Saturday, December 11, 2010

Fenomena di Mentawai Warga Satu Dusun Selamat dari Tsunami Sabtu, 20 November 2010 | 15:43 WIB AP Photo/Achmad Ibrahim Tsunami meratakan segala yang t

Fenomena di Mentawai
Warga Satu Dusun Selamat dari Tsunami
Sabtu, 20 November 2010 | 15:43 WIB
AP Photo/Achmad Ibrahim
Tsunami meratakan segala yang tegak di sebagian Pulai Pagai, Sumatera Barat, kecuali surau kecil di kawasan tepi pantai ini.

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan orang menjadi korban tsunami yang menyapu wilayah Kepulauan Mentawai belum lama ini. Warga yang menjadi korban umumnya gagal menyelamatkan diri atau bahkan tidak mendapatkan peringatan dini datangnya gelombang raksasa yang menurut analisis, tingginya diperkirakan mencapai 14 meter.

Namun, ada satu dusun di Mentawai yang ternyata seluruh warganya selamat dari bencana. Memang, penghuni dusun tersebut tak banyak. Hanya ada tujuh rumah di sana. Namun, keberhasilan seluruh warga dusun menyelamatkan diri patut menjadi kajian untuk menghadapi ancaman tsunami pada masa mendatang.

Penduduk di Dusun Limosoa di wilayah Pagai Selatan seluruhnya selamat walaupun rumah-rumahnya semua hancur. Tidak ada korban jiwa di dusun itu.
-- Dr Danny Hilman

"Penduduk di Dusun Limosoa di wilayah Pagai Selatan seluruhnya selamat walaupun rumah-rumahnya semua hancur. Tidak ada korban jiwa di dusun itu," kata Dr Danny Hilman, pakar geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam konferensi pers yang diadakan di Gedung Dewan Pertimbangan Presiden, Jakarta, Jumat (19/11/2010).

Danny mengatakan bahwa pendidikan tentang gempa bumi dan potensinya memang sangat penting disebarkan di masyarakat. Para penduduk tersebut selamat berkat adanya pemahaman tentang gempa. Di dusun tersebut, terjadi transfer pengetahuan yang baik antara anak-anak dan orang tua. Anak-anak yang mendapat pengertian yang baik tentang gempa dari sekolah memberitahukan kepada orang tua.

"Orang tua mengerti tentang gempa justru dari anak-anaknya. Sementara itu, anak-anak sendiri mendapatkan pendidikan dari sekolah," kata Hilman. Dengan demikian, saat gempa terasa, seluruh penduduk buru-buru menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi untuk mengantisipasi tsunami.

Apa yang terjadi di dusun ini, menurut Danny, bisa menjadi contoh yang baik untuk daerah lain. Dari pengalaman tersebut, ia mengatakan bahwa pendidikan tentang gempa dan tsunami sudah menjadi hal yang mutlak. Pemahaman yang baik tentang gempa dan tsunami mampu menyelamatkan masyarakat dari bencana.

Sabtu, 20 November 2010
AP Photo/Achmad Ibrahim
Tsunami meratakan segala yang tegak di sebagian Pulai Pagai, Sumatera Barat, kecuali surau kecil di kawasan tepi pantai ini.

JAKARTA, — Ratusan orang menjadi korban tsunami yang menyapu wilayah Kepulauan Mentawai belum lama ini. Warga yang menjadi korban umumnya gagal menyelamatkan diri atau bahkan tidak mendapatkan peringatan dini datangnya gelombang raksasa yang menurut analisis, tingginya diperkirakan mencapai 14 meter.

Namun, ada satu dusun di Mentawai yang ternyata seluruh warganya selamat dari bencana. Memang, penghuni dusun tersebut tak banyak. Hanya ada tujuh rumah di sana. Namun, keberhasilan seluruh warga dusun menyelamatkan diri patut menjadi kajian untuk menghadapi ancaman tsunami pada masa mendatang.


Penduduk di Dusun Limosoa di wilayah Pagai Selatan seluruhnya selamat walaupun rumah-rumahnya semua hancur. Tidak ada korban jiwa di dusun itu.
-- Dr Danny Hilman

"Penduduk di Dusun Limosoa di wilayah Pagai Selatan seluruhnya selamat walaupun rumah-rumahnya semua hancur. Tidak ada korban jiwa di dusun itu," kata Dr Danny Hilman, pakar geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam konferensi pers yang diadakan di Gedung Dewan Pertimbangan Presiden, Jakarta, Jumat (19/11/2010).

Danny mengatakan bahwa pendidikan tentang gempa bumi dan potensinya memang sangat penting disebarkan di masyarakat. Para penduduk tersebut selamat berkat adanya pemahaman tentang gempa. Di dusun tersebut, terjadi transfer pengetahuan yang baik antara anak-anak dan orang tua. Anak-anak yang mendapat pengertian yang baik tentang gempa dari sekolah memberitahukan kepada orang tua.

"Orang tua mengerti tentang gempa justru dari anak-anaknya. Sementara itu, anak-anak sendiri mendapatkan pendidikan dari sekolah," kata Hilman. Dengan demikian, saat gempa terasa, seluruh penduduk buru-buru menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi untuk mengantisipasi tsunami.

Apa yang terjadi di dusun ini, menurut Danny, bisa menjadi contoh yang baik untuk daerah lain. Dari pengalaman tersebut, ia mengatakan bahwa pendidikan tentang gempa dan tsunami sudah menjadi hal yang mutlak. Pemahaman yang baik tentang gempa dan tsunami mampu menyelamatkan masyarakat dari bencana.

No comments:

Post a Comment