Tuesday, December 14, 2010

Abrasi Sungai Tamiang Semakin Mengganas

02 November 2010

Aceh tamiang | Sungai Tamiang saat ini kondisinya semakin memprihatinkan. Di samping mengalami pendangkalan pasca banjir 2006 yang lalu, sungai Tamiang juga terus mengalami abrasi hampir di sepanjang sungai dari hulu sampai ke hilir.

Menurut pengamatan Suara Tamiang, senin (01/11) di Dusun Lubuk Sukun Desa Alur Selebu Kecamatan Kejuruan Muda, terdapat hampir 200 meter panjangnya terjadi abrasi dengan lebar mencapai 5 meter, sehingga banyak tanaman kelapa sawit masyarakat yang ikut tumbang dan amblas ke sungai Tamiang.

Menurut Usman AR, salah seorang tokoh masyarakat Tamiang Hulu yang juga bertugas sebagai pemantau lingkungan hidup, bahwa abrasi ini telah terjadi sejak lama pasca banjir 2006 yang lalu, dan akhir-akhir ini semakin mengganas.

Hal ini menurutnya dikarenakan oleh banyak factor yang kemungkinan mempengaruhi, misalnya terjadi pengerukan pasir/kerikil dan pengambilan batu koral secara terus-menerus dan bahkan ada yang illegal, adanya perubahan pola tanam masyarakat dari banyak jenis tanaman menjadi satu jenis tanaman atau monokultur yaitu tanaman kelapa sawit juga sangat berpengaruh dan menyumbang terjadinya abrasi sungai.

Usman mengatakan, kalau abrasi sungai Tamiang dibiarkan terus terjadi tanpa penanganan yang serius dari pemerintah, maka dikhawatirkan akan terus menggerus kawasan perkebunan masyarakat bahkan sampai ke permukiman warga. Dan ini sangat berbahaya dan merugikan bagi warga di samping semakin rusak dan hancurnya sungai Tamiang.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menangani permasalahan abrasi ini, diantaranya melakukan penanaman jenis tanaman yang kuat untuk mengikat tanah disepanjang sungai, misalnya tanaman waru karena tamana ini sangat mudah tumbuhnya atau jenis tanaman lainnya.

Namun hal ini perlu difasilitasi oleh pemerintah kabupaten, karena masyarakat tidak mampu melakukannya dengan swadaya mengingat tingkat abrasi yang terjadi semakin parah. Sedangkan cara lain yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan membangun batu bronjong, namun ini membutuhkan biaya yang sangat besar, demikian menurut Usman(***).

No comments:

Post a Comment