Simanjuntak, bahwa tingkat polutan yang berasal a.l. dari bahan detergen, mangan, dan besi yang kian meningkat ketika memasuki musim kemarau berpotensi menyebabkan kenaikan biaya produksi 5%-6%. Tingkat polutan naik, tetapi untungnya jumlah pasokan air baku ke instalasi pengolahan air bersih milik Aetra masih aman dengan kapasitas produksi mencapai sedikitnya 8.200 liter per detik. Rhamses mengungkapkan kapasitas produksi air bersih itu cukup untuk memasok kebutuhan pelanggan Aetra yang berjumlah sekitar 380.000 pelanggan dengan asumsi tingkat konsumsi per jiwa mencapai 50-60 liter per hari. Pasokan air minum dengan asumsi per jiwa mengonsumsi 50-60 liter per hari itu masih belum ideal karena yang ideal setiap jiwa mengonsumsi sekitar 120 liter per hari.

Dengan begitu kita bisa mengetahui bahwa air yang bersih sangat dibutuhkan oleh warga Indonesia, tetapi mempunyai tingkat produksi air bersih yang belum mencukupi kebutuhan warga Indonesia. Indonesia memang suatu negara yang berkelimpahan air tetapi kuranya pengetahuan dan kemampuan untuk mengolah air tersebut menjadi bersih adalah suatu kelemahan. Selain itu orang – orang Indonesia sering membuang sampah sembarangan ke tempat penampungan air, dimana seharusnya tempat penampungan air itu bisa digunakan untuk menampung air dan nantinya bisa diolah menjadi air bersih. Pembuangan limbah pabrik juga merupakan salah satu yang menyebabkan air menjadi kotor. Maka mulai dari sekarang kita sebagai warga Indonesia harus sadar akan pemakaian air kita dan harus sadar untuk tidak membuang sampah di tempat penampungan air supaya air disana bisa diolah menjadi air yang bersih.

No comments:

Post a Comment