Sabtu, 04 Agustus 2012 15:10
PROYEK pembangunan sumur air baku dan pengerukan 
aliran parit yang dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra VI 
mengakibatkan permukaan air turun dan tidak bisa mengaliri lahan sawah. 
Ini mengakibatkan banyak sawah yang ada tidak bisa lagi ditanami padi. 
Akibatnya, lahan sawah tersebut kini telah beralih fungsi menjadi lahan 
sawit.
Terkait permasalahan ini, Kepala BWS Sumatera VI 
Bambang Hidayah mengatakan bahwa pekerjaan membangun atau merehabilitasi
 saluran sekunder, primer dan saluran kolektor termasuk mendirikan pintu
 air, merupakan suatu langkah yang berhasil menurunkan kadar virit di 
lahan-lahan gambut. Sehingga, lahan kembali menjadi normal dan bisa 
diolah menjadi lahan pertanian yang subur dan layak ditanami padi.
Namun
 lain halnya pernyataan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian 
Ahmad Mausul. Menurutnya, hampir rata-rata tiap daerah di Tanjabtim yang
 dilakukan pengerukan aliran parit berdampak pada kekeringan lahan 
sawah. Hal ini, kata dia, dapat dilihat dari sebelum parit dikeruk 
permukaan air dengan muka parit yang mengaliri sawah ketika air pasang 
air masuk ke lahan sawah. 
“Setelah dilakukan 
pengerukan parit yang menggunakan eskalator, menjadikan permukaan air 
menjadi turun karena pengerukan parit yang sangat dalam mengakibatkan 
banyak sawah yang mengalami kekeringan,” jelasnya.
Mengenai
 tindak lanjut proyek pengerjaan, kata dia, saat ini pihaknya telah 
melakukan rapat koordinasi (rakor) yang dihadiri Tim Badan Penelitian 
dan Pengembangan Kementerian Pertanian RI. 
Sementara
 hasil dari pertemuan tersebut, kata Nausul, Bupati Tanjabtim Zumi Zola 
telah mengimbau kepada pihak BWS melakukan koordinasi dalam  
melaksanakan programnya. “Ya, hanya saja pihak BWS Sumatera VI tidak 
hadir, padahal kita sudah mengundang untuk hadir dalam rapat,” katanya. 
Dalam
 hal ini, lanjut Mausul, pihaknya juga sudah memberikan surat imbauan 
tertanggal 27 juni 2012 lalu kepada pihak BWS Sumatra VI, tentang upaya 
perbaikan terhadap beberapa permasalahan yang perlu ditinjaklanjuti. 
“Permasalahan
 mengenai normalisasi atau pemeliharaan saluran parit yang dilakukan 
oleh pihak PU dan Balai yang tidak terintegrasi dengan pengolahan lahan 
dapat mengancam produktivitas lahan tanaman pangan,” cetusnya. 
No comments:
Post a Comment