Monday, October 12, 2009

air pasang laut yang menjadi langganan di kawasan Belawan diduga akibat semangkin maraknya aksi perambahan hutan bakau serta lahan konservasi



BELAWAN :Msi
Nasib warga di kawasan Belawan sepertinya ditakdirkan untuk senantiasa menghadapi kondisi lingkungan yang menyebalkan, menyusul banjir pasang air laut dengan kedalaman berpariasi antara 30 Cm hingga 50 Cm senantiasa melanda kawasan pesisir tersebut.
Parahnya, dari tahun ketahun banjir pasang yang sempat menganggu aktivitas warga seakan tak kunjung teratasi pihak Pemko Medan maupun pihak lainnya sehingga warga sekitar Belawan sudah tak guna heran lagi dengan hadirnya banjir pasang yang melanda tak kenal waktu baik dikala siang maupun malam hari.
“Kalau masalah rumah terendam air pasang sampai terkadang ular dan kepiting masuk kedalam rumah itu sudah biasa bang, tapi yang kami takutkan kalau dirumah kami tak ada sebutir beras pun, itu yang luar biasa,”keluh Tono Geng (40) warga Blok B Sicanang Belawan yang didampingi Armen (38) warga Belawan.
Dari hasil pengamatan berita di lapangan, Sabtu (10/10) pagi tampak ribuan rumah milik warga terendam air asin yang mudah berkarat tersebut meski begitu sejumlah tukang becak di kawasan Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia dan Kelurahan Belawan I tetap nekad mencari nafkah diatas air pasang laut tersebut.
Disebutkan sumber, pasang air laut yang kian merambah ke badan jalan maupun ke dalam rumah akibat aksi perambahan hutan bakau hingga kini tak terjamah hukum ditambah lagi maraknya aksi pengundulan hutan Mangrove (Bakau) yang merupakan lahan konservasi dijadikan sebagai areal tambak seperti yang tampak di sekitar kawasan hutan bakau di Kecamatan Medan belawan (gus)

No comments:

Post a Comment