Saturday, January 16, 2010

Masyarakat Medan Curigai Minyak Tanah Dicampur Solar

Januari 17th, 2010

Medan (SIB)
Masyarakat di Medan dan sekitarnya mencurigai pemasaran minyak tanah dicampur solar yang dilakukan oleh para penjual minyak tanah keliling, karena warnanya hitam pekat.
“Minyak tanah yang kami pergunakan untuk memasak dengan kompor mengepulkan asap hitam dan sumbu kompor sebentar saja habis, kami curiga dicampur solar atau oli bekas,” ungkap dua ibu rumah tangga, Suyetni dan Muliani di Medan, Sabtu.
Kedua warga Simpang Limun Medan itu, menyatakan mereka membeli minyak tanah dari penjual eceran keliling dengan harga Rp 7.500 per liter, tetapi warna minyak tanah yang dijual tidak seperti biasanya agak biru dan ungu bersih.
Pengalaman yang sama juga disampaikan sejumlah ibu rumah tangga di Desa Bandar Khalipah Tembung pinggiran Kota Medan. Selain itu, warga juga mengeluh sulitnya mendapatkan minyak tanah bersubsidi di pangkalan.
“Kalau pun ada penjual minyak tanah keliling menjualnya dengan harga Rp7.500 hingga Rp 8.000 per liter, jauh lebih mahal dari minyak solar, premium atau pertamax,” kata Lina, warga Jalan Medan-Bandar Khalipah.
Para warga itu menyatakan cukup menderita dengan sulitnya mendapatkan minyak tanah, apalagi di daerah itu kini setiap hari listrik padam.
Minyak tanah tidak hanya untuk kompor memasak, tetapi juga untuk penerangan atau lampu teplok sebab setiap malam listrik padam, tutur warga tersebut.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara minta pihak Pertamina Regional I Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) menunda penarikan atau distribusi minyak tanah bersubsidi di lima kabupaten/kota (Medan, Deli Serdang, Langkat, Binjai dan Serdang Bedagai).
Pihak Pertamina juga minta kepolisian menangkap para pengoplos minyak tanah yang kedapatan melakukan kecurangan dan merugikan masyarakat. (Ant/h)

No comments:

Post a Comment